Terbengkalai, Pasar Rakyat Giri Emas Suwung Ngedamyung
Pedagang memilih kembali berjualan ke tempat lama dan meninggalkan pasar rakyat itu karena sepi pembeli.
SINGARAJA, NusaBali
Pasar rakyat Desa Giri Emas di Kecamatan Sawan, Buleleng terkesan mubazir. Bangunan pasar tradisional yang selesai dibangun tahun 2018 lalu suwung ngedambyung (sepi,red). Lapak dan kios yang disiapkan untuk pedagang tak ada yang terisi. Bangunan pasar rakyat itu pun kini mulai ditumbuhi semak belukar.
Pasar tradisional itu memang sempat diisi sejumlah pedagang, sekitar 15 orang pedagang. Namun belasan pedagang yang berasal dari warga lokal di sana tak bertahan lama. Selang berjualan dua bulan satu per satu pedagang meninggalkan pasar rakyat dan memilih berjualan di tempat lain dan kembali ke pasar tenten yang berlokasi di depan Balai Banjar Giri Emas.
Pedagang memilih kembali berjualan ke tempat lama dan meninggalkan pasar rakyat itu karena sepi pembeli. Selain juga ada stigma tempat yang dijadikan lokasi pasar dikenal angker oleh masyarakat sekitar. Kondisi sepinya pembeli membuat para pedagang merugi dan mencari peruntungan di tempat lain.
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Dagprinkop-UMKM) Buleleng, Dewa Made Sudiarta tak memungkiri kondisi pasar rakyat Giri Emas yang kini tak difungsikan masyarakat sekitar. Sejauh ini aset pasar rakyat masih milik Dinas Dagprinkop-UMKM yang sedang diurus oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk diserahkan asetnya kepada pemerintah Desa Giri Emas.
Upaya pembinaan oleh perangkat desa setempat sudah ditempuh, tetapi hal itu tidak membuahkan hasil. Sejak itu, semua pedagang akhirnya berdagang ke tempat lain dan sebagian kembali berjualan di pasar tenten lama di dekat Bale Banjar Desa Giri Emas. Saat ini menurut Kadis Sudiarta sedang mencari jalan keluar agar fasilitas itu bisa dimanfaatkan sesuai fungsinya.
“Kami masih cari jalan keluarnya dengan pemerintah desa, bagaimana nanti agar pedagang di pasar tenten kembali berjualan di pasar rakyat. Kami coba bina dna mengajak pedagang,” jelas dia.
Selain itu Dinas Dagprinkop-UMKM juga akan berkoordinasi dengan Desa Sangsit dengan kondisi pasar desanya yang penuh sesak hingga meluber ke pinggir jalan. Pedagang yang tidak tertampung di Pasar Desa Sangsit akan diarahkan berdagang ke pasar rakyat Desa Giri Emas. “Memang membuat pasar ramai perlu waktu. Kita akan akan arahkan bisa berdagang di sana, apalagi kalau lokasi strategis karena di pinggir jalan Singaraja – Amlapura,” kata dia.*k23
Pasar tradisional itu memang sempat diisi sejumlah pedagang, sekitar 15 orang pedagang. Namun belasan pedagang yang berasal dari warga lokal di sana tak bertahan lama. Selang berjualan dua bulan satu per satu pedagang meninggalkan pasar rakyat dan memilih berjualan di tempat lain dan kembali ke pasar tenten yang berlokasi di depan Balai Banjar Giri Emas.
Pedagang memilih kembali berjualan ke tempat lama dan meninggalkan pasar rakyat itu karena sepi pembeli. Selain juga ada stigma tempat yang dijadikan lokasi pasar dikenal angker oleh masyarakat sekitar. Kondisi sepinya pembeli membuat para pedagang merugi dan mencari peruntungan di tempat lain.
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Dagprinkop-UMKM) Buleleng, Dewa Made Sudiarta tak memungkiri kondisi pasar rakyat Giri Emas yang kini tak difungsikan masyarakat sekitar. Sejauh ini aset pasar rakyat masih milik Dinas Dagprinkop-UMKM yang sedang diurus oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk diserahkan asetnya kepada pemerintah Desa Giri Emas.
Upaya pembinaan oleh perangkat desa setempat sudah ditempuh, tetapi hal itu tidak membuahkan hasil. Sejak itu, semua pedagang akhirnya berdagang ke tempat lain dan sebagian kembali berjualan di pasar tenten lama di dekat Bale Banjar Desa Giri Emas. Saat ini menurut Kadis Sudiarta sedang mencari jalan keluar agar fasilitas itu bisa dimanfaatkan sesuai fungsinya.
“Kami masih cari jalan keluarnya dengan pemerintah desa, bagaimana nanti agar pedagang di pasar tenten kembali berjualan di pasar rakyat. Kami coba bina dna mengajak pedagang,” jelas dia.
Selain itu Dinas Dagprinkop-UMKM juga akan berkoordinasi dengan Desa Sangsit dengan kondisi pasar desanya yang penuh sesak hingga meluber ke pinggir jalan. Pedagang yang tidak tertampung di Pasar Desa Sangsit akan diarahkan berdagang ke pasar rakyat Desa Giri Emas. “Memang membuat pasar ramai perlu waktu. Kita akan akan arahkan bisa berdagang di sana, apalagi kalau lokasi strategis karena di pinggir jalan Singaraja – Amlapura,” kata dia.*k23
Komentar