Seleksi Paskibraka Diikuti 166 Siswa
AMLAPURA, NusaBali
Animo para siswa mengikuti seleksi Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) Karangasem cukup tinggi.
Terbukti sebanyak 166 siswa ikut seleksi di aula Sabha Widya Praja Kantor Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, Rabu (11/3). Para siswa itu berasal darii 21 sekolah. Seleksi berlangsung sehari. Ada 6 siswa digugurkan karena tensi tinggi.
Ketua Panitia Seleksi, I Wayan Putu Susila, mengungkapkan seleksi satu paket untuk Paskibraka Kabupaten Karangasem dan Provinsi Bali. Syaratnya, siswa kelas X dengan tinggi badan 168 cm hingga 180 cm untuk putra dan tinggi badan 163 cm hingga 175 cm untuk putrid. Peserta seleksi putra sebanyak 92 orang dan 74 putri. Setiap siswa wajib membawa surat keterangan dokter sehingga tidak lagi melakukan tes kesehatan di lokasi seleksi. Mereka harus sehat jasmani dan rohani disertai menyerahkan surat keterangan sehat mata dan gigi.
Syarat lainnya, bentuk kaki tidak O dan X, bentuk tangan tidak bengkok. Wajib membawa hasil pemeriksaan THT, kulit, varises, dan lain-lain. Juga diwajibkan membawa biodata dan surat izin dari orangtua. Peserta hanya menjalani tes kesamaptaan yakni lari di Stadion Gunung Agung selama 12 menit. Mengecek tinggi badan, berat badan, ukur tensi, cek postur, dan tes wawancara. Koordinator Seleksi Kapten Inf I Wayan Jaya Antara. Dibantu 15 personel kesehatan dan tiga dokter yakni dr I Nengah Gandi Karyadi MRepro, dr Gede Andre Parmawan, dan dr Ni Made Citra Riesti Wulan.
Seleksi mencari 75 siswa. Sebanyak 10 siswa dikirim ke seleksi provinsi dan 65 siswa untuk Paskibraka Karangasem. Jatah anggota paskibraka per kabupaten hanya 6, sehingga 4 gugur dan kembali bergabung ke Paskibraka Kabupaten, sehingga Paskibraka Kabupaten Karangasem untuk tahun 2020 jumlahnya 69 siswa. “Latihannya setelah libur kenaikan kelas. Selama dua minggu di Lapangan Tanah Aron,” jelas Wayan Putu Susila seizin Kadisdikpora I Gusti Ngurah Kartika.
Paskibraka tahun 2020 tidak seperti tahun lalu dapat seragam latihan tiga stel. Tahun ini hanya dapat satu stel. Latihan tahun lalu selama satu bulan, tahun ini dipersingkat karena kekurangan biaya. Nyaris Paskibraka tahun 2020 tanpa seleksi dan rencananya menggunakan Paskibraka tahun 2019. Setelah ada tambahan biaya Rp 165 juta, selanjutnya ada biaya seleksi Rp 38,9 juta, juga ada biaya latihan selama dua minggu dan pengadaan seragam pakaian Rp 465 juta. “Mengawali latihan tetap nyemplung ke lumpur di sawah, itu sudah jadi tradisi tiap tahun. Tujuannya menanamkan disiplin siswa,” tegas Wayan Putu Susila. *k16
1
Komentar