Ida Pedanda Putu Oka Lebar Tepat 5 Tahun Pasca Madiksa
Jenazah Ida Pedanda Putu Oka masih disemayamkan di Gedong Gunung Rata, Griya Manggis Dharma Kusuma Jati, Desa Pakraman Cempaga, Bangli, rencananya baru dipalebon pada Buda Paing Kuningan, 14 September 2016
Selain pihak keluarga, belasan sulinggih lanang-istri terlihat
berdatangan ke Griya Manggis Dharma Kusuma Jati rumah duka untuk
menyampaikan dukacita. Mereka, antara lain, Ida Pedanda Made Rai Losan,
sulinggih paling lingsir (senior). Para sulinggih terse-but duduk
berembuk di Gedong Gunung Rata, untuk membahas berbagai hal terkait
dewasa ayu (hari baik) palebon, tahapan palebon, dan upakara yang mesti
disiapkan.
Putri kedua Ida Pedanda Oka, Ida Ayu Made Adriani
Dewi, menyatakan almarhum menghembuskan napas terakhir tepat 5 tahun
sejak madiksa (upacara penobatan) sebagai sulinggih. Semasa walaka
(sebelum madiksa sebagai sulinggih), Ida Pedanda Oka bernama Ida Bagus
Putu Purwita. Kesehariannya, almarhum bekerja sebagai pegawai Kantor
Telkom.
Sebelum jadi sulinggih, Ida Pedanda Oka juga dikenal
sebagai seniman dan pragina (penari) Topeng. “Ida (almarhum) dulunya
sering katuran ngayah ngigel (menari) Topeng Sidakarya,” papar Dayu
Adriani Dewi kepada NusaBali di rumah duka, Jumat kemarin.
Sejak
beberapa tahun belakangan, lanjut dia, almarhum menderita penyakit
diabetes dan stroke, namun tidak pernah mengeluh. “Ida sepertinya tidak
ingin menyusahkan orang lain, sehingga tak pernah mengeluhkan
penyakitnya,” ujar Dayu Adriani Dewi, perempuan yang menikah ke Sidemen,
Karangasem dan kesehariannya bekerja sebagai pegawai BPD Bali Cabang
Jembrana.
Paparan senada juga disampaikan istri almarhum, Ida
Pedanda Istri Rai. Menurut Ida Pedanda Istri Rai, tidak ada firasat apa
pun sebelum suaminya berpulang buat selama-lamanya. “Mimpi aneh juga
tidak pernah,” ujar Ida Pedanda Istri dengan tabah.
Namun
demikian, kata Ida Pedanda Istri, almarhum Ida Pedanda Oka lebar persis
pada dina (hari) padiksaannya, 5 tahun silam. Hal ini yang membuat pihak
keluarga lebih tabah dan mengikhlaskan kepergian almarhum. “Dulu
ketika ‘lahir’ kembali (didiksa jadi pedanda), pas dengan hari lebarnya
kemarin,” kata mantan Kepala Sekolah TK ini.
Sementara itu, PHDI
Bangli menyampaikan dukacitta mendalam atas lebarnya Ida Pedanda Putu
Oka. “Beliau merupakan sulinggih panutan. Sampai sekarang masih menjabat
Ketua Paruman Sulinggih PHDI Kabupaten Bangli,” ujar salah seorang
pengu-rus PHDI Bangli, I Wayan Wira, Jumat kemarin.
Berdasarkan
hasil rembuk, upacara palebon almarhum Ida Pedanda Oka akan
dilak-sanakan pada Buda Paing Kuningan, Sabtu (14 September 2016)
mendatang. Rangkaian palebon akan diawali dengan ritual Pelilitan pada
Wraspati Wage Sungsang, Kamis (1/9). Sedangkan ritual Munggah Pelebon
akan digelar pada Anggara Umanis Kuningan, Selasa (13/9). * k17
berdatangan ke Griya Manggis Dharma Kusuma Jati rumah duka untuk
menyampaikan dukacita. Mereka, antara lain, Ida Pedanda Made Rai Losan,
sulinggih paling lingsir (senior). Para sulinggih terse-but duduk
berembuk di Gedong Gunung Rata, untuk membahas berbagai hal terkait
dewasa ayu (hari baik) palebon, tahapan palebon, dan upakara yang mesti
disiapkan.
Putri kedua Ida Pedanda Oka, Ida Ayu Made Adriani
Dewi, menyatakan almarhum menghembuskan napas terakhir tepat 5 tahun
sejak madiksa (upacara penobatan) sebagai sulinggih. Semasa walaka
(sebelum madiksa sebagai sulinggih), Ida Pedanda Oka bernama Ida Bagus
Putu Purwita. Kesehariannya, almarhum bekerja sebagai pegawai Kantor
Telkom.
Sebelum jadi sulinggih, Ida Pedanda Oka juga dikenal
sebagai seniman dan pragina (penari) Topeng. “Ida (almarhum) dulunya
sering katuran ngayah ngigel (menari) Topeng Sidakarya,” papar Dayu
Adriani Dewi kepada NusaBali di rumah duka, Jumat kemarin.
Sejak
beberapa tahun belakangan, lanjut dia, almarhum menderita penyakit
diabetes dan stroke, namun tidak pernah mengeluh. “Ida sepertinya tidak
ingin menyusahkan orang lain, sehingga tak pernah mengeluhkan
penyakitnya,” ujar Dayu Adriani Dewi, perempuan yang menikah ke Sidemen,
Karangasem dan kesehariannya bekerja sebagai pegawai BPD Bali Cabang
Jembrana.
Paparan senada juga disampaikan istri almarhum, Ida
Pedanda Istri Rai. Menurut Ida Pedanda Istri Rai, tidak ada firasat apa
pun sebelum suaminya berpulang buat selama-lamanya. “Mimpi aneh juga
tidak pernah,” ujar Ida Pedanda Istri dengan tabah.
Namun
demikian, kata Ida Pedanda Istri, almarhum Ida Pedanda Oka lebar persis
pada dina (hari) padiksaannya, 5 tahun silam. Hal ini yang membuat pihak
keluarga lebih tabah dan mengikhlaskan kepergian almarhum. “Dulu
ketika ‘lahir’ kembali (didiksa jadi pedanda), pas dengan hari lebarnya
kemarin,” kata mantan Kepala Sekolah TK ini.
Sementara itu, PHDI
Bangli menyampaikan dukacitta mendalam atas lebarnya Ida Pedanda Putu
Oka. “Beliau merupakan sulinggih panutan. Sampai sekarang masih menjabat
Ketua Paruman Sulinggih PHDI Kabupaten Bangli,” ujar salah seorang
pengu-rus PHDI Bangli, I Wayan Wira, Jumat kemarin.
Berdasarkan
hasil rembuk, upacara palebon almarhum Ida Pedanda Oka akan
dilak-sanakan pada Buda Paing Kuningan, Sabtu (14 September 2016)
mendatang. Rangkaian palebon akan diawali dengan ritual Pelilitan pada
Wraspati Wage Sungsang, Kamis (1/9). Sedangkan ritual Munggah Pelebon
akan digelar pada Anggara Umanis Kuningan, Selasa (13/9). * k17
1
2
Komentar