Adu Strategi-Taktik Para Sahabat
Duel Persebaya vs Persipura, Jumat Ini
SURABAYA, NusaBali
Dulu bahu-membahu sebagai kawan. Kini, beradu strategi dan taktik di pinggir lapangan.
Ya, itulah rivalitas antara Aji Santoso, Uston Nawawi, dan Sugiantoro di satu kubu Persebaya Surabaya melawan pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago. Trio pelatih Persebaya itupun mengenang masa kebersamaan.
Aji Santoso menjadi komandan skuat bertabur bintang Persebaya, yang memimpin Bejo, panggilan Sugiantoro, Uston, dan Jacksen saat merebut gelar juara Liga Indonesia pada 1996-1997.
Saat jadi kapten Persebaya, Aji ketika itu baru 27 tahun. Sedangkan Jacksen menginjak 29 tahun. Sedang Bejo dan Uston adalah rising star Persebaya. Uston berusia 20 tahun, dan Bejo 19 tahun.
Persebaya menganggap keempatnya sebagai legenda hidup. Tapi di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (14/3) sore ini, Aji bersama Bejo dan Uston akan menjadi musuh Jacksen selama 90 menit.
Aji yang kini memegang komando kepelatihan Persebaya, dibantu Bejo dan Uston sebagai asisten, tentu tidak ingin kalah strategi demi gengsi dari Jacksen.
Menjelang pertemuan kedua tim, Aji, Bejo, dan Uston mengenang gaya permainan yang menjadi ciri khas Jacksen saat bersama-sama berkostum Persebaya. Sebagai pelatih, Jacksen selangkah lebih unggul dibanding Aji, Bejo, dan Uston. Pria asal Brasil itu pernah membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia pada 2004.
"Saat saya bermain sama Jacksen, kami menjadi tim yang selalu bermain menyerang. Sosoknya sangat tajam di depan gawang lawan saat masih aktif bermain. Sekarang sebagai pelatih, saya akan adu strategi dan taktik melawan Jacksen,”kata Aji.
Sementara Bejo melihat semangat Arek Suroboyo masih tertanam di diri Jacksen. Bejo menilai Jacksen cekatan dalam memotivasi para pemainnya.
"Selama bermain, dia memiliki ambisi, dan selalu termotivasi untuk menang," kata Bejo. Kepiawaian Jacksen dalam meracik strategi juga menuai pujian dari Aji. Buktinya, pelatih bertubuh gempal ini masih eksis setelah tak lagi melatih Persebaya.
"Saya sangat tahu sejak dulu semasa bermain kalau coach Jacksen, pemain yang berkualitas. Sekarang sebagai pelatih, Jacksen punya keseimbangan, antara menyerang dan bertahan," tutur Aji Santoso. *
Aji Santoso menjadi komandan skuat bertabur bintang Persebaya, yang memimpin Bejo, panggilan Sugiantoro, Uston, dan Jacksen saat merebut gelar juara Liga Indonesia pada 1996-1997.
Saat jadi kapten Persebaya, Aji ketika itu baru 27 tahun. Sedangkan Jacksen menginjak 29 tahun. Sedang Bejo dan Uston adalah rising star Persebaya. Uston berusia 20 tahun, dan Bejo 19 tahun.
Persebaya menganggap keempatnya sebagai legenda hidup. Tapi di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (14/3) sore ini, Aji bersama Bejo dan Uston akan menjadi musuh Jacksen selama 90 menit.
Aji yang kini memegang komando kepelatihan Persebaya, dibantu Bejo dan Uston sebagai asisten, tentu tidak ingin kalah strategi demi gengsi dari Jacksen.
Menjelang pertemuan kedua tim, Aji, Bejo, dan Uston mengenang gaya permainan yang menjadi ciri khas Jacksen saat bersama-sama berkostum Persebaya. Sebagai pelatih, Jacksen selangkah lebih unggul dibanding Aji, Bejo, dan Uston. Pria asal Brasil itu pernah membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia pada 2004.
"Saat saya bermain sama Jacksen, kami menjadi tim yang selalu bermain menyerang. Sosoknya sangat tajam di depan gawang lawan saat masih aktif bermain. Sekarang sebagai pelatih, saya akan adu strategi dan taktik melawan Jacksen,”kata Aji.
Sementara Bejo melihat semangat Arek Suroboyo masih tertanam di diri Jacksen. Bejo menilai Jacksen cekatan dalam memotivasi para pemainnya.
"Selama bermain, dia memiliki ambisi, dan selalu termotivasi untuk menang," kata Bejo. Kepiawaian Jacksen dalam meracik strategi juga menuai pujian dari Aji. Buktinya, pelatih bertubuh gempal ini masih eksis setelah tak lagi melatih Persebaya.
"Saya sangat tahu sejak dulu semasa bermain kalau coach Jacksen, pemain yang berkualitas. Sekarang sebagai pelatih, Jacksen punya keseimbangan, antara menyerang dan bertahan," tutur Aji Santoso. *
1
Komentar