GTPP Covid-19 Pulangkan 16 ODP
Pengawasan mandiri bagi warga yang sempat jadi ODP masih sangat perlu dilakukan.
SINGARAJA, NusaBali
16 Orang Dengan Pengawasan (ODP) yang sempat kontak dengan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) 03, 05 dan 08, dipulangkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, Minggu (29/3) siang. Mereka dipulangkan setelah menjalani rapid test dengan hasil negatif dan tidak mengalami gejala mengarah terpapar virus Corona. Namun mereka tetap diarahkan untuk melakukan pengawasan mandiri di rumah masing-masing.
Ketua GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa melalui siaran pers yang dilakukan secara online, Minggu (29/3) sore, mengatakan pengawasan mandiri bagi warga yang sempat jadi ODP masih sangat perlu dilakukan. Menurut Suyasa yang juga Sekda Buleleng, seseorang yang sudah dinyatakan negatif Corona, beberapa bulan ke depan memiliki kemungkinan yang sama dengan masyarakat umum yang bisa terserang. “Jadi yang bersangkutan tetap diberi tugas melakukan self monitoring di rumah sendiri, tetap melakukan PHBS,” kata Gede Suyasa.
PDP yang masih dirawat di RSUD Buleleng empat orang yakni PDP 03, 06, 07 dan 08. Sejauh ini empat orang PDP dalam keadaan stabil. Bahkan PDP 03 yang masuk ruang isolasi sejak Senin (16/3) lalu sudah sangat stabil dan tinggal menunggu kepastian dari Satgas Provinsi dan Pusat yang mengacu pada hasil lab lanjutan. Hingga saat ini pemeriksaan sampel hapusan tenggorokan masih dikirim ke Balitbangkes Pusat. “Itu sampelnya kami kirim ke pusat, ke Balitbangkes. Kemarin sudah dekat di Surabaya. Karena di RSUP Sanglah masih baru dan kapastiasnya terbatas. Mudah-mudahan tidak ada lagi yang kami ambil sampel,” imbuh dia. Sedangkan jumlah ODP hanya tersisa 4 orang yang sempat berkontak langsung dengan PDP 06. Empat orang ODP ini juga disebut mengalami gejala seperti deman, batuk. Jumalh ODP yang sudah dinyatakan taka da gejala dan hasil rapid tes negatif kini berubah statusnya menjadi Orang Tanpa Gangguan (OTG) dengan total 439 orang termasuk lima orang ODP yang sebelumnya baru pulang dari luar negeri, pekerja kapal pesiar, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Warga Negara Asing (WNA).
Suyasa juga menambahkan rapid test akan diulang sepekan kedepan kepada orang-orang yang sebelumnya masuk dalam daftar rapid test. Hal tersebut untuk memastikan hasil dan upaya deteksi dini. “Karena rapid test ini akurasinya 70-80 persen. Karena Rapid Test juga tidak seakurat PRC (Polymerase Chain Reaction atau tes hapusan tenggorokan, red),” jelas mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Sementara itu, upaya antisipasi penyebaran virus corona di Buleleng semakin massif, GTPP Covid-19 Buleleng juga melakukan pembatasan terhadap penduduk pendatang (duktang). Pemkab Buleleng tidak memiliki gerbang masuk baik udara dan laut untuk masuknya duktang, tetap akan berkoordinasi dengan Pemprov Bali. Langkah ini untuk mengetahui duktang yang masuk Bali dan tujuan utama ke Buleleng.
Sejauh ini Suyasa menyampaikan duktang yang masuk ke Buleleng belum banyak terpantau karena pintu masuk selain di Bandara Ngurah Rai, juga ada pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem. Suyasa pun berharap kabupaten yang menerima duktang tetap mendata dan melaporkan, jika perlu ada protaf kendaraan yang dipakai didisinfektan. Pemantauan juga tetap dihimbau dilakukan oleh desa dan kecamatan bersama Puskesmas terhadap duktang.
