Desa Penebel Siapkan Ribuan Biopori
Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan, menyiapkan pembutan ribuan biopori (lubang penyerap air hujan).
TABANAN, NusaBali
Desa bersinergi dengan Relawan Desa Resik Penebel (Red Rebel) memiliki program Gerakan Seribu Biopori (Gazebo). Untuk mengawali dan memberikan edukasi ke masyarakat, krama desa dan relawan telah membuat 51 buah biopori di Jaba Pura Puseh, Desa Penebel, Jumat (13/3). Target nanti, setiap pekarangan dari sembilan banjar di Desa Penebel, diharapkan membuat lubang di permukaan tanah tersebut.
Perbekel Penebel I Gusti Agung Ketut Sastrawan menjelaskan, Desa Penebel bersama Red Rebel melakukan tiga gebrakan program dalam membuat lingkungan Desa Penebel bersih. Tiga gebrakan itu, program Kupinta (Kurangi Pisah Tabung), program Rabbit (Gerakan Bersih-bersih Telabah) dan Gazebo (Gerakan seribu Biopori). Program Gazebo bekerjasama dengan Red Rebel. Untuk mengawali baru dibangun 51 lubang biopori di Jaba Pura Puseh Desa Penebel. Pembuatan biopori itu melibatkan warga di Desa Penebel. "Nanti kami akan buat lagi 100 biopori di jaba tengah Pura Puseh," jelasnya.
Kata Gusti Sastrawan, program Gazebo ini akan diterapkan ke masing-masing rumah tangga. Program pembuatannya dijadwalkan setial awal bulan secara bergilir. Harapnya di setiap rumah tangga atau pekarangan ada 20 - 30 buah biopori untuk mengcover sampah organik. "Kami berharap setiap rumah tangga secara sadar membuat. Kalau tidak bisa, relawan yang akan bantu dalam pembuatan," katanya.
Menurutnya pembuatan biopori di masing-masing rumah tangga sangat penting. Sebab dengan adanya biopori, sampah di masing-masing rumah tangga tidak sampai keluar rumah untuk dibuang. Hanya residunya saja yang diolah di desa. "Kami juga sudah ada bank sampah di desa," jelasnya.
Selain itu, jelas Gusti Sastrawan, kegunaan biopori ini juga sebagai salah satu kiat mengatasi banjir, mengatasi kekeringan tanah seandainya kemarau panjang. Selain itu, pembuangan sampah organik yang ditimbun dalam biopori itu dapat dijadikan pupuk padat. "Pupuknya nanti dapat digunakan untuk memupuk tanamam di rumah tangga, bahkan di kebun," bebernya.
Gusti Sastrawan menambahkan, program Kupinta dan Rabbit, juga akan dijalankan bergiliran. Setelah program Gazebo di setiap awal bulan, kemudian nanti akan disusul menjalan program Rabbit melibatkan seluruh banjar di Desa Penebel. "Kami jalankan secara bergiliran melalui program yang bersinergi dengan Red Rebel. Ini akan bisa membuat Desa Penebel menjadi desa bersih dan peduli lingkungan," tandasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia, sangat mengapresiasi langkah Desa Penebel. Dia bersama Camat Penebel I Gusti Ayu Supartiwi, ikut memantau pembuatan biopori di Pura Puseh Penebel. "Ini bagus sekali programnya, harapaan saya setiap desa menerapkan hal serupa," tegasnya.
Menurut Subagia dengan adanaya biopori, akan dapat membantu mengurangi sampah ke TPA. "Sampah rumah tangga khususnya organik, bisa diatasi melalui lubang biopori," tandasnya. *des
Perbekel Penebel I Gusti Agung Ketut Sastrawan menjelaskan, Desa Penebel bersama Red Rebel melakukan tiga gebrakan program dalam membuat lingkungan Desa Penebel bersih. Tiga gebrakan itu, program Kupinta (Kurangi Pisah Tabung), program Rabbit (Gerakan Bersih-bersih Telabah) dan Gazebo (Gerakan seribu Biopori). Program Gazebo bekerjasama dengan Red Rebel. Untuk mengawali baru dibangun 51 lubang biopori di Jaba Pura Puseh Desa Penebel. Pembuatan biopori itu melibatkan warga di Desa Penebel. "Nanti kami akan buat lagi 100 biopori di jaba tengah Pura Puseh," jelasnya.
Kata Gusti Sastrawan, program Gazebo ini akan diterapkan ke masing-masing rumah tangga. Program pembuatannya dijadwalkan setial awal bulan secara bergilir. Harapnya di setiap rumah tangga atau pekarangan ada 20 - 30 buah biopori untuk mengcover sampah organik. "Kami berharap setiap rumah tangga secara sadar membuat. Kalau tidak bisa, relawan yang akan bantu dalam pembuatan," katanya.
Menurutnya pembuatan biopori di masing-masing rumah tangga sangat penting. Sebab dengan adanya biopori, sampah di masing-masing rumah tangga tidak sampai keluar rumah untuk dibuang. Hanya residunya saja yang diolah di desa. "Kami juga sudah ada bank sampah di desa," jelasnya.
Selain itu, jelas Gusti Sastrawan, kegunaan biopori ini juga sebagai salah satu kiat mengatasi banjir, mengatasi kekeringan tanah seandainya kemarau panjang. Selain itu, pembuangan sampah organik yang ditimbun dalam biopori itu dapat dijadikan pupuk padat. "Pupuknya nanti dapat digunakan untuk memupuk tanamam di rumah tangga, bahkan di kebun," bebernya.
Gusti Sastrawan menambahkan, program Kupinta dan Rabbit, juga akan dijalankan bergiliran. Setelah program Gazebo di setiap awal bulan, kemudian nanti akan disusul menjalan program Rabbit melibatkan seluruh banjar di Desa Penebel. "Kami jalankan secara bergiliran melalui program yang bersinergi dengan Red Rebel. Ini akan bisa membuat Desa Penebel menjadi desa bersih dan peduli lingkungan," tandasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia, sangat mengapresiasi langkah Desa Penebel. Dia bersama Camat Penebel I Gusti Ayu Supartiwi, ikut memantau pembuatan biopori di Pura Puseh Penebel. "Ini bagus sekali programnya, harapaan saya setiap desa menerapkan hal serupa," tegasnya.
Menurut Subagia dengan adanaya biopori, akan dapat membantu mengurangi sampah ke TPA. "Sampah rumah tangga khususnya organik, bisa diatasi melalui lubang biopori," tandasnya. *des
Komentar