GTPP Covid-19 Buleleng Pantau 6 Warga
Enam orang transmisi lokal itu datang dari daerah yang memiliki penyebaran transmisi lokal.
SINGARAJA, NusaBali
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng kini memantau enam orang transmisi lokal yang tiba di Buleleng, Senin (30/3) malam. Enam orang yang sempat datang dari wilayah wabah ini meski tak menunjukkan gejala klinis, namun tetap dalam pemantauan GTPP Covid 19 Buleleng.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyampaikan perkembangan terbaru penanganan Covid-19 di Kabupaten Buleleng melalui siaran pers online, Selasa (31/3). Mereka pun saat ini melakukan self monitoring (pemantauan mandiri) di rumah masing-masing. “Mereka diarahkan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari sesuai dengan protap antisipasi Covid-19,” jelas Suyasa.
Tekait antisipasi penyebaran melalui transmisi lokal, Suyasa menyebut Dinas Kominfo-Sandi Buleleng, sedang membuat peta sebaran kasus Covid-19 seizin Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Sehingga peta sebaran yang nantinya akan dipublikasi ini memudahkan masyarakat untuk mengetahui sebaran Covid-19 untuk melakukan langkah antisipatif. “Untuk peta sebaran saat ini sedang dikerjakan, kemarin saya sudah izin juga ke Ketua Satgas Provinsi Bali dan diizinkan sepanjang tidak ada identitas pasien dan alamat lengkapnya,” imbuh Sekda Buleleng itu.
Dalam penetapan peta sebaran Covid-19, ditentukan oleh pemerintah yang kemudian akan muncul semacam zona berbagai warna sesuai persentase jumlah kasus dan status pasien.
Selain memantau enam orang transmisi lokal, GTPP Covid-19 Buleleng juga masih melakukan pengawasan terhadap 4 orang PDP yakni PDP 03, 06, 07 dan 08. Mereka hingga Selasa kemarin masih dirawat di ruang isolasi RSUD Buleleng dan ditangguhkan pemindahannya ke RS Pratama Giri Emas. “Sedianya memang Selasa, tetapi masih menunggu persiapan lebih matang, mudah-mudahan besok sudah bisa, karena kita tidak bisa gegabah juga semuanya harus diperhitungkan dengan baik,” ujar Suyasa lagi.
Selain itu, jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) masih tetap empat orang yang ada riwayat kontak langsung dengan PDP 06. Sedangkan Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 465 orang, terdiri dari 396 orang pekerja kapal pesiar, 36 orang TKI, 18 orang WNA dan 9 orang WNI yang baru pulang dari luar negeri.
Sementara itu, santer kabar tentang meninggalnya seorang perempuan muda di kawasan Seririt, Buleleng, dikabarkan positif Covid-19. Namun Sekretaris GTPP mengklarifikasi. Menurut Suyasa, pasien perempuan yang belum dapat dipastikan positif Covid-19 itu sempat memeriksakan diri ke RS Pratama Tangguwisia, Minggu (22/3) dengan keluhan demam. Pasien itu memang memiliki riwayat bekerja di Denpasar dan pulang ke kampungnya pada Minggu (15/3). Karena gejala klinis saat memeriksakan diri ke rumah sakit dinilai ringan, pasien ini dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah.
Pada Senin (30/3) sekitar pukul 16.00 Wita, pasien kembali datang ke RS Pratama diantarkan keluarganya dengan keluhan yang sama. Tim medis RS Pratama Tangguwisia berencana akan merujuk ke RSUD Buleleng, namun belum diberangkatkan pada pukul 16.30 Wita, pasien sudah dinyatakan meninggal dunia. “Kami juga tadi sudah dapat laporannya. Belum sempat diambil sampel hapusan tenggorokannya, tetapi karena gejala klinis demam, batuk dan gangguan paru, menggunakan protokol penanganan Covid-19. Menggunakan kantong jenazah dan langsung dimakamkan malam harinya,” kata Suyasa.
Suyasa juga menyatakan bahwa penanganan mneggunakan SOP, yakni, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Kini, langkah antisipasi sudah dilakukan GTPP Covid-19 Buleleng dengan melakukan pelacakan data kepada yang sempat berkontak langsung dan melakukan rapid test. “Ada enam keluarganya yang sempat berkontak langsung dengan pasien. Mereka sudah rapid test dan hasilnya negatif semua,” kata dia.
GTPP juga kembali akan melakukan rapid test sepekan lagi kepada enam orang berkontak langsung dnegan pasien untuk memastikan hasilnya. “Selain gejala klinis mirip, pasien ini disebut keluarganya memang punya penyakit bawaan. Kami pastikan enam orang yang berkontak erat dengan pasien karena rumahnya juga ada di pedalaman jauh dari permukiman,” tegas Suyasa.
