Oong Raksasa Muncul di Desa Sebudi
AMLAPURA, NusaBali
Oong (jamur) raksasa setinggi 0,5 meter dengan panjang sekitar 1,5 meter tumbuh di tegalan milik keluarga I Nyoman Lostra di kawasan Banjar/Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem.
Oong raksasa bertandan 15 unit ini muncul saat rahina Kajeng Kliwon pada Soma Paing Merakih, Senin (30/3). Kemunculan oong raksasa ini pertama kali diketahui Jro Mangku Putu, warga yang tengah menyabit rumput di tegalan milik keluarga Nyoman Lostra. Dari kejauhan, saksi Jro Mangku Putu melihat ada gumpalan putih. Karena penasaran, Jro Mangku Putu pun mendekati gumpalan putih, yang ternyata oong raksasa dengan panjang 1,5 meter, berisi 15 tandan.
Jro Mangku Putu kemudian menginformasikan temuan heboh ini ke pemilik tegalan, Nyoman Lostra. Berita heboh ini dengan cepat menyebar ke warga sekampung. Selain pemilik tegalan, sejumlah warga juga terjun ke lokasi untuk menyaksikan oong raksasa ini.
Menurut Jro Mangku Putu, tidak ada satu pun warga yang berani memetik oong raksasa ini. Sedangkan pemilik tegalan, Nyoman Lostra, kemarin langsung memasang pagar bambu di sekeliling oong raksasa yang dianggap aneh itu. Oong raksasa ini kontan jadi tontonan warga dan dijadikan sasaran selfie.
Jro Mangku Putu sendiri juga tidak berani memetik oong raksasa ini untuk dikonsumsi, karena tumbuhnya dianggap aneh. "Biasanya, setiapkali menemui satu tandan oong pajeng, selalu saya petik untuk dikonsumsi. Tapi, kali ini saya tidak berani memetik oong raksasa tersebut," ungkap Jro Mangku Putu.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Senin kemarin, Perbekel Sebudi, Jro Mangku Tinggal, mengaku sudah mendapat laporan terkait temuan oong raksasa di tegalan keluarga Nyoman Lostra. Namun, tidak ada tindakan khusus yang dilakukan pihak desa. "Ini jamur langka. Biasanya, jamur seperti ini ditemukan hanya satu tandan, tapi ini bertumpuk,” jelas Jro Mangku Tinggal.
Sementara itu, alumnus Fakultas Pertanian Unud (1990), Ir I Nengah Diarsa, mengatakan munculnya oong di akhir musim hujan merupakan peristiwa alamiah dan biasa terjadi. Menurut Nengah Diarsa, jamur biasanya tumbuh di lokasi sisa bahan organik, seperti pohon yang telah lapuk.
Nengah Diarsa menyebutkan, jamur merupakan tanaman saprofit, tanpa klorofil, dan hanya bisa hidup di pelapukan kayu. "Jika sisa bahan organik di pohon yang telak lapuk cukup banyak, maka banyak tumbuh jamur," ujar praktisi pertanian yang juga Perbekel Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem ini. *k16
1
Komentar