Penyanding Lokasi Masih Pro-kontra
“Kami tegas, penolakan kami sudah final, tidak ada lagi negosiasi apapun”.
Rencana Peternakan Babi di Desa Bila
SINGARAJA, NusaBali
Rencana pembangunan usaha peternakan babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, masih menimbulkan pro-kontra dari warga penyanding. Buktinya, ada beberapa warga penyanding yang setuju dan ada juga warga yang masih menolak atas pendirian usaha itu.
Ketut Geriwa, warga penyanding di sisi timur peternakan babi mendukung rencana peternakan tersebut. Kakek 72 tahun ini mengaku, peternakan tersebut telah memberinya pekerjaan, termasuk cucunya dipekerjakan di proyek tersebut. “Tiang ten liu ngomong, cutetne tiang setuju, sawireh tiang maan gae, cucu tiange masi milu maan megae diproyek. (Saya tidak banyak bicara, pokoknya setuju, karena saya dan cucu saya bisa bekerja diproyek,” katanya.
Dukungan juga disampaikan Made Widiana, penyanding yang punya rumah hanya tiga meter dari tembok usaha peternakan. Dikatakan, keluarganya tidak mempersoalkan rencana peternakan babi di dekat tempat tinggalnya, sepanjang dampak lingkungan bisa diminimalisir. Ia akan meminta pihak perusahaan bertanggungjawab bila nanti ada persoalan lingkungan akibat dari peternakan babi. “Bagi saya tidak masalah (peternakan babi ada sekitar rumah, Red). Yang penting perusahaan bisa menjaga lingkungan dengan baik. Saya juga pernah diundang pihak penolak, tapi saya tidak datang. Prinsip, saya tidak mau memberatkan orang lain,” tegasnya.
Disisi lain, warga penyanding yang sejak awal menolak peternakan babi di pemukiman mereka, tidak akan berhenti perjuangkan nasib. Bahkan warga penolak yang mengklaim berjumlah 17 KK, tegas menutup ruang negosiasi kelanjutan proyek peternakan babi yang dihentikan sementara. “Kami tegas, penolakan kami sudah final, tidak ada lagi negosiasi apapun,” tandas koordinator warga penolak Putu Padma, yang ditemui terpisah.
Pendapat Padma didukung rekannya, Wayan Marsa dan Made Wikarda. Menurutnya pertimbangan penolakan bukan karena kompensasi yang tidak dipenuhi pihak perusahaan, tapi masalah kesehatan dan polusi peternakan babi kedepannya. “Bukan karena kompensasi yang jadi dasar kami menolak. Tapi kami sudah putuskan, ini masalah lingkungan dan kesehatan kami kedepan,” tandasnya. Sebelumnya pihak desa dinas dan adat inginkan ada solusi terkait dengan rencana peternakan babi di wilayahnya. Bagi dinas dan adat, peternakan babi itu dinyakin memberi dampat ekonomi bagi masyarakat luas, karena memberi peluang kerja. Pihak perusahaan sudah sepakat merekrut 60 persen warga local sebagai tenaga kerja dipeternakan tersebut. * k19
SINGARAJA, NusaBali
Rencana pembangunan usaha peternakan babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, masih menimbulkan pro-kontra dari warga penyanding. Buktinya, ada beberapa warga penyanding yang setuju dan ada juga warga yang masih menolak atas pendirian usaha itu.
Ketut Geriwa, warga penyanding di sisi timur peternakan babi mendukung rencana peternakan tersebut. Kakek 72 tahun ini mengaku, peternakan tersebut telah memberinya pekerjaan, termasuk cucunya dipekerjakan di proyek tersebut. “Tiang ten liu ngomong, cutetne tiang setuju, sawireh tiang maan gae, cucu tiange masi milu maan megae diproyek. (Saya tidak banyak bicara, pokoknya setuju, karena saya dan cucu saya bisa bekerja diproyek,” katanya.
Dukungan juga disampaikan Made Widiana, penyanding yang punya rumah hanya tiga meter dari tembok usaha peternakan. Dikatakan, keluarganya tidak mempersoalkan rencana peternakan babi di dekat tempat tinggalnya, sepanjang dampak lingkungan bisa diminimalisir. Ia akan meminta pihak perusahaan bertanggungjawab bila nanti ada persoalan lingkungan akibat dari peternakan babi. “Bagi saya tidak masalah (peternakan babi ada sekitar rumah, Red). Yang penting perusahaan bisa menjaga lingkungan dengan baik. Saya juga pernah diundang pihak penolak, tapi saya tidak datang. Prinsip, saya tidak mau memberatkan orang lain,” tegasnya.
Disisi lain, warga penyanding yang sejak awal menolak peternakan babi di pemukiman mereka, tidak akan berhenti perjuangkan nasib. Bahkan warga penolak yang mengklaim berjumlah 17 KK, tegas menutup ruang negosiasi kelanjutan proyek peternakan babi yang dihentikan sementara. “Kami tegas, penolakan kami sudah final, tidak ada lagi negosiasi apapun,” tandas koordinator warga penolak Putu Padma, yang ditemui terpisah.
Pendapat Padma didukung rekannya, Wayan Marsa dan Made Wikarda. Menurutnya pertimbangan penolakan bukan karena kompensasi yang tidak dipenuhi pihak perusahaan, tapi masalah kesehatan dan polusi peternakan babi kedepannya. “Bukan karena kompensasi yang jadi dasar kami menolak. Tapi kami sudah putuskan, ini masalah lingkungan dan kesehatan kami kedepan,” tandasnya. Sebelumnya pihak desa dinas dan adat inginkan ada solusi terkait dengan rencana peternakan babi di wilayahnya. Bagi dinas dan adat, peternakan babi itu dinyakin memberi dampat ekonomi bagi masyarakat luas, karena memberi peluang kerja. Pihak perusahaan sudah sepakat merekrut 60 persen warga local sebagai tenaga kerja dipeternakan tersebut. * k19
1
Komentar