350 Bonsai Adu Cantik di Buleleng
Selain menampilkan bonsai-bonsai para pemula, ada juga bonsai usia 30 hingga 50 tahun yang harganya mencapai Rp 400 jutaan.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 350 bonsai cantik, terjejer di halaman Gedung Kesenian Gde Manik, Buleleng, Jumat (6/3/2020). Ratusan bonsai berbagai jenis itu tak hanya berasal dari Bali tetapi ada juga dari Jogjakarta, Madura dan Surabaya. Bahkan diklaim ada bonsai yang bandrolnya mendekati setengah miliar rupiah!
Kontes bonsai nasional ini serangkaian dengan HUT Kota Singaraja ke-415. “Kontes bonsai ini mewadahi penggemar dan penghobi bonsai yang tergabung dalam organisasi Penggemar Bonsai Indonesia (PBI) Kabupaten Buleleng dengan jumlah anggota yang cukup banyak,” kata Ketua Panitia Kontes Bonsai, Made Sueca.
Kontes bonsai ini pun menghadirkan empat kelas bonsai, mulai dari kelas prospek yang merupakan tanaman bonsai baru, kelas regional, kelas madya hingga kelas utama yang tak diragukan lagi kualitas dan harganya. “Pengelompokan kelas ini sesuai dengan umurnya, kalau yang utama itu kelas bonsai yang sudah mapan, rata-rata berumur 30-50 tahun di pot. Yang kelas utama ini juga kumpulan bonsai termahal kisaran Rp 300-400 juta,” ujar Sueca.
Sedangkan dari 350 bonsai yang mengikuti kontes ada 60 jenis tanaman bonsai dari 90 yang ada di Indonesia. Mulai dari jenis sentigi, kopikta, kimeng, anti putri, fikus dan yang lainnya. Sueca yang juga pengurus PBI Buleleng dengan pelaksanaan kontes ini ingin memberikan peluang bagi penghobi dan penggemar bonsai untuk menampilkan tanaman hasil peliharaannya dengan teknis dan seni tertentu. “Dengan keterlibatan penggemar bonsai yang masih pemula juga ingin kami sampaikan pesan kelestarian alam dengan menyayangi tanaman dengan membuat miniatur hutan di rumah memakai pot,” ungkap dia.
Usai penjurian kontes bonsai, juga akan dilangsungkan pameran dibuka untuk umum dari tanggal 8-13 Maret. Sementara itu penggemar bonsai militan Made Sukapta asal Kabupaten Tabanan mengatakan memelihara bonsai merupakan cara lain menikmati keindahan alam di rumah. Menjadi penggemar bonsai menurutnya perlu kepiawaian dan kesabaran untuk menghasilkan tanaman bonsai yang indah dengan bentuk lekuk ranting, pangkal pohon hingga bentukan pohon secara keseluruhan. Dia yang sudah menyelami dunia bonsai dua dekade terakhir menjelaskan untuk membentuk dan menjadikan bonsai yang bagus dan indah perlu waktu belasan tahun dengan perawatan yang intens.
“Kepuasan penggemar bonsai selain dari segi bisnis, yang bisa menghidupi sejumlah pengusaha dari pemburu dongkelan tanaman bonsai di hutan, trainer, properti, ada kepuasan tersendiri saat melihat bonsai sudah berhasil. Yang terpenting bisa digunakan terapi dengan melihat keindahan alam mellaui tanaman pot ini,” jelas penghobi bonsai yang akrab di sapa Bimbo ini.