Kesiapan Rumah Sakit Pratama Giri Emas sebagai rumah sakit focus penanganan Corona juga disebutkan mulai dilakukan dimulasi penanganan. Saat ini secara fisik hanya tinggal pemasangan saluran udara bertekanan negative di ruang isolasi khusus penyakit menular. Dalam dua tiga hari kedepan penanganan pasien corona dapat dilakukan sepenuhnya di RS Pratama Giri Emas. Namun proses screeningnya tetap di RSUD Buleleng, setelah dinyatakan PDP baru akan dibawa ke RS Pratama Giri Emas. *k23
Ketua GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa melalui siaran pers yang dilakukan secara online, Minggu (29/3) sore, mengatakan pengawasan mandiri bagi warga yang sempat jadi ODP masih sangat perlu dilakukan. Menurut Suyasa yang juga Sekda Buleleng, seseorang yang sudah dinyatakan negatif Corona, beberapa bulan ke depan memiliki kemungkinan yang sama dengan masyarakat umum yang bisa terserang. “Jadi yang bersangkutan tetap diberi tugas melakukan self monitoring di rumah sendiri, tetap melakukan PHBS,” kata Gede Suyasa.
PDP yang masih dirawat di RSUD Buleleng empat orang yakni PDP 03, 06, 07 dan 08. Sejauh ini empat orang PDP dalam keadaan stabil. Bahkan PDP 03 yang masuk ruang isolasi sejak Senin (16/3) lalu sudah sangat stabil dan tinggal menunggu kepastian dari Satgas Provinsi dan Pusat yang mengacu pada hasil lab lanjutan. Hingga saat ini pemeriksaan sampel hapusan tenggorokan masih dikirim ke Balitbangkes Pusat. “Itu sampelnya kami kirim ke pusat, ke Balitbangkes. Kemarin sudah dekat di Surabaya. Karena di RSUP Sanglah masih baru dan kapastiasnya terbatas. Mudah-mudahan tidak ada lagi yang kami ambil sampel,” imbuh dia. Sedangkan jumlah ODP hanya tersisa 4 orang yang sempat berkontak langsung dengan PDP 06. Empat orang ODP ini juga disebut mengalami gejala seperti deman, batuk. Jumalh ODP yang sudah dinyatakan taka da gejala dan hasil rapid tes negatif kini berubah statusnya menjadi Orang Tanpa Gangguan (OTG) dengan total 439 orang termasuk lima orang ODP yang sebelumnya baru pulang dari luar negeri, pekerja kapal pesiar, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Warga Negara Asing (WNA).
Suyasa juga menambahkan rapid test akan diulang sepekan kedepan kepada orang-orang yang sebelumnya masuk dalam daftar rapid test. Hal tersebut untuk memastikan hasil dan upaya deteksi dini. “Karena rapid test ini akurasinya 70-80 persen. Karena Rapid Test juga tidak seakurat PRC (Polymerase Chain Reaction atau tes hapusan tenggorokan, red),” jelas mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Sementara itu, upaya antisipasi penyebaran virus corona di Buleleng semakin massif, GTPP Covid-19 Buleleng juga melakukan pembatasan terhadap penduduk pendatang (duktang). Pemkab Buleleng tidak memiliki gerbang masuk baik udara dan laut untuk masuknya duktang, tetap akan berkoordinasi dengan Pemprov Bali. Langkah ini untuk mengetahui duktang yang masuk Bali dan tujuan utama ke Buleleng.
Sejauh ini Suyasa menyampaikan duktang yang masuk ke Buleleng belum banyak terpantau karena pintu masuk selain di Bandara Ngurah Rai, juga ada pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem. Suyasa pun berharap kabupaten yang menerima duktang tetap mendata dan melaporkan, jika perlu ada protaf kendaraan yang dipakai didisinfektan. Pemantauan juga tetap dihimbau dilakukan oleh desa dan kecamatan bersama Puskesmas terhadap duktang.
Kesiapan Rumah Sakit Pratama Giri Emas sebagai rumah sakit focus penanganan Corona juga disebutkan mulai dilakukan dimulasi penanganan. Saat ini secara fisik hanya tinggal pemasangan saluran udara bertekanan negative di ruang isolasi khusus penyakit menular. Dalam dua tiga hari kedepan penanganan pasien corona dapat dilakukan sepenuhnya di RS Pratama Giri Emas. Namun proses screeningnya tetap di RSUD Buleleng, setelah dinyatakan PDP baru akan dibawa ke RS Pratama Giri Emas. *k23
1
Komentar