Aci Kasanga di Desa Adat Selat
Diakhiri Ritual Lempar Barong Celeng ke Atap
AMLAPURA, NusaBali
Aci Kasanga sebagai akhir seluruh rangkaian upacara Kasanga dilaksanakan di Pura Bale Agung, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem tepat Purnamaning Kasanga pada Soma Wage Medangsia, Senin (9/3).
Prosesi ditandai ritual keliling menarikan Barong Celeng, yang bermakna sebagai simbol rasa syukur atas berkah kemakmuran dari Sang Maha Pemurah. Di akhir prosesi, dilakukan ritual melempar Barong Celeng ke atap Bale Agung.
Aci Kasanga digelar krama Desa Adat Selat setahun sekali, 12 hari setelah Usaba Dimel di Pura Dalem. Puncak karya Usaba Dimel sendiri sudah dilaksanakan pada Buda Paing Kuningan, Rabu (26/2) lalu. Krama yang terlibat dalam prosesi Aci Kasanga ini berasal dari 15 banjar adat dan 3 dadia di Desa Adat Selat.
Persiapan upacara Aci Kasanga dikoordinasikan Bendesa Adat Selat, Jro Mangku Gede Mustika, sejak pagi di Pura Bale Agung. Seluruh krama Desa Adat Selat tedun (berkumpul) melakukan persiapan dengan memasak dan menata banten kawas (kemasan nasi berisi aneka olahan) di Bale Agung.
Kemudian, sore pukul 15.00 Wita segenap prajuru desa duduk di Bale Agung membawa kawas. Selanjutnya, Jro Sedaan Desa nabuhin (memercikkan) aneka minuman berisi tuak, arak, dan air suci ke banten kawas yang telah dipegang prajuru yang duduk rapi di Bale Agung. Kemudian, Barong Celeng (berwajah babi) yang dibuat khusus untuk ritual sebagai lambang intisari dari berkah Sang Maha Pemurah, disaluk (dimasukkan ke kepala) prajuru Desa Adat Selat, termasuk saya (juru arah) secara bergantian. Terakhir, Barong Celeng disaluk krama yang hendak ngayah menarikan Barong Celeng itu.
Oleh krama pengayah, Barong Celeng ditarikan keliling tiga kali di Pura Bale Agung. Selama keliling tiga kali, krama boleh menggoda penari Barong Celeng, dengan melempari atau cara lainnya, asalkan tidak mengenai kepala babi. Jika kepala babi kena lempar, maka yang melempar kena denda.
Selanjutnya, Barong Celeng dikelilingkan di areal Pura Ratu Pasek, depan Pura Bale Agung, lanjut ke pertigaan dan Catus Pata Desa Adat Selat. Di akhir ritual, Barong Celeng dilempar ke atap Pura Bale Agung hingga nyangkut. "Jika Barong Celeng hanya sekali dilempar langsung nyangkut di atap Pura Bale Agung, itu pertanda permohonan berkah kasuburan kembali dianugerahi Sang Maha Pemurah untuk dinikmati di kemudian hari," jelas Humas Desa Adat Selat, I Wayan Suarta, kepada NusaBali. *k16
Komentar