Saat ini koleksi bonsainya sudah mencapai ratusan pohon. Hanya saja untuk menjadi seorang penggemar sebenarnya mampu mengatasi 15 pohon bonsai dengan ketekunan dan kepiawaian pemeliharaan. Seiring perkembangan dunia bonsai saat ini ada satu tanaman jenis sentigi yang mulai dilindungi karena keberadaannya sudah langka. Dengan kondisi ini, penggemar bonsai mulai melakukan budidaya tanaman yang sudah tidak bisa didongkel dan diburu kembali batangnya yang hampir mati atau sudah merayap di tanah. Selain juga tengah berkembang informasi pemeliharaan dan budidaya tanaman bonsai dengan teknologi terbarukan untuk pohon-pohon yang sudah dilindungi.*k23
Kontes bonsai nasional ini serangkaian dengan HUT Kota Singaraja ke-415. “Kontes bonsai ini mewadahi penggemar dan penghobi bonsai yang tergabung dalam organisasi Penggemar Bonsai Indonesia (PBI) Kabupaten Buleleng dengan jumlah anggota yang cukup banyak,” kata Ketua Panitia Kontes Bonsai, Made Sueca.
Kontes bonsai ini pun menghadirkan empat kelas bonsai, mulai dari kelas prospek yang merupakan tanaman bonsai baru, kelas regional, kelas madya hingga kelas utama yang tak diragukan lagi kualitas dan harganya. “Pengelompokan kelas ini sesuai dengan umurnya, kalau yang utama itu kelas bonsai yang sudah mapan, rata-rata berumur 30-50 tahun di pot. Yang kelas utama ini juga kumpulan bonsai termahal kisaran Rp 300-400 juta,” ujar Sueca.
Sedangkan dari 350 bonsai yang mengikuti kontes ada 60 jenis tanaman bonsai dari 90 yang ada di Indonesia. Mulai dari jenis sentigi, kopikta, kimeng, anti putri, fikus dan yang lainnya. Sueca yang juga pengurus PBI Buleleng dengan pelaksanaan kontes ini ingin memberikan peluang bagi penghobi dan penggemar bonsai untuk menampilkan tanaman hasil peliharaannya dengan teknis dan seni tertentu. “Dengan keterlibatan penggemar bonsai yang masih pemula juga ingin kami sampaikan pesan kelestarian alam dengan menyayangi tanaman dengan membuat miniatur hutan di rumah memakai pot,” ungkap dia.
Usai penjurian kontes bonsai, juga akan dilangsungkan pameran dibuka untuk umum dari tanggal 8-13 Maret. Sementara itu penggemar bonsai militan Made Sukapta asal Kabupaten Tabanan mengatakan memelihara bonsai merupakan cara lain menikmati keindahan alam di rumah. Menjadi penggemar bonsai menurutnya perlu kepiawaian dan kesabaran untuk menghasilkan tanaman bonsai yang indah dengan bentuk lekuk ranting, pangkal pohon hingga bentukan pohon secara keseluruhan. Dia yang sudah menyelami dunia bonsai dua dekade terakhir menjelaskan untuk membentuk dan menjadikan bonsai yang bagus dan indah perlu waktu belasan tahun dengan perawatan yang intens.
“Kepuasan penggemar bonsai selain dari segi bisnis, yang bisa menghidupi sejumlah pengusaha dari pemburu dongkelan tanaman bonsai di hutan, trainer, properti, ada kepuasan tersendiri saat melihat bonsai sudah berhasil. Yang terpenting bisa digunakan terapi dengan melihat keindahan alam mellaui tanaman pot ini,” jelas penghobi bonsai yang akrab di sapa Bimbo ini.
Saat ini koleksi bonsainya sudah mencapai ratusan pohon. Hanya saja untuk menjadi seorang penggemar sebenarnya mampu mengatasi 15 pohon bonsai dengan ketekunan dan kepiawaian pemeliharaan. Seiring perkembangan dunia bonsai saat ini ada satu tanaman jenis sentigi yang mulai dilindungi karena keberadaannya sudah langka. Dengan kondisi ini, penggemar bonsai mulai melakukan budidaya tanaman yang sudah tidak bisa didongkel dan diburu kembali batangnya yang hampir mati atau sudah merayap di tanah. Selain juga tengah berkembang informasi pemeliharaan dan budidaya tanaman bonsai dengan teknologi terbarukan untuk pohon-pohon yang sudah dilindungi.*k23
Komentar