KESEHATAN: Minuman Manis Memicu Kolesterol
Yang manis manis selalu dikaitkan dengan penyakit diabetes. Temuan studi terbaru menyebut, minuman manis ternyata juga bisa menyebabkan dyslipidemia atau kadar lemak darah yang tinggi.
Dislipidemia merupakan kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Kadar kolesterol jahat tinggi selama ini hanya dikaitkan dengan makanan berlemak dan jeroan.
Kadar kolesterol yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab stroke. Dalam penelitian terbaru yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association, tim peneliti mengungkap bahaya konsumsi minuman manis setiap hari. Studi ini menganalisis data dari 6.000 orang berusia pertengahan selama 12 tahun. “Kami sangat tertarik pada bagaimana konsumsi beragam jenis minuman berkontribusi pada perubahan lemak darah. Ada bukti dari studi observasi sebelumnya, tingginya konsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung,” kata ketua peneliti Danielle Haslam seperti dikutip Healthline.
Studi yang dilakukan Haslam menemukan, orang dewasa yang minum minuman manis setiap hari memang berisiko lebih tinggi memiliki kadar kolesterol tinggi. Minuman mengandung gula tinggi beresiko sampai 98 persen menyebabkan kenaikan LDL dan 53 persen kenaikan kadar trigliserida. “Asupan gula dan diabetes memang berperan penting dalam kadar kolesterol,” kata Mark Peterman, dokter jantung dari Texas Health Plano seperti dilansir kompas.com. Disebutkan terdapat kaitan erat antara kolesterol tinggi, berat badan, dan diabetes, atau yang sering disebut sebagai sindrom metabolik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian banyak orang, mengingat saat ini siapapun dapat dengan mudah menemukan minuman manis, tidak hanya dalam bentuk softdrink, tapi juga minuman kekinian seperti kopi susu, teh susu, hingga boba.
Tidak semua kolesterol berbahaya. Tubuh memerlukan kolesterol untuk membangun selubung saraf dan membran sel tubuh. “Permasalahan utama dari kolesterol bukan berada pada senyawanya, tapi lebih pada jumlah kolesterol yang berada di dalam tubuh kita,” kata Dr Eric Rimm, profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health. Tubuh menyediakan kolesterol dalam dua bentuk, yaitu high-density lipoprotein (HDL) atau yang dikenal sebagai kolesterol baik, dan low-density lipoprotein (LDL) yang dimusuhi hampir semua orang karena perannya sebagai kolesterol jahat. Kenapa? Karena jumlah LDL yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke. Jadi, tubuh manusia memproduksi kolesterol LDL secara alamiah. Namun, pola hidup yang tidak sehat seperti malas berolahraga dan tidak mengontrol asupan makanan yang tinggi kolesterol, dapat menyebabkan tubuh memiliki jumlah kolesterol LDL yang lebih banyak. Selain itu, beberapa orang mewarisi gen dari orang tuanya, sehingga orang tersebut memiliki kolesterol dalam jumlah yang lebih banyak. “Kolesterol jenis LDL berbahaya bagi tubuh karena kandungan LDL yang terlalu banyak di dalam darah dapat menyebabkan percepatan pembentukan plak arteri,” kata Rimm. Pembentukan plak ini yang akan memicu penyumbatan aliran darah. Akibatnya dapat memicu berbagai penyakit seperti:
* Sakit Jantung.
Aliran darah jantung yang terhambat dapat menyebabkan terputusnya aliran nutrisi ke jantung. Tanpa aliran darah, otot jantung dapat mengalami kematian dan menyebabkan gangguan jantung yang dikenal dengan serangan jantung. Serangan jantung menyebabkan keluhan nyeri dada sebelah kiri, sesak napas, dan adanya keringat dingin. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan ini dapat mengancam nyawa penderitanya.
* Stroke.
Bertumpuknya plak pada pembuluh darah tidak hanya terjadi pada pembuluh darah jantung saja, tapi juga dapat terjadi pada pembuluh darah organ lain, seperti pembuluh darah otak. Jika pembuluh darah otak tersumbat, maka aliran darah otak dapat terhambat.
* Perlemakan hati.
Kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan gangguan hati, yaitu berupa perlemakan hati. Perlemakan hati adalah keadaan ketika hati memiliki komposisi lemak yang lebih tinggi. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan pengerasan hati jika tidak ditangani dengan baik dan tepat.
* Gangguan ginjal.
Penumpukan plak pada pembuluh darah juga dapat menyebabkan gangguan pada organ ginjal, yaitu penurunan aliran darah ke ginjal. Kondisi ini bisa berujung pada penurunan fungsi ginjal. *
1
Komentar