nusabali

RSU Negara Rawat 1 Pasien Dalam Pangawasan Corona

  • www.nusabali.com-rsu-negara-rawat-1-pasien-dalam-pangawasan-corona

Pasien warga lokal Jembrana mengalami gangguan pernafasan dan memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

NEGARA, NusaBali

Rumah Sakit Umum (RSU) Negara menerima seorang pasien berstatus dalam pengawasan kasus Corona, Rabu (11/3) malam. Perempuan berumur 62 tahun yang merupakan warga lokal Jembrana ini, dirujuk salah satu RS swasta di kota Negara, setelah diketahui mengalami gangguan pernafasan dan memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Masyarakat diimbau tidak panik, karena pasien belum dipastikan positif terjangkit virus Corona.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medis RSU Negara dr I Gede Ambara Putra, didampingi salah seorang dokter spesialis penyakit dalam di RSU Negara dr Nara Kusuma Wirawan SpPD dan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan Jembrana, dr Anak Agung Ketut Oka Sedana, saat jumpa pers di ruang pertemuan RSU Negara, Kamis (11/3). Secara kronologis, dr Nara menjelaskan, pasien dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan sesak nafas ini mengalami keluhan sejak 6 Maret 2020. Saat itu, yang bersangkutan sedang mengikuti perjalanan umroh, berangkat pada 27 Februari 2020, dan kembali pada Senin (9/3). Sebelum kembali dari umroh, yang bersangkutan sempat transit di Singapura pada Minggu (8/3).

Setelah pulang dari umroh, si pasien yang sudah lanjut usia (lansia) ini, langsung diperiksakan ke salah satu RS swasta pada Selasa (10/3). Dari hasil pemeriksaan dokter di RS swasta itu, diketahuilah si pasien memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, sehingga sesuai standar operasional prosedur (SOP) pencegahan Corona, yang bersangkuta ditetapkan memenuhi kriteria sebagai pasien dalam pengawasan kasus Corona ini. Karena RS rujukan penanganan kasus Corona di Bali tidak dapat menerima rujukan karena berbagai hal, akhirnya yang bersangkutan dibawa ke ruang isolasi RSU Negara pada Rabu (11/3) sekitar pukul 22.00 Wita.

“Harusnya dibawa ke RS rujukan. Tetapi hasil koordinasi dari pihak rumah sakit yang awal menerima ataupun dari kami di RSU Negara, sejumlah RS rujukan tidak bisa menerima. Dari RS Tabanan gedung belum siap, di RS Sanglah penuh, dan di RS Gianyar ruang isolasinya sedang terpakai untuk pasien dalam pengawasan. Untuk itu, setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi, akhirnya diputuskan isolasi di RSU Negara,” ucar dr Nara, dokter spesialiasi penyakit dalam RSU Negara yang menangani pasien tersebut.

Menurut dr Nara, meski bukan RS rujukan, pasien dipastikan sudah mendapat perawatan sesuai SOP. Perawatan secara medisnya, sama seperti pasien-pasien dengan infeksi paru pada umumnya. Namun yang membedakan, karena ada riwayat perjalanan ke luar negeri, pasien khusus dirawat di ruang isolasi. Kemudian petugas medis yang merawat si pasien, diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD). “Tida ada bedanya dengan pasien-pasien tanpa kecurigaan (Corona). Hanya yang kita pikirkan, bagaimana safety untuk isolasinya. Untuk kondisi pasien kini sudah membaik. Dari sebelumnya mengalami keluhan demam, batuk, pilek, dan sesak, saat ini masih ada keluhan batuk. Begitu juga dari awal merasa tidak enak makan ataupun minum, kini sudah normal,” ujarnya.

Meski kondisi membaik, dr Nara mengaku tidak bisa memastikan apakah si pasien positif ataukah negatif virus Corona. Itu hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, dengan mengambil sampel swab (air liur) pasien yang perlu dilakukan petugas ahli dan menggunakan peralatan khusus. Sedangkan di RSU Negara tidak memiliki petugas ahli atau alatnya. “Untuk pemeriksaan itu, tersedia di RS rujukan. Tetapi yang pasti, statusnya masih dalam pengawasan, dan kami lakukan tindakan-tindakan sesuai SOP,” ucapnya.

Sedangkan Kabid Pelayanan Medis RSU Negara dr I Gede Ambara Putra mengatakan, terkait pengambilan sampel swab termasuk uji laboratorium itu, suah dikoordinasikan ke Dinas Kesehatan Bali. Yang pasti, tetap akan dilakukan uji laboratorium untuk memastikan status pasien, dengan rencana mendatangkan petugas ahli ataupun alat dari RS rujukan.

“Jadi ini, belum dipastikan positif atau tidaknya. Yang jelas ini, statusnya masih dalam pengawasan, karena menunjukan gejala klinis dari gejala-gejala terjangkit Covid-19, ditambah ada riwayat ke luar negeri. Jadi kami awasi, sesuai standar yang ada,” ucap dr Ambara. *ode

Komentar