UWRF 2020 Angkat Tema Mulat Sarira
GIANYAR, NusaBali
Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) yang pertama kali diselenggarakan pada 2004 telah dikenal sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara.
UWRF bakal kembali diselenggarakan pada 28 Oktober - 1 November 2020 di Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar. Gelaran UWRF ke-17 tersebut akan mengangkat tema berbasis filosofi Hindu, yakni ‘Mulat Sarira’ yang berarti introspeksi diri. Pendiri dan Direktur UWRF Janet De Neefe menjelaskan, bagi umat Hindu, Mulat Sarira adalah prinsip spiritual dalam memandang perbuatan, pikiran, dan nilai-nilai yang dilakukan oleh diri sendiri sebelum menilai orang lain. Umat Hindu percaya bahwa mereka harus melihat pilihan dan perilaku mereka sendiri, untuk direnungkan terlebih dahulu sebelum melihat yang dilakukan oleh orang lain.
“Karena egosentrisme terus menerus menimbulkan konflik manusia, dari diskriminasi hingga perang, penyakit, dan genosida (pemusnahan suku bangsa),” ujarnya, Kamis (5/3/2020), dalam keterangan tertulis yang diterima NusaBali.
Jelas dia, Mukat Sarira juga diartikan sebagai kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dan memahami alasan di balik tindakan-tindakan yang diambil. “Pada saat media sosial dan konektivitas bergerak sangat cepat, ketika kita dapat dengan mudah memberikan penilaian pada orang lain, kita akan bertanya seperti apa introspeksi diri pada tahun 2020,’’ jelas istri salah satu tokoh masyarakat Ubud, Ketut Suardana ini.
“Karena egosentrisme terus menerus menimbulkan konflik manusia, dari diskriminasi hingga perang, penyakit, dan genosida (pemusnahan suku bangsa),” ujarnya, Kamis (5/3/2020), dalam keterangan tertulis yang diterima NusaBali.
Jelas dia, Mukat Sarira juga diartikan sebagai kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dan memahami alasan di balik tindakan-tindakan yang diambil. “Pada saat media sosial dan konektivitas bergerak sangat cepat, ketika kita dapat dengan mudah memberikan penilaian pada orang lain, kita akan bertanya seperti apa introspeksi diri pada tahun 2020,’’ jelas istri salah satu tokoh masyarakat Ubud, Ketut Suardana ini.
Poster UWRF20 by Teja Astawa - Mulat Sarira.
Janet mengatakan, festival tahun ini bakal mengeksplorasi tindakan refleksi diri yang sederhana, memahami siapa diri kita, nilai-nilai kita. ‘’Dan, alasan di balik tindakan kita," tambahnya. Festival ini bakal menghadirkan percakapan antara tokoh-tokoh sastra, penulis emerging, pegiat dan jurnalis terkemuka, untuk membahas bagaimana refleksi diri berhubungan dengan pekerjaan dan proses artistik yang mereka jalani.
Bersamaan dengan pengumuman tema 2020, UWRF juga meluncurkan karya seni atau poster resmi untuk tahun ke-17. Poster ini dibuat oleh seniman Bali terkemuka, Teja Astawa. “Bagi saya, Mulat Sarira berarti kembali ke tradisi. Karena hal tersebut adalah akar kita. Ketika saya menerjemahkan tema UWRF 2020, saya mengambil elemen-elemen yang berkaitan dengan tradisi yang mencerminkan makna tema itu," ujar Astawa.*cr75
Janet mengatakan, festival tahun ini bakal mengeksplorasi tindakan refleksi diri yang sederhana, memahami siapa diri kita, nilai-nilai kita. ‘’Dan, alasan di balik tindakan kita," tambahnya. Festival ini bakal menghadirkan percakapan antara tokoh-tokoh sastra, penulis emerging, pegiat dan jurnalis terkemuka, untuk membahas bagaimana refleksi diri berhubungan dengan pekerjaan dan proses artistik yang mereka jalani.
Bersamaan dengan pengumuman tema 2020, UWRF juga meluncurkan karya seni atau poster resmi untuk tahun ke-17. Poster ini dibuat oleh seniman Bali terkemuka, Teja Astawa. “Bagi saya, Mulat Sarira berarti kembali ke tradisi. Karena hal tersebut adalah akar kita. Ketika saya menerjemahkan tema UWRF 2020, saya mengambil elemen-elemen yang berkaitan dengan tradisi yang mencerminkan makna tema itu," ujar Astawa.*cr75
Komentar