Omed-omedan Hanya Libatkan Tiga Pasang Sekaa Teruna
DENPASAR, NusaBali
Tradisi Omed-omedan Banjar Kaja Sesetan, Denpasar Selatan, tetap akan dilangsungkan di bawah bayang-bayang merebaknya virus Corona baru (Covid-19).
Namun kemeriahan tradisi tahunan ini dibuat lebih sederhana dengan hanya melibatkan tiga pasang Sekaa Teruna.
Kesepakatan itu diambil dalam paruman mendadak yang dilakukan Prajuru Adat Banjar Kaja, Seka Teruna dan Panglingsir Banjar setempat, Rabu (18/3) malam. Dalam keputusan tersebut tradisi Omed-omedan akan tetap dijalankan. Namun, dalam prosesi Omed-omedan kali ini tidak sebesar biasanya. Selain mengurangi pelibatan Sekaa Teruna, mereka sepakat sebelum tradisi dimulai dilaksanakan upacara Guru Piduka.
Kelian Banjar Kaja Sesetan, I Made Sudama, saat dihubungi, Kamis (18/3) mengungkapkan, dalam paruman juga diputuskan Banjar Kaja tidak berani meniadakan tradisi Omed-omedan. Omed-omedan akan dilaksanakan sesederhana mungkin. Bahkan, Sudama mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan publikasi tradisi tersebut untuk tahun ini.
"Omed-omedan tetap dilangsungkan, tapi kita lebih menekankan pada ritual dengan perosesi sesederhana mungkin. Untuk jumlah peserta yang mengikuti Omed-omedan melibatkan tiga pasang dan dibatasi. Kami juga tidak mempublikasikan untuk tahun ini, baik melalui media apapun. Intinya semua itu kita batasi," kata Sudama.
Ditambahkan Sudama, karena tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan seusai ngembak geni atau sehari setelah Nyepi, dan masyarakat sudah tahu akan tradisi ini akan diatur jika datang ke lokasi. Sedangkan untuk festival dalam tradisi ini, diputuskan ditiadakan. "Jadi pasar paiketan, parade budaya dan undangan-undangan tidak ada lagi untuk tahun ini, baik itu pemerintah maupun undangan lainnya. Cukup hanya di internal saja atau banjar kami saja," ujarnya.
Untuk lokasi pelaksanaan Omed-omedan terdapat dua pilihan, yakni satu di depan balai banjar dan yang kedua di dalam balai banjar atau depan pura banjar. "Selain kami melaksanakan ritual Omed-omedan, kami juga sepakat dengan keadaan sekarang yang ada unsur merana maka sebelum melaksanakan tradisi diawali dengan upacara Guru Piduka agar kita diberikan kekuatan dan keselamatan," ucapnya.
Diharapkan Sudama, badai ini berlalu dan ke depannya tradisi Omed-omedan ini bisa dilaksanakan lebih meriah lagi. "Kami sekarang memaklumi untuk kepentingan lebih besar," tandasnya. *mis
1
Komentar