Empat PDP Buleleng Dikirim ke RS Pratama Giri Emas
Empat PDP menunggu tes kedua. Saat ini 2 PDP sudah tidak menunjukkan gejala klinis, sedangkan 2 PDP lainnya masih sakit tenggorokan.
SINGARAJA, NusaBali
Akhirnya empat orang PDP (Pasien Dengan Pengawasan) yang dirawat di RSUD Buleleng sudah dipindahkan ke RS Pratama Giri Emas pada Rabu (1/4) sore. Mereka dipindahkan menggunakan satu ambulans untuk satu pasien dikawal dengan sopir dan tim medis menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Secara pantauan medis, kondisi PDP 03, 06, 07 dan 08 sangat bagus. Bahkan PDP 03 dan 06 sudah tidak menunjukkan gejala klinis. Sedangkan untuk PDP 07 dan 08 masih mengeluhkan sakit tenggorokan.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa menjelaskan bahwa sejauh ini masih menunggu hasil tes kedua dari masing-masing PDP yang sudah menunjukkan kondisi stabil, sebelum nantinya dinyatakan boleh pulang dan terlepas dari status PDP-nya saat ini. “PDP 03 sudah lewat masa isolasi 14 hari tetapi saat ini masih menunggu hasil tes lanjutan yakni tahap II. Kalau soal hasil lab itu diturunkan Balitbangkes ke Satgas Provinsi sehingga provinsi yang nanti mengumumkan dan menentukan tindakan selanjutnya,” kata mantan Kadisdikpora Buleleng ini.
Selain PDP yang masih tetap jumlahnya, hal yang sama juga terjadi pada ODP (Orang Dengan Pengawasan) yang berjumlah 4 orang berkontak dengan PDP 06. Keempat ODP yang sudah menjalani rapid test dan hasilnya negatif sudah membaik dan saat ini hanya menyisakan keluhan batuk saja. Sedangkan yang data jumlahnya fluktuatif ada pada pengawasan OTG (Orang Tanpa Gejala). Selain ada yang berakhir masa pantaunya ada juga penambahan dari pemulangan TKI, pekerja kapal pesiar. Sebanyak 218 orang dinyatakan sudah habis masa pantau 14 harinya sehingga menyisakan 444 OTG saja.
Dalam keterangan persnya secara online, Suyasa juga menekankan dengan perpanjangan waktu operasional aktivitas perdagangan dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 wita dirasa sudah sangat efektif mengurangi kepadatan warga untuk berbelanja. Dia pun mengharap seluruh masyarakat tetap mematuhi SE yang telah diterbitkan pemerintah untuk kebaikan bersama. “Kalau taat semua perlu waktu tidak bisa langsung semua saya rasa. Kalau dokter praktik kami persilakan buka karena dokter juga petugas medis yang melakukan pelayanan dasar kesehatan bagi masyarakat. Ini yang pengecualian sama seperti apotek dan SPBU,” jelas Gede Suyasa.
Sementara itu kelangkaan masker di kalangan masyarakat umum menurut Suyasa hanya dapat terbatas utuk paramedis saja yang sudah tersedia 20 ribu pcs. Sebaliknya untuk masyarakat umum sejauh ini Pemkab Buleleng belum sampai ke penganggaran. Namun dia tak membatasi jika masyarakat menggagas pembuatan masker untuk APD. Hanya saja tetap harus diperhatikan jenis bahan yang digunakan, kebersihan dan kehigienitasannya dan tidak dibuat sembarangan. “Semakin banyak yang bergerak akan semakin bagus. Pencegahan Covid-19 ini perlu langkah bersama untuk lebih cepat penangananya,” tutup Suyasa.*k23
Secara pantauan medis, kondisi PDP 03, 06, 07 dan 08 sangat bagus. Bahkan PDP 03 dan 06 sudah tidak menunjukkan gejala klinis. Sedangkan untuk PDP 07 dan 08 masih mengeluhkan sakit tenggorokan.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa menjelaskan bahwa sejauh ini masih menunggu hasil tes kedua dari masing-masing PDP yang sudah menunjukkan kondisi stabil, sebelum nantinya dinyatakan boleh pulang dan terlepas dari status PDP-nya saat ini. “PDP 03 sudah lewat masa isolasi 14 hari tetapi saat ini masih menunggu hasil tes lanjutan yakni tahap II. Kalau soal hasil lab itu diturunkan Balitbangkes ke Satgas Provinsi sehingga provinsi yang nanti mengumumkan dan menentukan tindakan selanjutnya,” kata mantan Kadisdikpora Buleleng ini.
Selain PDP yang masih tetap jumlahnya, hal yang sama juga terjadi pada ODP (Orang Dengan Pengawasan) yang berjumlah 4 orang berkontak dengan PDP 06. Keempat ODP yang sudah menjalani rapid test dan hasilnya negatif sudah membaik dan saat ini hanya menyisakan keluhan batuk saja. Sedangkan yang data jumlahnya fluktuatif ada pada pengawasan OTG (Orang Tanpa Gejala). Selain ada yang berakhir masa pantaunya ada juga penambahan dari pemulangan TKI, pekerja kapal pesiar. Sebanyak 218 orang dinyatakan sudah habis masa pantau 14 harinya sehingga menyisakan 444 OTG saja.
Dalam keterangan persnya secara online, Suyasa juga menekankan dengan perpanjangan waktu operasional aktivitas perdagangan dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 wita dirasa sudah sangat efektif mengurangi kepadatan warga untuk berbelanja. Dia pun mengharap seluruh masyarakat tetap mematuhi SE yang telah diterbitkan pemerintah untuk kebaikan bersama. “Kalau taat semua perlu waktu tidak bisa langsung semua saya rasa. Kalau dokter praktik kami persilakan buka karena dokter juga petugas medis yang melakukan pelayanan dasar kesehatan bagi masyarakat. Ini yang pengecualian sama seperti apotek dan SPBU,” jelas Gede Suyasa.
Sementara itu kelangkaan masker di kalangan masyarakat umum menurut Suyasa hanya dapat terbatas utuk paramedis saja yang sudah tersedia 20 ribu pcs. Sebaliknya untuk masyarakat umum sejauh ini Pemkab Buleleng belum sampai ke penganggaran. Namun dia tak membatasi jika masyarakat menggagas pembuatan masker untuk APD. Hanya saja tetap harus diperhatikan jenis bahan yang digunakan, kebersihan dan kehigienitasannya dan tidak dibuat sembarangan. “Semakin banyak yang bergerak akan semakin bagus. Pencegahan Covid-19 ini perlu langkah bersama untuk lebih cepat penangananya,” tutup Suyasa.*k23
Komentar