SMPN 8 Singaraja Dirancang Jadi Sekolah Model
Sekolah model unggulan ini menekankan peningkatan kurikulum. Terutama pada aspek sains yang meliputi fisika, biologi, matematika, Bahasa Inggris dan juga muatan lokal.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng saat ini menggodok SMPN 8 Singaraja menjadi sekolah model unggulan di Buleleng. Bekerjasama dengan Sampoerna Foundation, pembentukan sekolah model ini dirancang hingga empat tahun ke depan.
Kepala Disdikpora Buleleng Gde Dharmaja ditemui Jumat (13/3/2020), menjelaskan sekolah model unggulan ini lebih menekankan pada peningkatan kurikulum yang digunakan. Terutama pada aspek sains yang meliputi fisika, biologi, matematika, Bahasa Inggris dan juga muatan lokal. Terlebih SMPN 8 Singaraja merupakan sekolah yang berada di kawasan pariwisata. “Program Light House School ini akan berlangsung selama empat tahun ke depan. Yayasan Sampoerna menitik beratkan pada peningkatan kualitas SDM,” jelas mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Di tahun pertama pembentukan sekolah model ini, sedang digarap peningkatan SDM guru. Seluruh guru yang mengajar di SMPN 8 Singaraja itu dituntut untuk mencapai standar kualitas yang dikuatkan melalui pelatihan dan workshop. Selain itu juga akan direkrut sejumlah guru untuk memenuhi jumalh ideal di sekolah itu.
Dharmaja pun tak memungkiri sebagai sekolah baru yang beroperasi tiga tahun terakhir selain masih kekurangan fasilitas fisik juga masih kekurangan guru pengajar. “Idealnya kami perlu menambah delapan guru mata pelajaran lagi dan empat pegawai dan itu akan dilakukan tahun ini untuk pengangkatan kontrak daerah,” imbuh dia.
Sementara itu dipilihnya SMPN 8 Singaraja sebagai rancangan sekolah model disebut Kadis Dharmaja bukan tanpa alasan. Yayasan Sampoerna yang memang berkomitmen untuk pemajuan SDM Indonesia memilih sekolah yang masih memiliki akreditasi B (belum terlalu bagus, red). Sleian itu SMPN 8 Singaraja merupakan sekolah yang baru didirikan sehingga dinilai lebih mudah dibentuk daripada sekolah yang sudah berdiri lama.
Setelah program ini selesai diharapkan target sebagai sekolah model di Buleleng dapat tercapai. SMPN 8 Singaraja juga diharapkan dapat menjadi sekolah rujukan sebagai sekolah uggulan. Sejauh ini SMPN 8 Singaraja yang sudah dibuka tiga tahun akibat sistem zonasi memiliki 600 siswa dari 24 rombongan belajar, yakni 9 rombel kela VII, 8 rombel kelas VIII dan 6 rombel kelas IX. Sebagai sekolah baru SMPN 8 Singaraja masih kekurangan ruang belajar hampir setengah jumlah rombel sehingga masih menerapkan sistem double shift. Tahun ini SMPN 8 Singaraja juga sudah diagendakan kembali mendapat bantuan bangunan fisik beripa Lab TIK yang sumber anggarannya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat.*k23
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng saat ini menggodok SMPN 8 Singaraja menjadi sekolah model unggulan di Buleleng. Bekerjasama dengan Sampoerna Foundation, pembentukan sekolah model ini dirancang hingga empat tahun ke depan.
Kepala Disdikpora Buleleng Gde Dharmaja ditemui Jumat (13/3/2020), menjelaskan sekolah model unggulan ini lebih menekankan pada peningkatan kurikulum yang digunakan. Terutama pada aspek sains yang meliputi fisika, biologi, matematika, Bahasa Inggris dan juga muatan lokal. Terlebih SMPN 8 Singaraja merupakan sekolah yang berada di kawasan pariwisata. “Program Light House School ini akan berlangsung selama empat tahun ke depan. Yayasan Sampoerna menitik beratkan pada peningkatan kualitas SDM,” jelas mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Di tahun pertama pembentukan sekolah model ini, sedang digarap peningkatan SDM guru. Seluruh guru yang mengajar di SMPN 8 Singaraja itu dituntut untuk mencapai standar kualitas yang dikuatkan melalui pelatihan dan workshop. Selain itu juga akan direkrut sejumlah guru untuk memenuhi jumalh ideal di sekolah itu.
Dharmaja pun tak memungkiri sebagai sekolah baru yang beroperasi tiga tahun terakhir selain masih kekurangan fasilitas fisik juga masih kekurangan guru pengajar. “Idealnya kami perlu menambah delapan guru mata pelajaran lagi dan empat pegawai dan itu akan dilakukan tahun ini untuk pengangkatan kontrak daerah,” imbuh dia.
Sementara itu dipilihnya SMPN 8 Singaraja sebagai rancangan sekolah model disebut Kadis Dharmaja bukan tanpa alasan. Yayasan Sampoerna yang memang berkomitmen untuk pemajuan SDM Indonesia memilih sekolah yang masih memiliki akreditasi B (belum terlalu bagus, red). Sleian itu SMPN 8 Singaraja merupakan sekolah yang baru didirikan sehingga dinilai lebih mudah dibentuk daripada sekolah yang sudah berdiri lama.
Setelah program ini selesai diharapkan target sebagai sekolah model di Buleleng dapat tercapai. SMPN 8 Singaraja juga diharapkan dapat menjadi sekolah rujukan sebagai sekolah uggulan. Sejauh ini SMPN 8 Singaraja yang sudah dibuka tiga tahun akibat sistem zonasi memiliki 600 siswa dari 24 rombongan belajar, yakni 9 rombel kela VII, 8 rombel kelas VIII dan 6 rombel kelas IX. Sebagai sekolah baru SMPN 8 Singaraja masih kekurangan ruang belajar hampir setengah jumlah rombel sehingga masih menerapkan sistem double shift. Tahun ini SMPN 8 Singaraja juga sudah diagendakan kembali mendapat bantuan bangunan fisik beripa Lab TIK yang sumber anggarannya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat.*k23
1
Komentar