Masih Banjir Undangan Masyarakat, Terkadang Juga Malianin
Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat Pasca Pensiun dari Panggung Politik Senayan
Cok Rat mengaku banyak partai yang menawarinya gabung untuk maju tarung ke Pileg 2024. Namun, karena merasa sudah kalah umur, sesepuh PDIP ini pilih istirahat saja
DENPASAR, NusaBali
Siapa tidak kenal nama Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, 76, politisi sepuh yang kenyang asam garam politik di Bali dan nasional. Meski sudah tak lagi pegang jabatan struktural partai (PDIP) dan legislatif, tokoh berusia 76 tahun dari Puri Satria, Denpasar ini ternyata masih aktif turun ke masyarakat. Politisi yang baru purna tugas sebagai anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019 ini masih banjir undangan masyarakat, bahkan terkadang malianin.
Saat ditemui NusaBali di kediamannya di Puri Satria, Desa Dangin Puri Kauh, Ke-camatan Denpasar Utara, Sabtu (29/2) sore, Cok Rat tampak masih bugar. Mengenakan sarung dan kaos oblong, mantan Ketua DPD PDIP Bali dua periode (2005-2010, 2010-2015) ini sedang asyik membaca koran. Tentunya dia baca koran untuk mengikuti perkembangan politik di Bali, terlebih jelang pelaksanaan Pilkada 2020 di 6 kabupaten/kota.
"Nyen kuat calon ne di Pilkada jani? Wartawan malu takonang, kan prediksi wartawan biasane sai ngenen, koran ne lais (Siapa kandidat kuat calon di Pilkada sekarang? Wartawan saya tanya dulu, karena prediksinya sering tepat, korannya laris, Red)," tanya Cok Rat mengawali perbincangan dengan NusaBali.
Cok Rat ternyata masih intens mengikuti perkembangan politik di setiap event Pemilu. Bahkan, Cok Rat sampai saat ini masih kerap didatangi kader-kader elite dari PDIP yang ingin minta restu. Banyak juga kandidat dari non PDIP yang akan maju ke Pilkada Denpasar 2020 meminta restu kepada Cok rat.
"Saya sudah pensiun. Tapi, ada yang datang, saya nggak bisa menolak. Mereka minta dukungan, restu, adah kenyel (capek). Namanya kita berteman, bersaudara, ya sebatas mendukung dan berdoa kan nggak apa-apa," kelakar mantan Bupati Badung 2000-2005 ini.
Selain masih banjir kehadiran politisi ke kediamannya, Cok Rat juga tetap rajin memenuhi undangan masyarakat. Saat ditemui NusaBali sore itu, Cok Rat tampak melingkari kalender Bali, kemudian mencatat di papan tulis supaya lebih gampang mengingat agenda undangan dari berbahai pelosok Bali yang harus dihadirinya. "Tiap hari ada saja undangan. Bisa sampai 4 kali sehari undangan masyarakat. Mileh-mileh (ke mana-mana), sampai ke Jembrana," cerita kakak dari mantan Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngura Puspayoga ini.
Undangan tersebut, kata Cok Rat, sebagian besar dari kader PDIP, sebagian lagi mantan temannya di DPRD Bali dari parpol lain. "Kalau undangan di luar Bali ada juga, tapi jarang saya hadiri. Di Bali saja sudah padat," kilah mantan Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.
Menurut tokoh sepuh kelahiran Denpasar, 2 November 1944 ini, kesibukan dirinya pasca pensiun dari Senayan sebagai anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019, justru lebih padat ketimbang sebelumnya. Selain memenuhi undangan masyarakat di akar rumput, Cok Rat juga sering menggelar kegiatan budaya. "Pekan lalu saya gelar parade budaya Debus, melibatkan teman-teman dari Banten. Seru juga, pakai hiburan," papar suami dari Ida Ayu Manik, mantan Kepala Inspektorat Kabupaten Badung ini.
Bukan cuma itu, Cok Rat juga aktif malianin alias melayani masyarakat untuk pengobatan alternatif dan tradisional. Cok Rat mengaku tidak pernah belajar secara khusus untuk metode pengobatan tradisional dan alternatif. "Ah, otodidak. Balian juga tidak. Nah, nawang bedik (tahu sedikit). Pakai doa saja, orangnya sembuh. Mereka yang sembuh datang lagi bawa temannya yang sakit. Saya kasi tahu obatnya, eh sembuh juga. Semuanya Gratis," ujar Cok Rat sambil terkekeh.
