nusabali

Penanganan Corona Dipusatkan di RS Pratama Giri Emas

  • www.nusabali.com-penanganan-corona-dipusatkan-di-rs-pratama-giri-emas

Menjadikan rumah sakit kecil sebagai pusat penanganan Corono dinilai lebih efektif dan tidak mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.

SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng sepakat untuk memusatkan penanganan pasien corona. Ruang isolasi yang semulanya disiapkan di RSUD Buleleng, akan difokuskan di RS Pratama Giri Emas, Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan Buleleng. Pemusatan penanganan itu disebut untuk mengurangi risiko penularan virus.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan keputusan pemusatan penanganan pasien corona ditetapkan setelah rapat penanganan corona usai Sabtu (14/3) malam di rumah jabatan Bupati Buleleng. Menurutnya ruang isolasi yang disediakan di RSUD Buleleng pola distribusinya linier dinilai berbahaya bagi pasien lain. “Tegas saya tetapkan RS Pratama Giri Emas sebagai rumah sakit isolasi. Saya tidak mau RSUD sulit. Bayangkan dari sal ke ruang rontgen, lewat selasar. Ini kan bahaya. Makanya saya ambil kebijakan ini,” tegas dia.

Penanganan virus corona secara terfokus ini disebutnya seperti yang dilakukan di Kota Wuhan, China. Rumah sakit kecil memang disiapkan khusus untuk penanganan pasien corona. Langkah ini dinilai efektif untuk menekan penyebaran virus. RS Pratama Giri Emas yang saat ini masih dihuni delapan pasien umum, hingga Minggu (15/3) belum dipindahkan.

Pasien RS Pratama Giri Emas disebut akan dipindahkan perawatannya ke RSUD Buleleng. setelah itu pasien berpengawasan corona yang diterima RSUD Buleleng Jumat (13/3) baru akan dipindahkan setelah RS Pratama kosong dan siap. “Yang diterima di RS itu masih PDP (Pasien Dalam Pengawasan,red) belum positif corona. Tetapi kita jaga-jaga. Bukan menunggu sudah terjadi baru siap-siap. Nanti seandainya PDP ini positif, diisiolasi di RS Pratama Giri Emas semua,” jelas Bupati PAS.

Penyiapan RS Pratama Giri Emas sebagai rumah sakit khusus penanganan pasien corona sembari menunggu hasil laboratorium dirilis pusat. Persiapan yang sangat penting yakni tenaga medis termasuk kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) yang saat ini masih sangat terbatas. RSUD Buleleng terakhir hanya memiliki 30 set baju astronot yang digunakan khusus untuk penanganan kasus Corona.

Sementara itu Wabup dr I Nyoman Sutjidra menambahkan dipusatkannya penanganan pasien corona juga sudah dibuatkan alur pelayanan. RS Pratama Giri Emas sementara waktu juga tidak akan membuka pelayanan medis di poliklinik. Pasien yang dicurigai corona begitu masuk dan diterima di RS Pratama Giri Emas langsung masuk ke UGD, langsung discreening.

“Sekarang kami siapkan ruangannya dengan tekanan negatif, oksigen sentral, ventilator, monitor, jadi itu yang kami siapkan. Semua ambulans BES akan kami pusatkan di giri emas ini. rontgen nanti kami gunakan yang mobile. Begitu ada yang dicurigai, langsung scan,” ungkap Wabup yang juga seorang dokter itu.

Sutjidra pun menyakinkan mulai Senin (16/3) RS Pratama Giri Emas steril tanpa pasien.

Dia juga menjelaskan kapasitas RS Pratama Giri Emas bisa menampung 36 orang pasien. Setelah ruangan siap dengan spesifikasi khususnya dalam kurun waktu tiga hari ini petugas medis juga akan dilatih. Sehingga begitu ada pasien dicurigai corona baru langsung dapat ditangani. “Tenaganya juga akan discreening oleh dokter. Mereka sedang diskusi, tenaga kualifikasi yang diperlukan. Mulai besok dilatih. Kita lihat kebutuhannya,” jelas Wabup Sutjidra.

Sementara itu selain seorang perempuan berusia 25 tahun yang berstatus berpengawasan corona, RSUD Buleleng juga menerima seorang pasien serupa pada Sabtu (14/3) siang kemarin. Sehingga hingga kini jumlah pasien berpengawasna corona di Buleleng ada dua orang. “Yang satu lagi itu WNA asal Belanda, baru dua hari dan menginap di Buleleng. Perempuan berumur 72 tahun itu dinyatakan sudah lama di Indonesia. Namun dari hasil rontgen juga ditemukan peradangan pada paru-parunya selain demam dan batuk yang dikeluhkan. WNA perempuan itu pun kini sedang dirawat intensif di ruang isolasi RSUD Buleleng.

Kepala Dinas Kesehatan Buleleng. IGN Mahapramana menegaskan dinasnya sudah membentuk tim surveillance. Terkait dua pasien berpengawasan corona di RSUD Buleleng akan dilakukan penyelidikan epidomologi, baik tempat yangs empat dikunjungi dan kontak kepada orang di sekitranya. “Nanti sambil tunggu hasil lab dari pasien itu. kalau hasilnya positif, ya harus isolasi 14 hari. Tapi kalau negatif, ya nanti dirawat biasa. Timnya sudah ada, tim surveillance. Kami juga di-back up dari provinsi. Kami datangi, kami tanyakan ada kontak. Kondisi kesehatan kami tanyakan,” ungkap Mahapramana.

Dari hasil penelusuran sementara selain dua oranag yang berstatus PDP, ada juga yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang sempat kontak langsung dengan PDP.

Sebagai langkah antisipasi dan pencegahan, Pemkab Buleleng bersama instansi terkait juga melakukan disinfektan serentak di beberapa tempat Minggu (15/3) pagi kemarin. Dipimpin Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, penyemprotan disinfektan dimulai dari gedung pemerintahan, tempat keramaian hingga kawasan wisata.*k23

Komentar