KKP Siapkan Beli Langsung Produksi Perikanan
Selamatkan Industri Perikanan
JAKARTA, NusaBali
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan sejumlah skenario dalam mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 terhadap industri perikanan.
Salah satu dampak akibat pandemi virus tersebut yakni penurunan permintaan ekspor ke beberapa negara.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tidak menampik adanya sejumlah kekhawatiran mengenai imbas wabah Covid-19 terhadap kinerja produksi dan ekspor perikanan. Hingga saat ini pihaknya terus memantau dan memastikan, sekaligus melakukan langkah-langkah antisipatif jika ada tren penurunan ke depan.
"KKP atau negara akan terus hadir untuk memastikan bahwa produktivitas tetap terjaga karena saat ini produktivitas di sektor perikanan budi daya kita sedang bagus-bagusnya," ujar Edhy dalam keterangan tertulis, seperti dilansir detikcom, Minggu (29/3).
Menteri kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan itu menjelaskan permintaan udang dan ikan di beberapa negara menurun sebagai imbas pandemi corona. Amerika, China, dan beberapa negara Eropa, kata Edhy, membatasi impor ikan dan udang konsumsi dari Indonesia karena banyak restoran tutup.
"Jika permintaan menurun, kami coba siapkan beberapa skenario misalnya Pemerintah membeli langsung (produksi perikanan). Tapi, itu juga kita harus pikirkan ketersediaan coldstorage untuk menampung. Hal ini tentunya akan kami koordinasikan terlebih dahulu dengan Presiden.
Menurut laporan yang saya terima, wabah Covid-19 memang ada pengaruh terhadap penurunan permintaan 10-20%, tapi saya rasa ini tidak terlalu signifikan," jelas Edhy.
Berkaitan dengan hal tersebut, Edhy mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi baik di internal maupun eksternal untuk memastikan ketersediaan stok ikan dan aktivitas pembudidaya.
"Saya tugaskan Dirjen Perikanan Budidaya untuk mendata potensi udang di masyarakat yang belum terjual dan kepada Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan untuk mendata coldstorage baik yang operasional maupun yang tidak operasional, untuk skenario di atas," imbuh Edhy.
Dampak lain dari pandemi corona, jelas Edhy, yaitu terganggunya rantai pasok domestik. Beberapa wilayah di Indonesia telah membatasi akses keluar-masuk guna mengurangi penyebaran virus Covid-19.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar logistik penunjang usaha budi daya ikan dan udang tetap bisa tersalurkan.
"Tentu kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar khusus untuk urusan suplai logistik dan sarana prasarana penunjang usaha tidak dibatasi. Misalnya pengiriman produk ikan, pakan, benur dan obat obatan," katanya.
Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menegaskan pihaknya akan terus mendorong produktivitas budi daya, salah satunya udang vaname di beberapa daerah. Ia mengaku telah menyiapkan strategi untuk menggenjot produksi di hulu.
"Kita punya target peningkatan ekspor udang sebesar 250% hingga tahun 2024. Artinya kita perlu optimalisasi lahan tambak yang ada. Daerah-daerah di kawasan pantai Selatan Jawa punya potensi besar untuk kita kembangkan menjadi sentral produksi udang. Namun, tentunya kita harus pertimbangkan daya dukung lingkungannya juga," ungkap Slamet.*
1
Komentar