Jelang Nyepi, Penjualan Sarana Upakara Meningkat
Tak semarak penjualan pada Nyepi tahun lalu, namun penjualan alat upakara mengalami lonjakan di tengah kelesuan akibat dampak virus Corona.
DENPASAR, NusaBali
Menjelang Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1942 penjualan aneka sarana upakara terus meningkat. Salah satu toko penjual sarana upakara, Onieka Yadnya, yang terletak di Jalan Katrangan, Sumerta Kelod, Denpasar Timur ramai dikunjungi pembeli pada Jumat (20/3/2020).
Ketut Ariguna, pemilik toko, mengatakan para pembeli sudah mulai berdatangan sejak beberapa hari yang lalu untuk berburu sarana upakara. "Sudah empat hari terakhir ini banyak yang berbelanja sarana upakara untuk rangkaian persembhyangan Nyepi nanti," ujarnya.
Menjelang Nyepi jumlah transaksi di tokonya cukup membludak. "Dalam sehari jumlah transaksi di sini bisa mencapai 200-an," katanya. Ia mengaku, pendapatannya meningkat karena banyaknya pembeli. Omzet penjualan dalam sehari bisa mencapai Rp 5 juta, padahal hari-hari biasanya hanya Rp 2 juta.
Sarana upakara yang paling banyak dicari di Toko Onieka Yadnya adalah dupa. Mendekati Nyepi, dalam sehari mencapai 200-an pcs dupa yang dibeli. "Pada hari biasa paling sekitar 100-an pcs yang dibeli," tuturnya. Harga dupa yang Ariguna jual cukup bervariasi, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 80 ribu.
Sedikit banyaknya dupa yang terjual, lanjutnya, juga bergantung kepada pembeli. "Soalnya saya juga jual grosiran yang harganya relatif lebih murah. Kalau grosir kan satu kali transaksi bisa sampai 50 pcs dupa yang dibeli," tambah pria yang sudah tujuh tahun berjualan sarana upakara ini.
Sarana upakara lainnya yang banyak dicari adalah wastra untuk sanggah. Dalam satu hari nominal transaksi pembelian wastra di mencapai Rp 1 juta . "Harga setiap meternya juga bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 200 ribu. Rata-rata laku sampai 30 meter perhari. Sedangkan hari biasa paling 5 meter," paparnya.
Hal yang sama juga berlaku pada pelangkiran. "Kalau yang ini peningkatannya tidak terlalu banyak. Sehari laku sekitar 5 buah, kalau di hari biasa 2 buah. Untuk harganya paling murah Rp 25 ribu sampai Rp 450 ribu. Yang paling umum dicari sih yang harganya Rp 50 ribu," sambung Ariguna.
Sementara itu penjual lainnya di Jalan Tukad Balian, Renon, Denpasar Selatan, Wayan Suana, mengatakan sarana upakara yang paling banyak dicari adalah sanggah. "Kemarin lusa ada yang beli 3, kemarin juga 3. Kalau hari biasanya cuma 1 aja paling yang beli," ujar Suana yang membandrol sanggah dengan harga Rp 20 ribu.
Namun ia juga mengungkapkan antusias pembeli tak seramai Nyepi tahun lalu. "Nyepi kemarin itu bisa laku sampai 10 sanggah per harinya," tuturnya. Ia menduga hal ini adalah dampak merebaknya Corona. "Kan banyak pegawai hotel atau villa yang dirumahkan jadi banyak ada waktu luang untuk bikin sanggah sendiri," pungkasnya.*cr75
1
Komentar