Target Disdik, September Ratusan Siswa DO Kembali ke Sekolah
Upaya Dinas Pendidikan (Disdik) Buleleng untuk mengentaskan anak putus sekolah atau drop out (DO) terus berlangsung.
SINGARAJA, NusaBali
Kini tim Posko DO di masing-masing kecamatan terus menjajaki dan merayu siswa yang masih bekerja untuk kembali bersekolah. Hingga saat ini final data Dinas Pendidikan ada 136 siswa putus sekolah yang akan ditangani dan kembali bersekolah September mendatang.
Dari ratusan siswa DO yang terdata di sembilan kecamatan, 83 orang diantaranya adalah siswa yang akan melanjutkan ke jenjang SMA/SMK. Anak DO yang sudah terdaftar di sekolah lanjutan 56 orang, sisanya 27 orang masih dalam tahap pembujukan karena mereka sudah bekerja.
Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Gede Suyasa, Jumat (26/8), mengatakan tim posko DO masih mengejar anak DO yang bekerja di Kabupaten Buleleng. “Sepanjang masih dalam kabupaten akan kami kejar dan bujuk, mereka nantinya akan diarahkan untuk ke pendidikan informal seperti kejar paket sehingga masih bisa bekerja sambil sekolah,” ujar Suyasa.
Hal yang sama juga dilakukan untuk anak yang akan melanjutkan ke jenjang SMP. Ada 53 anak DO jenjang SMP yang terdata dari sembilan kecamatan. Dari jumlah itu, 23 diantaranya sudah terdaftar di sekolah terdekat dengan tempat tinggal mereka. Suyasa mengaku, sejauh ini masih berupaya merampungkan pilot projectnya tersebut. Kendala pengentasan program anak DO adalah minat anak dan keluarga yang bersangkutan untuk kembali bersekolah, sangat kecil. Padahal pemerintah memberikan peluang untuk dapat menuntaskan pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak nantinya.
Upaya yang dilakukan, kata Suyasa, antara lain dengan pembiayaan transportasi termasuk seragam sekolah untuk anak DO. Bahkan, mungkin memperjuangkan uang saku sehari-hari untuk bekal ke sekolah. “Ada tiga anak DO dari Desa Tambakan, Tejakula, minta dikost-kan karena ingin sekolah di kota. Sedangkan kita tidak ada anggaran untuk itu,” imbuhnya.
Meski demikian, Suyasa mengaku tetap mengupayakan untuk mencarikan donatur dari swasta. Ia menyakinkan, anak-anak DO ini akan mulai bersekolah di sekolah baru pada September mendatang. Mereka yang masuk ke sekolah negeri akan diutamakan untuk mendapat Bantuan Siswa Miskin (BSM) berkisar Rp 3,2 juta per tahun. Bantuan tersebut untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. * k23
Dari ratusan siswa DO yang terdata di sembilan kecamatan, 83 orang diantaranya adalah siswa yang akan melanjutkan ke jenjang SMA/SMK. Anak DO yang sudah terdaftar di sekolah lanjutan 56 orang, sisanya 27 orang masih dalam tahap pembujukan karena mereka sudah bekerja.
Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Gede Suyasa, Jumat (26/8), mengatakan tim posko DO masih mengejar anak DO yang bekerja di Kabupaten Buleleng. “Sepanjang masih dalam kabupaten akan kami kejar dan bujuk, mereka nantinya akan diarahkan untuk ke pendidikan informal seperti kejar paket sehingga masih bisa bekerja sambil sekolah,” ujar Suyasa.
Hal yang sama juga dilakukan untuk anak yang akan melanjutkan ke jenjang SMP. Ada 53 anak DO jenjang SMP yang terdata dari sembilan kecamatan. Dari jumlah itu, 23 diantaranya sudah terdaftar di sekolah terdekat dengan tempat tinggal mereka. Suyasa mengaku, sejauh ini masih berupaya merampungkan pilot projectnya tersebut. Kendala pengentasan program anak DO adalah minat anak dan keluarga yang bersangkutan untuk kembali bersekolah, sangat kecil. Padahal pemerintah memberikan peluang untuk dapat menuntaskan pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak nantinya.
Upaya yang dilakukan, kata Suyasa, antara lain dengan pembiayaan transportasi termasuk seragam sekolah untuk anak DO. Bahkan, mungkin memperjuangkan uang saku sehari-hari untuk bekal ke sekolah. “Ada tiga anak DO dari Desa Tambakan, Tejakula, minta dikost-kan karena ingin sekolah di kota. Sedangkan kita tidak ada anggaran untuk itu,” imbuhnya.
Meski demikian, Suyasa mengaku tetap mengupayakan untuk mencarikan donatur dari swasta. Ia menyakinkan, anak-anak DO ini akan mulai bersekolah di sekolah baru pada September mendatang. Mereka yang masuk ke sekolah negeri akan diutamakan untuk mendapat Bantuan Siswa Miskin (BSM) berkisar Rp 3,2 juta per tahun. Bantuan tersebut untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. * k23
1
Komentar