Suyasa terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Buleleng tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seluruh masyarakat juga dianjurkan untuk mentaati seluruh imbauan yang dikeluarkan pemerintah dengan berbagai pertimbangan untuk menyelamatkan masyarakat semuanya. “Mari bersama menghadapi Covid-19. Ini tanggung jawab bersama ikuti imbauan belajar dari rumah, kerja di rumah dan jaga jarak dalam kehidupan sehari-hari sebagai langkah antisipasi. Semoga situasi ini cepat pulih,” tutup Suyasa.*k23
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng kini memantau enam orang transmisi lokal yang tiba di Buleleng, Senin (30/3) malam. Enam orang yang sempat datang dari wilayah wabah ini meski tak menunjukkan gejala klinis, namun tetap dalam pemantauan GTPP Covid 19 Buleleng.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyampaikan perkembangan terbaru penanganan Covid-19 di Kabupaten Buleleng melalui siaran pers online, Selasa (31/3). Mereka pun saat ini melakukan self monitoring (pemantauan mandiri) di rumah masing-masing. “Mereka diarahkan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari sesuai dengan protap antisipasi Covid-19,” jelas Suyasa.
Tekait antisipasi penyebaran melalui transmisi lokal, Suyasa menyebut Dinas Kominfo-Sandi Buleleng, sedang membuat peta sebaran kasus Covid-19 seizin Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Sehingga peta sebaran yang nantinya akan dipublikasi ini memudahkan masyarakat untuk mengetahui sebaran Covid-19 untuk melakukan langkah antisipatif. “Untuk peta sebaran saat ini sedang dikerjakan, kemarin saya sudah izin juga ke Ketua Satgas Provinsi Bali dan diizinkan sepanjang tidak ada identitas pasien dan alamat lengkapnya,” imbuh Sekda Buleleng itu.
Dalam penetapan peta sebaran Covid-19, ditentukan oleh pemerintah yang kemudian akan muncul semacam zona berbagai warna sesuai persentase jumlah kasus dan status pasien.
Selain memantau enam orang transmisi lokal, GTPP Covid-19 Buleleng juga masih melakukan pengawasan terhadap 4 orang PDP yakni PDP 03, 06, 07 dan 08. Mereka hingga Selasa kemarin masih dirawat di ruang isolasi RSUD Buleleng dan ditangguhkan pemindahannya ke RS Pratama Giri Emas. “Sedianya memang Selasa, tetapi masih menunggu persiapan lebih matang, mudah-mudahan besok sudah bisa, karena kita tidak bisa gegabah juga semuanya harus diperhitungkan dengan baik,” ujar Suyasa lagi.
Selain itu, jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) masih tetap empat orang yang ada riwayat kontak langsung dengan PDP 06. Sedangkan Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 465 orang, terdiri dari 396 orang pekerja kapal pesiar, 36 orang TKI, 18 orang WNA dan 9 orang WNI yang baru pulang dari luar negeri.
Sementara itu, santer kabar tentang meninggalnya seorang perempuan muda di kawasan Seririt, Buleleng, dikabarkan positif Covid-19. Namun Sekretaris GTPP mengklarifikasi. Menurut Suyasa, pasien perempuan yang belum dapat dipastikan positif Covid-19 itu sempat memeriksakan diri ke RS Pratama Tangguwisia, Minggu (22/3) dengan keluhan demam. Pasien itu memang memiliki riwayat bekerja di Denpasar dan pulang ke kampungnya pada Minggu (15/3). Karena gejala klinis saat memeriksakan diri ke rumah sakit dinilai ringan, pasien ini dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah.
Pada Senin (30/3) sekitar pukul 16.00 Wita, pasien kembali datang ke RS Pratama diantarkan keluarganya dengan keluhan yang sama. Tim medis RS Pratama Tangguwisia berencana akan merujuk ke RSUD Buleleng, namun belum diberangkatkan pada pukul 16.30 Wita, pasien sudah dinyatakan meninggal dunia. “Kami juga tadi sudah dapat laporannya. Belum sempat diambil sampel hapusan tenggorokannya, tetapi karena gejala klinis demam, batuk dan gangguan paru, menggunakan protokol penanganan Covid-19. Menggunakan kantong jenazah dan langsung dimakamkan malam harinya,” kata Suyasa.
Suyasa juga menyatakan bahwa penanganan mneggunakan SOP, yakni, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Kini, langkah antisipasi sudah dilakukan GTPP Covid-19 Buleleng dengan melakukan pelacakan data kepada yang sempat berkontak langsung dan melakukan rapid test. “Ada enam keluarganya yang sempat berkontak langsung dengan pasien. Mereka sudah rapid test dan hasilnya negatif semua,” kata dia.
GTPP juga kembali akan melakukan rapid test sepekan lagi kepada enam orang berkontak langsung dnegan pasien untuk memastikan hasilnya. “Selain gejala klinis mirip, pasien ini disebut keluarganya memang punya penyakit bawaan. Kami pastikan enam orang yang berkontak erat dengan pasien karena rumahnya juga ada di pedalaman jauh dari permukiman,” tegas Suyasa.
Suyasa terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Buleleng tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seluruh masyarakat juga dianjurkan untuk mentaati seluruh imbauan yang dikeluarkan pemerintah dengan berbagai pertimbangan untuk menyelamatkan masyarakat semuanya. “Mari bersama menghadapi Covid-19. Ini tanggung jawab bersama ikuti imbauan belajar dari rumah, kerja di rumah dan jaga jarak dalam kehidupan sehari-hari sebagai langkah antisipasi. Semoga situasi ini cepat pulih,” tutup Suyasa.*k23
1
Komentar