Puluhan Pedagang Tolak Direlokasi
Pedagang khawatir tidak ada pembeli yang mampir ke jembatan gantung.
Pembangunan RTH Eks Terminal Kampung Tinggi
SINGARAJA, NusaBali
21 pedagang pada lokasi eks Terminal Kampung Tinggi, Kelurahan Kampung Baru, Singaraja, menolak direlokasi. Masalahnya tempat penampungan sementara bagi pedagang dianggap tidak layak atau kurang representatif.
Informasi dihimpun di lapangan, rencana relokasi puluhan pedagang itu menyusul dimulainya proyek pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) pada eks terminal itu. Semula puluhan pedagang itu akan direlokasi ke jembatan gantung – jembatan peninggalan Belanda di atas Tukad (sungai) Buleleng, beberapa meter arah dari eks Terminal Kampung Tinggi. Jembatan gantung ini memang tidak difungsikan – selain sebagi bangunan sejarah, karena sudah ada jembatan yang cukup lebar di sebelahnya.
Namun, rencana itu ditentang pedagang karena tempatnya dianggap tidak layak atau kurang representatif. Pedagang khawatir tidak ada pembeli yang mampir ke jembatan gantung. “Katanya sekarang dibatalkan, karena siapa yang mau belanja ke sana (jembatan gantung, Red), makanya pedagang tidak ada yang mau dipindah,” kata warga.
Sementara itu, Dirut PD Pasar Kabupaten Buleleng, Putu Gede Satwikayadnya, dikonfirmasi Rabu (17/8), mengatakan pihaknya telah mencarikan solusi terhadap persoalan relokasi pedagang eks Terminal Kampung Tinggi. Solusi itu, pedagang tetap berjualan di eks terminal itu. Polanya, proyek akan dimulai dari sisi timur, sedangkan pedagang diberikan berjualan di sisi barat. Setelah pekerjaan proyek rampung di sisi timur, pedagang pindah ke timur, dan pekerjaan proyek dilanjutkan ke sisi barat. Solusi itu telah dikoordinasikan dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Buleleng sebagai pemilik kegiatan RTH. “Memang tidak ada tempat sementara untuk tampung para pedagang. Dari pada menghambat pekerjaan proyek, kami bicarakan solusi dan pihak DKP dan rekanan sudah sepakat, termasuk pedagang juga sudah terima,” terangnya.
Eks Terminal Kampung Tinggi akan dijadikan RTH dan pusat kuliner khas Buleleng. Terminal ini sudah cukup lama tidak berfungsi. Pihak Dinas Perhubungan Buleleng yang mengelola aset terminal itu juga telah menyerahkan aset tersebut ke Pemkab Buleleng.
Menurut Dirut PD Pasar Buleleng Satwikayadnya, jika nanti RTH dan stan kuliner sudah selesai, seluruh pedagang eks Terminal Kampung Tinggi yang teregistrasi 21 orang akan diutamakan berjualan. Rinciannya ada 11 pedagang dibawah los sejak lama, dan 20 pedagang yang selama ini jualan pakai rombong. “Keadaan ini sudah kami sosialisasikan dan sudah diterima oleh pedagang dan pertimbangan lokasi, kami tetapkan tidak ada penambahan pedagang baru. Kami tidak ingin setelah RTH dan stan kuliner itu jadi, kemudian ada pedagag baru ini akan membuat persoalan baru,” tegasnya. * k19
SINGARAJA, NusaBali
21 pedagang pada lokasi eks Terminal Kampung Tinggi, Kelurahan Kampung Baru, Singaraja, menolak direlokasi. Masalahnya tempat penampungan sementara bagi pedagang dianggap tidak layak atau kurang representatif.
Informasi dihimpun di lapangan, rencana relokasi puluhan pedagang itu menyusul dimulainya proyek pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) pada eks terminal itu. Semula puluhan pedagang itu akan direlokasi ke jembatan gantung – jembatan peninggalan Belanda di atas Tukad (sungai) Buleleng, beberapa meter arah dari eks Terminal Kampung Tinggi. Jembatan gantung ini memang tidak difungsikan – selain sebagi bangunan sejarah, karena sudah ada jembatan yang cukup lebar di sebelahnya.
Namun, rencana itu ditentang pedagang karena tempatnya dianggap tidak layak atau kurang representatif. Pedagang khawatir tidak ada pembeli yang mampir ke jembatan gantung. “Katanya sekarang dibatalkan, karena siapa yang mau belanja ke sana (jembatan gantung, Red), makanya pedagang tidak ada yang mau dipindah,” kata warga.
Sementara itu, Dirut PD Pasar Kabupaten Buleleng, Putu Gede Satwikayadnya, dikonfirmasi Rabu (17/8), mengatakan pihaknya telah mencarikan solusi terhadap persoalan relokasi pedagang eks Terminal Kampung Tinggi. Solusi itu, pedagang tetap berjualan di eks terminal itu. Polanya, proyek akan dimulai dari sisi timur, sedangkan pedagang diberikan berjualan di sisi barat. Setelah pekerjaan proyek rampung di sisi timur, pedagang pindah ke timur, dan pekerjaan proyek dilanjutkan ke sisi barat. Solusi itu telah dikoordinasikan dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Buleleng sebagai pemilik kegiatan RTH. “Memang tidak ada tempat sementara untuk tampung para pedagang. Dari pada menghambat pekerjaan proyek, kami bicarakan solusi dan pihak DKP dan rekanan sudah sepakat, termasuk pedagang juga sudah terima,” terangnya.
Eks Terminal Kampung Tinggi akan dijadikan RTH dan pusat kuliner khas Buleleng. Terminal ini sudah cukup lama tidak berfungsi. Pihak Dinas Perhubungan Buleleng yang mengelola aset terminal itu juga telah menyerahkan aset tersebut ke Pemkab Buleleng.
Menurut Dirut PD Pasar Buleleng Satwikayadnya, jika nanti RTH dan stan kuliner sudah selesai, seluruh pedagang eks Terminal Kampung Tinggi yang teregistrasi 21 orang akan diutamakan berjualan. Rinciannya ada 11 pedagang dibawah los sejak lama, dan 20 pedagang yang selama ini jualan pakai rombong. “Keadaan ini sudah kami sosialisasikan dan sudah diterima oleh pedagang dan pertimbangan lokasi, kami tetapkan tidak ada penambahan pedagang baru. Kami tidak ingin setelah RTH dan stan kuliner itu jadi, kemudian ada pedagag baru ini akan membuat persoalan baru,” tegasnya. * k19
Komentar