Daya Beli Masyarakat Turun
Pariwisata Melesu karena Corona
DENPASAR,NusaBali
Daya beli masyarakat Bali terindikasi menurun menyusul merosotnya kondisi industri pariwisata, karena terimbas wabah virus corona atau COVID 19.
Gejala penurunan daya beli tersebut ditandai penurunan omset penjualan, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Hal tersebut terungkap dari penuturan kalangan pedagang di pasar tradisional maupun pihak pasar modern/swalayan.
“Seperti sekarang ini ada isu virus corona terus pariwisata melemah, banyak (karyawan) yang dirumahkan. Sedikitnya 25 persen menurun,” ujar I Wayan Kamiawan, pedagang di Pasar Kreneng, Denpasar, Selasa (10/3).
Kamiawan tidak menjelaskan lebih jauh soal besaran penurunan penjualan tersebut. Dikatakan hampir semua penjualan komoditi maupun barang kebutuhan pokok mengalami penurunan penjualan.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya. Rata-rata mengaku penjualan mengalami penurunan. Dikatakan sempat mengalami peningkatan menjelang Galungan dan Kuningan. Namun setelah itu kembali seperti biasa.
Terpisah Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) AA Agung Agra Putra mengiyakan gejala penurunan penjualan di industri ritel akibat melesunya pariwisata yang terimbas isu virus corona. Hal itu berujung pada penurunan pendapatan masyarakat.
Karena alasan itu pula, Gung Agra – sapaan pengusaha muda asal Denpasar itu, tidak menampik panic buying sejauh ini tak sampai terjadi di Bali, karena melemahnya pendapatan akibat menurunnya sektor pariwisata.
“Kira-kira ada korelasinya, walau tidak tunggal,” ujar Gung Arya, khusus terkait gejala panic buying tersebut. *K17
1
Komentar