nusabali

Pandemik Covid-19, Unud Terapkan Perkuliahan Online

RSUD Buleleng Terima Pasien Berpengawasan Covid-19

  • www.nusabali.com-pandemik-covid-19-unud-terapkan-perkuliahan-online

DENPASAR, NusaBali
Mengantisipasi mewabahnya virus Corona (Covid-19) yang kini telah ditetapkan sebagai pandemik oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), Universitas Udayana (Unud) bakal mengeluarkan kebijakan perkuliahan online mulai, Selasa (17/3).

Namun tetap ada opsi pertemuan kelas jika memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Wakil Rektor IV Unud, Prof Dr IB Wyasa Putra SH MHum, menjelaskan kebijakan internal Unud untuk mencegah agar pandemik virus Covid-19 tidak meluas adalah mengubah sistem perkuliahan untuk sementara waktu, yakni dari sistem kelas menjadi sistem online. “Jadi dari sistem kelas menjadi sistem online, dan menggunakan multimedia. Tidak semuanya mata kuliah dikuliahkan dengan sistem jarak jauh, tapi kita bisa multimedia perkuliahan itu,” ungkapnya, Sabtu (14/3).

Namun tidak menutup kemungkinan tetap akan ada pertemuan tatap muka. Jika misalkan pembelajaran harus menggunakan pertemuan kelas, nantinya diperuntukkan untuk kelas yang pertemuannya tidak lebih dari 20 orang. “Yang masuk kelas, kalau misalnya ada mahasiswa yang sedang flu, sementara kita suruh istirahat di rumah dulu. Kalau dosennya yang flu, kuliahnya yang online, meski jumlah mahasiswanya di bawah 20 orang,” terangnya.

Kebijakan ini rencananya akan diberlakukan mulai, Selasa depan. “Hari ini (kemarin, red) saya sudah draft surat edaran. Senin ditandatangani Bu Rektor, dan langsung disebar. Per Selasa itu, kebijakan perkuliahan diserahkan kepada dosen. Jadi dosennya nanti mengatur,” ucapnya.

Terhadap mahasiswa asing dari berbagai negara yang tahun ini akan mengikuti perkuliahan di Unud juga sudah dibuatkan edaran. Isinya mahasiswa yang berasal dari negara-negara yang terpapar pandemik, disarankan untuk mengikuti perkuliahan secara online. Sedangkan tamu-tamu asing yang menjadwalkan kunjungan ke Unud, ditunda mulai minggu ini. “Edaran untuk mahasiswa asing ini sudah minggu lalu. Untuk forum atau konferensi-konferensi internasional maupun pertemuan ilmiah (domestik) kami juga sudah tunda semua,” imbuhnya. Untuk mahasiswa yang harus ikut pertemuan tatap muka, pihak Unud sudah menyiapkan detector suhu badan dan sanitasi tangan. Tidak hanya mahasiswa dan dosen, apabila ada tamu-tamu yang datang berkunjung ke rektorat Unud, juga disediakan peralatan yang sama di depan lobi rektorat. “Jadi kalau suhunya di atas 38 derajat, untuk sementara komunikasinya lewat telepon dulu, tidak bertemu secara fisik dulu,” katanya.

Terpisah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Jumat (13/3) pukul 23.30 Wita menerima seorang pasien berpengawasan Corona (Covid-19). Pasien yang asli orang Buleleng ini disebut mengalami gejala batuk, demam dan sesak nafas serta ada riwayat kunjungan ke luar negeri. Pasien yang merupakan seorang perempuan berumur 25 tahun, Sabtu (14/3) dalam pengawasan tim medis ruang isolasi RSUD Buleleng.

Dari informasi yang beredar, pasien berpengawasan corona ini memang baru pulang dari Italia pada 20 Februari lalu. Dia disebut bekerja di Italia. Namun sejak dua pekan terakhir pasien mengeluh mengalami batuk. Kondisinya semakin mengkhawatirkan saat, Jumat (13/3) mengalami demam disertai sesak nafas dan batuknya semakin keras. Dia diantarkan keluarganya lalu memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis paru-paru di Buleleng. Jumat malam pun pasien juga langsung menjalani rontgen dan ditemukan gejala radang paru-paru hingga dirujuk malam itu juga ke RSUD Buleleng.

