Babi Grubug di Tabanan Tembus 3.602 Ekor
TABANAN, NusaBali
Kematian babi secara massal atau grubug di Tabanan terus meningkat. Dari sebelumnya yang hanya ratusan, kini tembus 3.602 ekor.
Angka ini diprediksi akan bertambah karena kasus kematian babi masih terus terjadi. Kasi Keswan Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Tabanan Drh Ni Nengah Pipin Windari, seiizin Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana mengatakan, kematian babi sampai saat ini masih terus terjadi. Dia setiap hari masih terus menerima laporan dari peternak.
Sejak 10 Januari - 5 Maret 2020, total babi mati di Tabanan mencapai 3.602 ekor. “Ini yang baru terdata dan melaporkan, dan kemungkinan masih banyak peternak yang enggan melapor,” ungkapnya, Jumat (6/3).
Dinas Pertanian Tabanan telah memberikan bantuan kepada peternak berupa kaporit 150 kilogrgam dan Bezalkonium Chloride (BKC) 160 liter. Bantuan itu diberikan oleh perusahaan swasta.
Menurut Pipin, bantuan telah diberikan langsung, Rabu (4/3), ke Puskeswan di kecamatan. Di Tabanan ada tiga Puskeswan yang menjadi perpanjangan tangan Dinas Pertanian yakni Puskeswan 1 di Baturiti mewilayahi Kecamatan Baturiti, Penebel, dan Marga. Puskeswan 2 di Sanggulan, Kecamatan Kediri mewilayahi Kecamatan Kediri dan Kerambitan, dan Puskeswan 3 di Serampingan, Kecamatan Selemadeg Timur, mewilayahi Kecamatan Selemadeg Timur, Selemadeg, Selemadeg Barat, dan Pupuan.
Dia mengakau pembagian disinfektan tersebut masih sangat kurang. Dia berharap bantuan dari APBD Tabanan segera terwujud. Dinas Pertanian sedang mengajukan 1.200 disinfektan. “Jadi pembagian memang tidak cukup, kita fokuskan pemberian pada peternak yang memiliki babi masih hidup,” jelasnya.
Sementara itu, pembagian disinfektan tersebut dikeluhkan oleh peternak. Pasalnya tiap kecamatan hanya memperoleh jatah 25 liter padahal harus dibagi ke berbagai desa. Dengan 25 liter itu asumsi 1 peternak hanya mendapatkan disinfektan 2 - 3 mm. Bahkan idealnya harus mendapatkan 5 mm. “Kalau dibagikan hanya 2-3 mm, maka mubazir. Karena ideal penyemprotan itu 5 mm menggunakan 1 liter air,” keluh peternak di Tabanan yang enggan namanya disebut.*des
Komentar