Kang Ayip, Tokoh Ekonomi Kreatif Bali Berpulang
DENPASAR, NusaBali
Masyarakat Bali khususnya kalangan ekonomi kreatif, berduka. Arif Budiman, 51, Pendiri atau Co-Founder Rumah Sanur Creative Hub, meninggal dunia, Minggu (8/3) pada pukul 22.00 Wita.
Menurut penuturan sahabat dekatnya, Aji Heri Johan, pria yang akrab disapa Kang Ayip ini terkena serangan jantung saat berada di rumah. Akibat serangan jantung itulah, nyawa Deputi Litbang Indonesia Creative Cities Network (ICCN) ini tak bisa terselamatkan. "Sebelumnya Ayip sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Puri Raharja, Denpasar," tuturnya. Saat di rumah sakit, tak lama kemudian dikabarkan pria kelahiran 15 Agustus 1969 ini tutup usia. Dini hari itu juga jenazah dimandikan dan disholatkan di Masjid At Taqwa Polda Bali.
Begitu mendengar kabar duka, sederet seniman, musisi, hingga aktivis yang merupakan rekan Ayip langsung datang ke rumah duka di Jalan Wijaya Kusuma Denpasar. Mereka turut mengantarkan Ayip ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman Kampung Jawa pukul 10.30 Wita, Senin (9/3).
Sejumlah rekan Ayip yang menghadiri prosesi pemakaman antara lain Dadang vokalis Dialog Dini Hari, sutradara Erick Est, Ayu Laksmi, Anom Darsana penggagas Antida SoundGarden, hingga arsitek Popo Danes. Para pekerja kreatif itu merasa sangat kehilangan Ayip yang pemikiran dan ide-idenya cukup banyak memantik kreativitas anak muda Bali.
"Kang Ayip adalah penggagas sebuah ruang yang menampung ide besar bersama kawan-kawan, termasuk saya sebagai musisi. Kami sering bikin event musik bersama di Rumah Sanur," kenang Dadang. "Kami berdua cukup intens bertemu. Terakhir aku bertemu Kang Ayip minggu lalu. Kami membicarakan banyak hal soal musik," kenangnya lagi.
Pria yang akrab disapa Pohon Tua ini mengisahkan semasa hidupnya Ayip adalah orang yang tak enggan berbagi. "Ide-ide segar dan terobosan selalu ada dalam benak Kang Ayip meski disiplin kami berdua cenderung berbeda. Namun, almarhum selalu berpesan jangan berhenti untuk berbagi. Menurutnya, ilmu akan tetap abadi kalau mau membagikan pada yang lain," tuturnya.
Pesan inilah yang kemudian mendorong Dadang untuk mendirikan label rekaman Pohon Tua Creatorium. "Aku pikir kenapa aku bikin record label untuk musisi-musisi atau band baru di Bali itu juga karena ingin berbagi seperti Kang Ayip. Apa yang dia pikirkan dan lakukan menurut aku nyata sekali," lanjutnya.
Menurutnya, ide-ide dan gagasan yang sudah Ayip kerjakan semasa hidupnya mesti dilanjutkan. "Kerja-kerja kreatif yang sudah Kang Ayip lakukan mesti kami teruskan karena dia sudah banyak memberi kontribusi dunia kreatif di Bali. Dia selalu menjadi 'pemegang pecut' untuk kawan-kawan muda untuk tetap produktif," tutupnya.
Hal yang sama juga dituturkan I Putu Yuliartha Reken, Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif Denpasar. Sebagai rekan yang hampir setiap hari beririsan dengan Ayip, ia merasa sangat kehilangan. "Dia adalah bagian dari Bekraf Denpasar. Kami merasakan kehilangan berpulangnya Kang Ayip," tuturnya.
Yuliartha mengatakan Ayip merupakan salah satu arsitek yang membidani kelahiran Bekraf Denpasar tiga tahun yang lalu. Ayip sendiri tercatat sebagai Kepala Bidang Riset, Edukasi, dan Pengembangan sejak lembaga tersebut didirikan. "Hampir semua program Bekraf bersinggungan dengan Ayip. Saya ketua pelaksana, dia ketua riset. Bisa dibayangkan bagaimana interaksi kami," kenangnya.
Dia menyebutkan banyak gerakan ekonomi kreatif saat ini yang tak terlepas dari peran Ayip sebagai pemrakarsa. "Kami belum tau seperti apa nantinya. Tapi yang pasti semangatnya Ayip dan program yang sudah ia wariskan akan kami teruskan, terutama Indonesia Creative City Forum (ICCF) yang akan dilangsungkan sekitar Oktober nanti. Karena hanya dengan itu kami mengapresiasi kerja-kerja yang sudah Ayip lakukan selama ini dalam pergerakan ekonomi kreatif," tutupnya. Arif Budiman yang asal Jakarta ini meninggalkan seorang istri dan satu orang anak. *cr75
1
Komentar