Pusat Penelitian Satwa Primata Unud Gelar Vasektomi Kera di Alas Kedaton
TABANAN, NusaBali
Pusat Penelitian Satwa Primata Universitas Udayana (Unud) bersama mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unud menggelar kegiatan vasektomi pada kera jantan di Daya Tarik Wisata Alas Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Minggu (8/3).
Ada tujuh ekor kera jantan yang divasektomi, utamanya yang agresif. Ketua Pusat Penelitian Satwa Primata Unud drh I Nengah Wandia, mengatakan vasektomi pada kera berekor panjang di Alas Kedaton atas permohonan dari Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto.
Atas dasar permohonan itu, sekaligus untuk transfer ilmu kepada mahasiswa pengabdian, maka sebanyak 80 mahasiswa dan 20 dokter hewan dilibatkan dalam kegiatan vasektomi ini.
“Mahasiswa ini adalah calon dokter. Selain bantu pihak desa menekan populasi kera, sekaligus transfer ilmu kepada mahasiswa agar mereka tahu cara vasektomi pada kera,” ujar drh Nengah Wandia.
Pantauan di lapangan, sebelum melakukan operasi, tim memancing kawanan kera dengan makanan agar berkumpul berebut makanan. Tokoh masyarakat Desa Kukuh kemudian menunjukkan kera jantan yang diprioritaskan untuk divasektomi.
Selanjutnya tim menangkap kera yang ditunjukkan tokoh masyarakat dengan cara bius. Setelah ditangkap, kera pejantan itu langsung divasektomi. Bius berfungsi sekitar 2 jam. Sementara vasektomi sekitar 15 menit.
Bendesa Adat Kukuh I Gede Subawa, Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto bersama para kelian adat dan kelian dinas se-Desa Kukuh turut membantu kelancaran vasektomi dengan menunjukkan kera jantan yang dipilih untuk divasektomi. Pejantan yang dipilih yakni menonjol nakalnya dan agresif.
Bendesa Adat I Gede Subawa dan Perbekel Made Sugianto merencanakan untuk kembali melakukan vasektomi secara periodik guna menekan populasi kera di Alas Kedaton. Estimasi kera ekor panjang di Alas Kedaton sekitar 2.000 ekor, belum yang lepas liar di pemukiman warga. “Kami berharap vasektomi dan sejenisnya untuk menekan populasi kera bisa dilakukan secara rutin,” harap Sugianto. *des
Atas dasar permohonan itu, sekaligus untuk transfer ilmu kepada mahasiswa pengabdian, maka sebanyak 80 mahasiswa dan 20 dokter hewan dilibatkan dalam kegiatan vasektomi ini.
“Mahasiswa ini adalah calon dokter. Selain bantu pihak desa menekan populasi kera, sekaligus transfer ilmu kepada mahasiswa agar mereka tahu cara vasektomi pada kera,” ujar drh Nengah Wandia.
Pantauan di lapangan, sebelum melakukan operasi, tim memancing kawanan kera dengan makanan agar berkumpul berebut makanan. Tokoh masyarakat Desa Kukuh kemudian menunjukkan kera jantan yang diprioritaskan untuk divasektomi.
Selanjutnya tim menangkap kera yang ditunjukkan tokoh masyarakat dengan cara bius. Setelah ditangkap, kera pejantan itu langsung divasektomi. Bius berfungsi sekitar 2 jam. Sementara vasektomi sekitar 15 menit.
Bendesa Adat Kukuh I Gede Subawa, Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto bersama para kelian adat dan kelian dinas se-Desa Kukuh turut membantu kelancaran vasektomi dengan menunjukkan kera jantan yang dipilih untuk divasektomi. Pejantan yang dipilih yakni menonjol nakalnya dan agresif.
Bendesa Adat I Gede Subawa dan Perbekel Made Sugianto merencanakan untuk kembali melakukan vasektomi secara periodik guna menekan populasi kera di Alas Kedaton. Estimasi kera ekor panjang di Alas Kedaton sekitar 2.000 ekor, belum yang lepas liar di pemukiman warga. “Kami berharap vasektomi dan sejenisnya untuk menekan populasi kera bisa dilakukan secara rutin,” harap Sugianto. *des
1
Komentar