Wakil Bupati Buleleng, dr I Nyoman Sutjidra SpOG dikonfirmasi terpisah, Sabtu sore kemarin melalui telepon membenarkan RSUD Buleleng menerima seorang pasien berpengawasan corona. “Sudah ada laporan dari RSUD Buleleng, memang benar ada pasien yang saat ini dalam pengawasan di ruang isolasi,” jelas Wabup Sutjidra.

Saat ini pasien yang bersangkutan juga tengah diawasi oleh dokter dan perawat yang ditugaskan sesuai dengan protap penanganan corona sesuai standar World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan. “Dari kemarin malam dirawat di ruang isolasi IGD dan saat ini siap dipindah ke ruang Lely, ruang isolasi yang sudah disiapkan,” jelas Wabup yang juga berprofesi sebagai dokter ini.

Pihak RSUD Buleleng juga tengah menunggu materi pengambilan sampel apusan tenggorokan yang akan dikirim ke laboratorium pusat untuk diuji. “Jadi ini belum positif, masih perlu pengujian laboratorium untuk memastikan, secepatnya diambil sampel hapusan setelah materinya datang dari Denpasar,” imbuh dia.

Selain itu dari kasus yang diterima RSUD Buleleng, Dinas Kesehatan juga akan segera melakukan penelusuran terkait aktifitas dan siapa saja yang diajak berinteraksi oleh pasien untuk upaya pencegahan dini. Wabup Sutjidra mengimbau kepada pengunjung rumah sakit dan masyarakat umum untuk tidak panik namun tetap waspada.

Seluruh masyarakat diharapkan menjaga kebersihan diri dan rajin mencuci tangan usai melakukan aktifitas di luar rumah. Saat berada di tempat beresiko penularan juga dianjurkan tidak memegang benda sembarangan dan mengapuskan tangan ke daerah wajah untuk meminimalisir penularan. Selain juga menjaga stamina dan kekebalan tubuh untuk memproteksi diri sendiri dari serangan virus corona yang sudah menyebar masif di dunia. Sebagai langkah pencegahan massal juga akan dilangsungkan disinfektan massal hari ini, Minggu (15/3) serentak di seluruh Bali menyasar pusat wisata. Untuk Buleleng sendiri akan dipusatkan di sekitar Pantai Lovina dan Hotel Banyualit. Selanjutnya akan diikuti oleh seluruh pelaku pariwisata termasuk tempat-tempat umum dan keramaian.

Sementara Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dihubungi NusaBali terkait pasien dalam pengawasan Covid-19 di Buleleng memberikan penjelasan soal status di pasien. Kata Dewa Indra pasien tersebut memang ada riwayat bepergian keluar negeri. Namun dia sudah tiba di Bali pada 20 Februari 2020 lalu. "Pasien di Buleleng itu memang ada riwayat bepergian ke luar negeri," ujar Dewa Indra.

Sementara masa inkubasi virus Corona tersebut diketahui secara medis adalah pada 14 hari. "Kalau dihitung 14 hari sejak 20 Pebruari kan sudah lewatlah itu," ujar Dewa Indra. Urusan si pasien ini masuk ke rumah sakit dan diinformasikan dalam pengawasan Covid-19, karena memang si pasien meminta sendiri supaya diperiksa intensif sebagai bagian pencegahan. "Si pasien yang memang ingin mendapatkan pengecekan maksimal sebagai antisipasi," ujar birokrat yang juga Sekda Provinsi Bali ini.

Dijelaskan Dewa Indra, indikasi si pasien terpapar Virus Corona sama sekali tidak ada di Buleleng. "Jangan melompat-melompatlah informasinya. Jangan sampai masyarakat Bali resahlah. Pak Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sudah buat keterangan pers itu. Sudah jelas kok itu," ujar Dewa Indra. *nat k23, ind

Komentar