Pemain EPL Belum Potong Gaji
Inggris Ancam Kenaikan Tarif Pajak Klub
Para pemain bukan menolak pemotongan gaji tapi belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak klub. Karena itu, PFA pun mengadakan pembicaran lebih lanjut dengan Asosiasi Manajer Inggris (LMA), Premier League, dan FA terkait mekanisme penyesuaian gaji.
LONDON, NusaBali
Para pemain Liga Inggris yang tergabung dalam Asosiasi Pemain Profesional Inggris (PFA) enggan dan belum sepakat dengan pemotongan gaji. Mereka diminta PFA menunda pemotongan gaji dari klub. Pasalnya, belum ada kesepakatan final dengan klub-klub Inggris.
Sedangkan Pemerintah Inggris mengancam klub Liga Inggris yang enggan memotong gaji para pemainnya. Pemerintah akan memberikan sanksi berupa kenaikan tarif pajak.
Menyusul pandemi corona, Premier League bersama kompetisi olahraga lain di seluruh dunia terhenti sampai waktu tidak ditentukan. Kondisi itu bikin keuangan klub terganggu karena tak ada pemasukan.
Imbasnya klub-klub Inggris harus melakukan penyesuaian pengeluaran terutama terkait gaji para pemain dan staf.
Namun Sejauh ini klub-klub Premier League malah memangkas gaji staf non-sepakbola. Hal itu dilakukan Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Norwich City, yang mengundang kritik banyak pihak termasuk Pemerintah Inggris.
Mereka menilai langkah itu tidak bijak mengingat pemain punya gaji selangit sehingga harusnya tidak masalah jika dipotong minimal 20 persen. Namun PFA sebagai wadah para pesepakbola profesional di Inggris dari level Premier League sampai League Two angkat bicara.
Menurut PFA, para pemain bukannya menolak pemotongan gaji tapi memang belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak klub.
Karena itulah, PFA akan mengadakan pembicaran lebih lanjut dengan Asosiasi Manajer Inggris (LMA), Premier League, dan juga FA terkait mekanisme penyesuaian gaji. PFA juga ingin tahu bagaimana kondisi keuangan klub masing-masing.
Pemerintah Inggris mengancam klub Liga Inggris yang menolak potong gaji para pemainnya. Mereka akan disanksi berupa kenaikan tarif pajak.
Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight, dari Partai Konservatif mengirim surat kepada Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak agar menaikkan pajak klub-klub tersebut sebagai hukumannya.
Nantinya, kelebihan pajak ini akan dikembalikan lagi ke para karyawan klub-klub Liga Inggris yang mengalami pemotongan gaji. Di Tottenham saja ada 550 karyawan yang harus rela dipotong gajinya untuk bulan April dan Mei.
"Secara moral ini sangat salah, khususnya terkait para pemain yang mendapat gaji besar," ujar Knight di BBC.
Sedangkan mantan bintang Timnas Inggris, Garry Lineker berpendapat, pemain Premier League butuh waktu untuk memutuskan hal tersebut. Dia yakin mayoritas pemain ingin melakukan sesuatu untuk membantu tapi tidak tahu bagaimana. *
Para pemain Liga Inggris yang tergabung dalam Asosiasi Pemain Profesional Inggris (PFA) enggan dan belum sepakat dengan pemotongan gaji. Mereka diminta PFA menunda pemotongan gaji dari klub. Pasalnya, belum ada kesepakatan final dengan klub-klub Inggris.
Sedangkan Pemerintah Inggris mengancam klub Liga Inggris yang enggan memotong gaji para pemainnya. Pemerintah akan memberikan sanksi berupa kenaikan tarif pajak.
Menyusul pandemi corona, Premier League bersama kompetisi olahraga lain di seluruh dunia terhenti sampai waktu tidak ditentukan. Kondisi itu bikin keuangan klub terganggu karena tak ada pemasukan.
Imbasnya klub-klub Inggris harus melakukan penyesuaian pengeluaran terutama terkait gaji para pemain dan staf.
Namun Sejauh ini klub-klub Premier League malah memangkas gaji staf non-sepakbola. Hal itu dilakukan Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Norwich City, yang mengundang kritik banyak pihak termasuk Pemerintah Inggris.
Mereka menilai langkah itu tidak bijak mengingat pemain punya gaji selangit sehingga harusnya tidak masalah jika dipotong minimal 20 persen. Namun PFA sebagai wadah para pesepakbola profesional di Inggris dari level Premier League sampai League Two angkat bicara.
Menurut PFA, para pemain bukannya menolak pemotongan gaji tapi memang belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak klub.
Karena itulah, PFA akan mengadakan pembicaran lebih lanjut dengan Asosiasi Manajer Inggris (LMA), Premier League, dan juga FA terkait mekanisme penyesuaian gaji. PFA juga ingin tahu bagaimana kondisi keuangan klub masing-masing.
Pemerintah Inggris mengancam klub Liga Inggris yang menolak potong gaji para pemainnya. Mereka akan disanksi berupa kenaikan tarif pajak.
Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight, dari Partai Konservatif mengirim surat kepada Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak agar menaikkan pajak klub-klub tersebut sebagai hukumannya.
Nantinya, kelebihan pajak ini akan dikembalikan lagi ke para karyawan klub-klub Liga Inggris yang mengalami pemotongan gaji. Di Tottenham saja ada 550 karyawan yang harus rela dipotong gajinya untuk bulan April dan Mei.
"Secara moral ini sangat salah, khususnya terkait para pemain yang mendapat gaji besar," ujar Knight di BBC.
Sedangkan mantan bintang Timnas Inggris, Garry Lineker berpendapat, pemain Premier League butuh waktu untuk memutuskan hal tersebut. Dia yakin mayoritas pemain ingin melakukan sesuatu untuk membantu tapi tidak tahu bagaimana. *
1
Komentar