Apa tidak ada lagi keinginan terjun ke politik di Pileg 2024 mendatang? "Aduh.., kalah umur. Kalau mau maju sih gampang saja. Banyak partai nyari dan menawari saya. Tapi, saya nggak mau. Istirahat-lah, tapi tetap bisa melayani masyarakat, sambil ngobrol sama wartawan. Kapan-kapan ada waktu kamu ke sini (Puri Satria) main catur lagi sama saya," ajak Cok Rat.
Cok Rat sendiri adalah politisi kawakan yang kenyang pengalaman malang melintang di dunia politik. Cok Rat sudah berpartai ketika era Orde Lama yakni lewat PNIM. Ketika PNIM berfusi menjadi PDI, Cok Rat bersama almarhum ayahnya, Cokorda Sayoga, aktif di kepengurusan PDI Badung (saat Denpasar dan Badung masih satu wilayah).
Sampai akhirnya PDI berubah menjadi PDI Perjuangan (PDIP) tahun 1999, Cok Rat memegang sejumlah jabatan penting. Semua masyakat di Bali tahu Puri Satria adalah salah satu roh PDIP.
Cok Rat pernah menjadi anggota Fraksi PDI DPRD Bali (1987-1992, 1992-1997), sebelum dipercaya PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri menjadi Bupati Badung 2000-2005. Sempat jeda 4 tahun, Cok Rat kembali maju tarung berebut kursi DPRD Bali dari PDIP Dapil Denpasar di Pileg 2009. Sebagai Ketua DPD PDIP Bali saat itu, Cok Rat lolos ke kursi legislatif dan otomatis menjadi Ketua DPRD Bali 2009-2014.
Dalam Pileg 2014, Cok Rat kembali tarung ke Senayan sebagai calon DPD RI Dapil Bali. Uniknya, meskipun jarang kampanye dan sosialisasi, Cok Rat tetap saja lolos ke Senayan sebagai anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019. Saat itu, Cok Rat selaku new comer lolos ke Senayan bersama Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (new comer), Kadek Lolak Arimbawa (incmbent), dan Gede Pasek Suardika (semi incumbent, karena sebelumnya duduk di DPR RI Dapil Bali).
Dalam Pileg 2019, Cok Rat yang pegang jabatan Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) PDIP Bali kembali bertarung berebut kursi DPD RI Dapil Bali 2019-2024. Sayangnya, Cok rat selaku calon incumbent gagal lolos ke Senayan. Cok Rat kalah bersaing dengan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (incumbent), Made Mangku Pastika (new comer), Anak Agung Gde Agung (new comer), dan Bambang Santoso (new comer). *nat
Siapa tidak kenal nama Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, 76, politisi sepuh yang kenyang asam garam politik di Bali dan nasional. Meski sudah tak lagi pegang jabatan struktural partai (PDIP) dan legislatif, tokoh berusia 76 tahun dari Puri Satria, Denpasar ini ternyata masih aktif turun ke masyarakat. Politisi yang baru purna tugas sebagai anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019 ini masih banjir undangan masyarakat, bahkan terkadang malianin.
Saat ditemui NusaBali di kediamannya di Puri Satria, Desa Dangin Puri Kauh, Ke-camatan Denpasar Utara, Sabtu (29/2) sore, Cok Rat tampak masih bugar. Mengenakan sarung dan kaos oblong, mantan Ketua DPD PDIP Bali dua periode (2005-2010, 2010-2015) ini sedang asyik membaca koran. Tentunya dia baca koran untuk mengikuti perkembangan politik di Bali, terlebih jelang pelaksanaan Pilkada 2020 di 6 kabupaten/kota.
"Nyen kuat calon ne di Pilkada jani? Wartawan malu takonang, kan prediksi wartawan biasane sai ngenen, koran ne lais (Siapa kandidat kuat calon di Pilkada sekarang? Wartawan saya tanya dulu, karena prediksinya sering tepat, korannya laris, Red)," tanya Cok Rat mengawali perbincangan dengan NusaBali.
Cok Rat ternyata masih intens mengikuti perkembangan politik di setiap event Pemilu. Bahkan, Cok Rat sampai saat ini masih kerap didatangi kader-kader elite dari PDIP yang ingin minta restu. Banyak juga kandidat dari non PDIP yang akan maju ke Pilkada Denpasar 2020 meminta restu kepada Cok rat.
"Saya sudah pensiun. Tapi, ada yang datang, saya nggak bisa menolak. Mereka minta dukungan, restu, adah kenyel (capek). Namanya kita berteman, bersaudara, ya sebatas mendukung dan berdoa kan nggak apa-apa," kelakar mantan Bupati Badung 2000-2005 ini.
