Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gelar Diklat Karya Ilmiah Populer
AMLAPURA, NusaBali
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Karangasem menggelar pendidikan dan latihan (diklat) karya tulis ilmiah populer untuk guru bahasa Indonesia SMP dan sederajat se-Karangasem.
Diklat digelar di aula Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Jumat (13/1). Tujuannya, memberikan pelatihan cara menulis karya ilmiah populer untuk pelengkap administrasi naik pangkat. Narasumber mantan Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem I Gede Ariyasa.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Karangasem, I Wayan Astika, mengatakan karya ilmiah populer merupakan perpaduan antara penulisan ilmiah dan penulisan populer. Tulisan bersifat ilmiah namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti dan ditulis dalam bahasa populer.
Sehingga mudah dipahami masyarakat dan menarik untuk dibaca. Dalam penulisannya tetap berpegang pada standar ilmiah.
Wayan Astika mengatakan, model penulisan ilmiah itu objektivitas pandangan yang dikemukakan, disajikan mengenai kedalaman makna yang didukung informasi yang relevan.
Dijelaska, karena karya tulis ilmiah maka pilihan kata-katanya merupakan bahasa yang baku. "Beberapa contoh karya tulis ilmiah populer seperti artikel, feature, esai, dan opini," jelas Wayan Astika yang mantan Kadis Pariwisata Karangasem.
Ditambahkan, dalam penulisan karya ilmiah populer, menggunakan ragam jurnalistik dan ragam sastra. Penulisannya sistematis bebas tidak terikat, tidak harus berisi kutipan, di samping ada unsur menghibur menggunakan istilah-istilah umum. Ciri-ciri karya ilmiah populer, ada masalah yang diulas, unik, menarik, kesenjangan antara harapan dan kenyataan dan lain-lain. Agar menarik minat baca, di awal mesti diperhitungkan judul yang menarik, tulisannya runut, ejaannya benar, di samping itu pendahuluannya yang memikat agar memotivasi pembaca terus membaca isi berikutnya.
Sejumlah guru telah dilatih dan telah memulai menulis. Jika dinyatakan telah benar, tulisan tersebut dipublikasikan di media cetak. Agar bisa menulis, terlebih dahulu mesti banyak membaca sehingga kalimat yang ditulis bisa mengalir. Sementara I Gede Ariyasa mengingatkan, tahapan menulis karya ilmiah populer sesuai standar yang berlaku. "Mengawali menulis karya tulis ilmiah memang terasa berat, kalau telah dicoba, selanjutnya akan terbiasa," ungkap Ariyasa.
Hal senada dilontarkan Ketua Panitia yang juga Ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Indonesia, I Wayan Kerti, menambahkan guru-guru di Karangasem sebenarnya cukup terbantu untuk membuat karya tulis, bisa koordinasi ke FIG (Forum Ilmiah Guru). *k16
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Karangasem, I Wayan Astika, mengatakan karya ilmiah populer merupakan perpaduan antara penulisan ilmiah dan penulisan populer. Tulisan bersifat ilmiah namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti dan ditulis dalam bahasa populer.
Sehingga mudah dipahami masyarakat dan menarik untuk dibaca. Dalam penulisannya tetap berpegang pada standar ilmiah.
Wayan Astika mengatakan, model penulisan ilmiah itu objektivitas pandangan yang dikemukakan, disajikan mengenai kedalaman makna yang didukung informasi yang relevan.
Dijelaska, karena karya tulis ilmiah maka pilihan kata-katanya merupakan bahasa yang baku. "Beberapa contoh karya tulis ilmiah populer seperti artikel, feature, esai, dan opini," jelas Wayan Astika yang mantan Kadis Pariwisata Karangasem.
Ditambahkan, dalam penulisan karya ilmiah populer, menggunakan ragam jurnalistik dan ragam sastra. Penulisannya sistematis bebas tidak terikat, tidak harus berisi kutipan, di samping ada unsur menghibur menggunakan istilah-istilah umum. Ciri-ciri karya ilmiah populer, ada masalah yang diulas, unik, menarik, kesenjangan antara harapan dan kenyataan dan lain-lain. Agar menarik minat baca, di awal mesti diperhitungkan judul yang menarik, tulisannya runut, ejaannya benar, di samping itu pendahuluannya yang memikat agar memotivasi pembaca terus membaca isi berikutnya.
Sejumlah guru telah dilatih dan telah memulai menulis. Jika dinyatakan telah benar, tulisan tersebut dipublikasikan di media cetak. Agar bisa menulis, terlebih dahulu mesti banyak membaca sehingga kalimat yang ditulis bisa mengalir. Sementara I Gede Ariyasa mengingatkan, tahapan menulis karya ilmiah populer sesuai standar yang berlaku. "Mengawali menulis karya tulis ilmiah memang terasa berat, kalau telah dicoba, selanjutnya akan terbiasa," ungkap Ariyasa.
Hal senada dilontarkan Ketua Panitia yang juga Ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Indonesia, I Wayan Kerti, menambahkan guru-guru di Karangasem sebenarnya cukup terbantu untuk membuat karya tulis, bisa koordinasi ke FIG (Forum Ilmiah Guru). *k16
1
Komentar