nusabali

Wagub dan Sekda Pimpin Penyemprotan Disinfektan

  • www.nusabali.com-wagub-dan-sekda-pimpin-penyemprotan-disinfektan

DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali diikuti Pemkab/Pemkot se-Bali secara serentak melakukan penyemprotan disinfektan massal di tempat-tempat umum seluruh Bali, Minggu (15/3) pagi, sebagai antisipasi penyebaran virus Covid-19.

Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, memimpin langsung penyemprotan disinfektan di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar Selatan, dan Hotel Griya Santrian Sanur.

Penyemprotan disinfektan di Dermaga Penyeberangan Nusa Penida kawsasan Pantai Mertasari Sanur, Minggu pagi mulai pukul 08.00 Wita, melibatkan pula sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov Bali. Sedangkan penyemprotan disinfektan di Hotel Griya Santrian Sanur dilakukan sekitar pukul 08.30 Wita, usai kasi di Pantai Mertasari.

Tiba di Hotel Santrian, Wagub Cok Ace dan Sekda Dewa Made Indra bersama jajaran langsung menyemprotkan disinfektan di arena kursi santai wisatawan yang berada di tepi pantai. Saat itu, ada beberapa wisatawan asing sedang berjemur. Mereka memahami apa yang dilakukan pemerintah. Selain penyemprotan disinfektan, di depan Hotel Santrian juga disediakan hand senitizer. Setiap yang datang juga diperiksa suhu badannya.

Sekda Dewa Made Indra, yang sekaligus menjabat Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, mengatakan gerakan penyemprotan disinfektan ini mesti dilakukan secara terus menerus. Pencegahan yang paling utama adalah menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Dengan membiasakan PHBS, kata Dewa Indra, tidak saja terhindar dari virus Covid-19, tapi juga terlindung dari penyakit lainnya. “Hari ini (kemarin, Red) kita mulai gerakannya. Tapi, bukan hari ini saja kegiatannya, namun terus menerus. Ini untuk meyakinkan masyarakat dan juga wisatawan, bahwa Bali serius melakukan upaya-upaya pencegahan. Selain itu, juga sebagai kegiatan untuk mengedukasi mas-yarakat agar melakukan upaya pencegahan di rumah tangga masing-masing,” tegas Dewa Indra.

Dalam kesempatan itu, Dewa Indra juga menyebutkan kondisi terkini pasien dalam status pengawasan Corona per Sabtu (14/3) berjumlah 17 orang. Minggu dinihari, sudah keluar hasil lab untuk 5 orang dan dinyatakan negatif. Saat ini Bali menunggu hasil lab untuk 12 pasien status pengawasan yang masih dirawat di beberapa rumah sakit rujukan.

Menurut Dewa Indra, kondisi terkini suami dari pasien WNA kasus 25 Covid-19 yang meninggal, sudah membaik dan dinyatakan negatif. Padahal, dia merupakan pasien yang paling intens kontak langsung dengan pasien kasus 25 Covid-19. Selain pemeriksaan medis terhadap suami pasien kasus 25, juga dilakukan tracing (penelusuran) terus menerus dan ditemukan 23 orang yang sempat kontak langsung. Seluruhnya telah diambil swab. “Hasilnya, sudah keluar tadi malam (Sabtu). Semuanya negatif. Artinya, pasien kasus 25 itu tidak menginfeksi orang lain,” tandas birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini.

Sedangkan satu pasien WNI dalam status pengawasan Covid-19 yang dirawat di RSUD Buleleng, kata Sekda Indra, memang mengalami demam dan batuk plus memiliki riwayat perjalanan ke Italia. Terhadap pasien tersebut, telah diambil swab dan sampelnya sudah dikirim ke Jakarta.

“Karena ada riwayat perjalanan ke Italia, maka (pasien yang dirawat di RSUD Buleleng, Red) dimasukkan sebagai PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Dari tracing (penelusuran), saya dapat laporan kalau pasien WNI ini pulang ke Indonesia pada 20 Februari lalu. Artinya, sudah 23 hari dia di Bali, dan itu telah melewati masa inkubasi 14 hari. Tapi, swabnya sudah diambil kemarin dan hari ini dikirim ke Jakarta. Kita tunggu saja hasilnya,” jelas mantan Kepala BPBD Provinsi Bali ini.

Dewa Indra mengimbau masyarakat tetap tenang, namun tidak mengurangi kewaspadaan, serta teliti dalam memilah berita. Sebab, ada informasi yang menyebutkan Bali lockdown pada 25 Maret 2020 mendatang, yang sebenarnya adalah perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1942. “Kami klarifikasi sampai hari ini pemerintah Provinsi Bali belum mengambil kebijakan lockdown atau isolasi daerah. Belum ada kebutuhan yang signifikan untuk itu. Setiap kebijakan harus diambil dalam keadaan tenang dan melihat perkembangan situasi. Hari ini saya katakan belum, bukan berarti tidak untuk nanti,” katanya. *ind

Komentar