Selain masih banjir kehadiran politisi ke kediamannya, Cok Rat juga tetap rajin memenuhi undangan masyarakat. Saat ditemui NusaBali sore itu, Cok Rat tampak melingkari kalender Bali, kemudian mencatat di papan tulis supaya lebih gampang mengingat agenda undangan dari berbahai pelosok Bali yang harus dihadirinya. "Tiap hari ada saja undangan. Bisa sampai 4 kali sehari undangan masyarakat. Mileh-mileh (ke mana-mana), sampai ke Jembrana," cerita kakak dari mantan Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngura Puspayoga ini.
Undangan tersebut, kata Cok Rat, sebagian besar dari kader PDIP, sebagian lagi mantan temannya di DPRD Bali dari parpol lain. "Kalau undangan di luar Bali ada juga, tapi jarang saya hadiri. Di Bali saja sudah padat," kilah mantan Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.
Menurut tokoh sepuh kelahiran Denpasar, 2 November 1944 ini, kesibukan dirinya pasca pensiun dari Senayan sebagai anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019, justru lebih padat ketimbang sebelumnya. Selain memenuhi undangan masyarakat di akar rumput, Cok Rat juga sering menggelar kegiatan budaya. "Pekan lalu saya gelar parade budaya Debus, melibatkan teman-teman dari Banten. Seru juga, pakai hiburan," papar suami dari Ida Ayu Manik, mantan Kepala Inspektorat Kabupaten Badung ini.
Bukan cuma itu, Cok Rat juga aktif malianin alias melayani masyarakat untuk pengobatan alternatif dan tradisional. Cok Rat mengaku tidak pernah belajar secara khusus untuk metode pengobatan tradisional dan alternatif. "Ah, otodidak. Balian juga tidak. Nah, nawang bedik (tahu sedikit). Pakai doa saja, orangnya sembuh. Mereka yang sembuh datang lagi bawa temannya yang sakit. Saya kasi tahu obatnya, eh sembuh juga. Semuanya Gratis," ujar Cok Rat sambil terkekeh.
Apa tidak ada lagi keinginan terjun ke politik di Pileg 2024 mendatang? "Aduh.., kalah umur. Kalau mau maju sih gampang saja. Banyak partai nyari dan menawari saya. Tapi, saya nggak mau. Istirahat-lah, tapi tetap bisa melayani masyarakat, sambil ngobrol sama wartawan. Kapan-kapan ada waktu kamu ke sini (Puri Satria) main catur lagi sama saya," ajak Cok Rat.
Cok Rat sendiri adalah politisi kawakan yang kenyang pengalaman malang melintang di dunia politik. Cok Rat sudah berpartai ketika era Orde Lama yakni lewat PNIM. Ketika PNIM berfusi menjadi PDI, Cok Rat bersama almarhum ayahnya, Cokorda Sayoga, aktif di kepengurusan PDI Badung (saat Denpasar dan Badung masih satu wilayah).
Sampai akhirnya PDI berubah menjadi PDI Perjuangan (PDIP) tahun 1999, Cok Rat memegang sejumlah jabatan penting. Semua masyakat di Bali tahu Puri Satria adalah salah satu roh PDIP.
Cok Rat pernah menjadi anggota Fraksi PDI DPRD Bali (1987-1992, 1992-1997), sebelum dipercaya PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri menjadi Bupati Badung 2000-2005. Sempat jeda 4 tahun, Cok Rat kembali maju tarung berebut kursi DPRD Bali dari PDIP Dapil Denpasar di Pileg 2009. Sebagai Ketua DPD PDIP Bali saat itu, Cok Rat lolos ke kursi legislatif dan otomatis menjadi Ketua DPRD Bali 2009-2014.
Dalam Pileg 2014, Cok Rat kembali tarung ke Senayan sebagai calon DPD RI Dapil Bali. Uniknya, meskipun jarang kampanye dan sosialisasi, Cok Rat tetap saja lolos ke Senayan sebagai anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019. Saat itu, Cok Rat selaku new comer lolos ke Senayan bersama Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (new comer), Kadek Lolak Arimbawa (incmbent), dan Gede Pasek Suardika (semi incumbent, karena sebelumnya duduk di DPR RI Dapil Bali).
Dalam Pileg 2019, Cok Rat yang pegang jabatan Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) PDIP Bali kembali bertarung berebut kursi DPD RI Dapil Bali 2019-2024. Sayangnya, Cok rat selaku calon incumbent gagal lolos ke Senayan. Cok Rat kalah bersaing dengan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (incumbent), Made Mangku Pastika (new comer), Anak Agung Gde Agung (new comer), dan Bambang Santoso (new comer). *nat
1
Komentar