Banjar Kaja, Sesetan Tetap Gelar Omed-omedan
DENPASAR, NusaBali
Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan memilih untuk tetap melaksanakan tradisi omed-omedan seperti biasa saat ngembak geni, Kamis (26/3).
Kegiatan tersebut tak terpengaruh dengan wabah virus Corona (Covid-19), sebab tradisi tersebut tidak boleh ditunda karena sudah menjadi bagian dari prosesi turun temurun. Hal itu diungkapkan Kelian Adat Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar, I Made Sudama, saat ditemui di bale banjar setempat, Rabu (19/3). Menurut dia, kendati ada wabah virus Corona dan surat edaran (SE) Gubernur Bali terkait segala kegiatan keramaian ditunda sementara, namun tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun itu pantang untuk tidak diadakan. Sebab, jika tidak diadakan warga setempat meyakini akan terjadi musibah.
Dikatakan Made Sudama, tradisi Omed-omedan pernah tidak dilaksanakan. Namun yang terjadi sepasang babi malah beradu sampai berdarah-darah. Dengan fenomena itu, Made Sudana juga mengkhawatirkan terjadi hal yang sama pada warganya. Dengan pertimbangan itulah warga Banjar Kaja memutuskan untuk tetap digelar.
"Ini tidak bisa kalau tidak digelar. Kenapa saya bilang seperti itu, karena dulu pernah ada usaha tradisi ini tidak diadakan. Ternyata ada fenomena sepasang babi yang beradu sampai berdarah-darah, sehingga diambil kesimpulan tidak mungkin tradisi ini tidak diadakan. Jika dulu babi berdarah-darah, jangan-jangan nantinya manusia yang berkelahi sampai berdarah-darah. Makanya dalam keadaan seperti ini, tetap mengadakan tradisi Omed-omedan," jelasnya.
Pihaknya juga mengaku menghormati imbauan Gubernur Bali, seperti adanya pembatasan-pembatasan untuk keramaian. Namun, pihaknya tetap akan melaksanakan tradisi Omed-omedan itu. Menurut Made Sudama, terkait festival dan adanya imbauan tak boleh ada keramaian atau dibatasi, kemungkinan dalam tradisi ini akan dibatasi.
"Dalam hal ini, ampura pisan niki (mohon maaf, red), malam ini kami akan adakan rapat mendadak dengan pengabih adat dan panglingsir untuk menyikapi imbauan itu. berkaitan dengan festival, sponsor, kuliner dan panitia yang mengisi parade budaya bisa saya sampaikan nanti mungkin akan dibatasi, untuk tradisi masih tetap dilakukan. Artinya saya yakin kekuatan Ida Betara lebih tinggi dari Corona," kata Made Sudana. *mis
Dikatakan Made Sudama, tradisi Omed-omedan pernah tidak dilaksanakan. Namun yang terjadi sepasang babi malah beradu sampai berdarah-darah. Dengan fenomena itu, Made Sudana juga mengkhawatirkan terjadi hal yang sama pada warganya. Dengan pertimbangan itulah warga Banjar Kaja memutuskan untuk tetap digelar.
"Ini tidak bisa kalau tidak digelar. Kenapa saya bilang seperti itu, karena dulu pernah ada usaha tradisi ini tidak diadakan. Ternyata ada fenomena sepasang babi yang beradu sampai berdarah-darah, sehingga diambil kesimpulan tidak mungkin tradisi ini tidak diadakan. Jika dulu babi berdarah-darah, jangan-jangan nantinya manusia yang berkelahi sampai berdarah-darah. Makanya dalam keadaan seperti ini, tetap mengadakan tradisi Omed-omedan," jelasnya.
Pihaknya juga mengaku menghormati imbauan Gubernur Bali, seperti adanya pembatasan-pembatasan untuk keramaian. Namun, pihaknya tetap akan melaksanakan tradisi Omed-omedan itu. Menurut Made Sudama, terkait festival dan adanya imbauan tak boleh ada keramaian atau dibatasi, kemungkinan dalam tradisi ini akan dibatasi.
"Dalam hal ini, ampura pisan niki (mohon maaf, red), malam ini kami akan adakan rapat mendadak dengan pengabih adat dan panglingsir untuk menyikapi imbauan itu. berkaitan dengan festival, sponsor, kuliner dan panitia yang mengisi parade budaya bisa saya sampaikan nanti mungkin akan dibatasi, untuk tradisi masih tetap dilakukan. Artinya saya yakin kekuatan Ida Betara lebih tinggi dari Corona," kata Made Sudana. *mis
Komentar