nusabali

Bupati Eka Wiryastuti Nuwek Pememben Bagia Pule Kerti

Nyineb Karya Agung Pengurip Gumi 2020 di Pura Luhur Batukaru

  • www.nusabali.com-bupati-eka-wiryastuti-nuwek-pememben-bagia-pule-kerti

Setelah Karya Agung Pengurip Gumi 2020 di Pura Luhur Batukaru, Desa Adat Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan berakhir, pemerintah bersama masyarakat diharapkan menjaga kelestarian alam.

TABANAN, NusaBali
Karya Agung Pengurip Gumi 2020 di Pura Luhur Batukaru, Desa Adat Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan sudah masineb (berakhir) tepat Purnamaning Kasanga pada Soma Wage Medangsia, Senin (9/3). Upacara penyineban ditandai dengan ritual Nuwek Pememben Bagia Pule Kerti oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti bersama Jro Kebayan Pura Luhur Batukaru dan Raja Tabanan Tjokorda Anglurah Tabanan, Senin siang pukul 12.00 Wita.

Sebelum digelar ritual Nuwek Pememben Bagia Pule Kerti, terlebih dulu dilangsungkan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Putra Jumpung (sulinggih dari Griya Jumpung Sesandan), Jro Mangku Gede Pura Luhur Batukau, dan sejumlah sulinggih lainnya. Upacara penyineban kemarin dihadiri pula Sekda Kabupaten Tabanan I Gede Susila beserta seluruh jajaran OPD lingkungan Pemkab Tabanan.

Bagia Pule Kerti yang katuwek saat upacara penyineban kemarin adalah perlambang inti sari dari segala perbuatan baik, yang merupakan akumulasi selama berlangsungnya rangkaian Karya Agung Pengurip Gumi 2020 di Pura Luhur Batukaru, sejak Januari lalu.

Ketua Panitia Karya Pengurip Gumi 2020 Pura Luhur Batukaru, I Wayan Arya, menyatakan ritual Nuwek Pememben Bagia Pule Kerti merupakan simbol pengesahan karya. Artinya, sekarang seluruh simbol isi bumi sudah paripurna, semua mependem. “Itu disahkan dengan ritual Nuwek Pememben Bagia Pule Kerti,” jelas Wayan Arya seusai upacara pesineban kemarin.

Menurut Wayan Arya, Pememben Bagia Pule Kerti ada beragam jenis. Pememben Bagia Pule Kerti di Pura Luhur Batukau berbeda dengan pura lainnya yang ada di kawasan Jajar Kemiri Batukaru. Dan, Bagia Pule Kerti tersebut memiliki makna yang berbeda-beda.

“Agar makna itu sah, maka Pememben Bagia Pule Kerti disahkan dengan ritual nuwek oleh pihak yang berwenang, yakni Jro Kabayan, Tjokorda Tabanan, dan Bupati (selaku pemerintah), dengan saksikan oleh Ulu Desa. Ritual ini menandakan bahwa karya sudah paripurna,” beber Wayan Arya.

Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukaru, kata Wayan Arya, dilaksanakan dengan tujuan untuk pelestarian alam. Setelah karya ini paripurna, diharapkan pemerintah bersama-sama dengan masyarakat menyikapi tentang pelestarian alam, sehingga Karya Agung Pengurip Gumi yang dijalankan tidak berakhir sia-sia.

“Setelah karya ini, mari kita, pemerintah dan masyarakat, bersama-sama menyikapi memelihara alam ini. Yang paling utama saya minta bagaimana kita melestarikan Taman Sari Ida Batara, yakni sawah kita. Ini kan ada di dua ranah, yakni pemerintah dan masyarakat,” katanya.

Wayan Arya menyebutkan, keberadaan sawah yang masih terjaga dan alam yang hijau, menandakan bahwa alam yang masih lestari demi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat diharapkan bersama-sama mempertahankan predikat Kabupaten Tabanan sebagai lumbung berasnya Bali, karena ini menyangkut kesejahteraan hidup masyarakat.

“Kalau kebijakan pemerintah tidak melindungi Taman Sari Ida Batara, maka sia-sia Karya Agung Pengurip Gumi 2020 di Pura Luhur Batukau ini. Begitu pula dengan masyarakat, kalau tidak ikut andil dalam pelestarian ini, maka sia-sia juga. Untuk itu, mari kita bersama-sama bersinergi melestarikan alam ini.” 

Karya Agung Pengurip Gumi 2020 itu sendiri sudah berlangsung selama 2 bulan. Diawali dengan ritual melasti selama 4 hari 3 malam dari Pura Luhur Bartukaru sampai di Pantai Tanah Lot di Desa Adat Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, 29 Januari-2 Februari 2020 lalu. *des

Komentar