Sutradarai Musisi Hingga Narapidana
Filmaker serta mantan 'anak nakal' ini juga sempat menyutradarai video klip milik kelompok musik yang beranggotakan warga binaan Lapas Kerobokan.
DENPASAR, NusaBali
Erick Est telah memiliki rekam jejak sebagai seorang sutradara yang cakap dalam berbagai genre. Sebagai seorang sutradara yang telah menggarap ratusan film dan video klip bertahun-tahun, ia juga menyimpan segudang pengalaman dalam mengarahkan pemain.
Beragam latar pemain dari musisi hingga narapidana (napi) pernah ia libatkan dalam sejumlah karyanya. Musisi yang pernah Erick 'garap' antara lain Jonas Thomassen, Ras Muhammad, Nanoe Biroe, Lolot Band, Navicula, Scared Of Bumbs, serta Superman Is Dead. Ia juga pernah menyutradarai aktris Happy Salma dan Prisia Wulandari Nasution.
Filmaker serta mantan 'anak nakal' ini juga sempat menyutradarai video klip milik kelompok musik yang beranggotakan warga binaan Lapas Kerobokan. Mereka adalah Antrabez (Anak Tirali Besi). Ada dua vidoe klip Antrabez yang Erick garap, yakni lagu Syukuri Ujianmu (2016) dan Indonesia (2018).
"Waktu diminta tolong buat garapin video klip mereka, aku nggak lihat mereka narapidana. Karena mereka berkarya bikin album dan bagus. Apa yang mereka bikin aku support aja. Akhirnya banyak seniman dan musisi lain yang support juga," ungkap Erick.
Sejumlah seniman dan musisi yang turut ambil bagian dalam proyek ini ada Jerinx dan Bobby Cool SID, Robi Navicula, Marshello The Hydrant, Made Bawa Lolot, Ian Zat Kimia, Igor Saykoji, Ayu Laksmi, Sandrayati Fay, dan Sandrina Malakiano. Dalam video klip yang sudah ditonton lebih dari 290 ribu kali ini juga melibatkan sekitar 200 narapidana Lapas Kerobokan.
"Aku kasih tau skenarionya lebih dulu ke mereka dan latih mereka selama satu jam," ungkapnya. Bagi sutradara yang pernah meraih penghargaan video klip terbaik di ajang Anugerah Musik Bali 2020 ini, menyutradarai napi adalah sebuah tantangan tersendiri. "Sebenarnya sama aja dengan men-direct mereka dengan aktris ataupun musisi," sebutnya.
"Hanya saja aku perlu lebih intens berhubungan dengan mereka," tuturnya lagi. Saat itu Erick mesti keluar-masuk lapas untuk mengakrabkan diri dengan para napi. "Sebelumya aku bikin workshop dengan mereka, bikin nobar karya-karyaku dan dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol," tambah sutradara berambut gondrong ini.
"Memang mesti ada pendekatan psikologis. Aku harus bisa menyamakan frekuensi dengan mereka. Tidak langsung nyuruh begini begitu," ujar Erick. Selama ia menggarap video klip Band Lapas Kerobokan, ia merasakan hal yang lain dan membuatnya memahami rasa persaudaraan yang kuat.
"Ketika penggarapan sudah selesai, mereka minta ke aku untuk sering-sering berkunjung ke lapas," kenang sutradara yang juga memiliki ID keanggotaan Antrabez nomor 002 ini. Kata Erick, para napi sangat ramah dan membantu selama proses pembuatan video klip hingga berjalan dengan lancar sesuai konsep yang direncanakan.
Kedekatan Erick dengan warga binaan juga melahirkan karya lainnya. Pada 2019 kemarin ia juga menyutradarai vido klip lagu Ijinkan Ku Pergi milik Injeksi Band dan lagu Semua Sama milik Istirahat Sejenak. Keduanya adalah kelompok musik beranggotakan warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli.*cr75
1
Komentar