Petugas Abaikan Physical Distancing
Distribusi 7.554 Paket Sembako dari GOR Kebo Iwa
Kami ngak ngerti juga, kok pengaturan jarak fisik ini terabaikan.
GIANYAR, NusaBali
Ratusan petugas dari instansi vertikal dan Pemkab Gianyar, penuh semangat mengangkat 7.554 paket sembako untuk 7.554 KK miskin, di GOR Kebo Iwa, Gianyar, Selasa (14/4) pukul 08.00 – 09.50 Wita. Karena saking semangat, kebanyakan petugas abai dengan protokol kesehatan untuk penanggulangan penyebaran wabah Covid-19, terutama dalam physical distancing (pengaturan jarak fisik 1- 1,5 meter).
Sembako bantuan Pemkab Gianyar ini menyusul kelesuan perekonomian masyarakat terutama KK miskin, akibat wabah Corona. Pantauan di lokasi, dari lantai tengah gedung GOR tersebut diambil, lanjut dinaikkan ke belasan kendaraan dinas dan didistribusikan ke desa-desa berpenduduk miskin.
Pengabaian protokol kesehatan mulai tampak dari minimnya petugas termasuk pimpinan instansi atau OPD (organisasi perangkat daerah) Pemkab untuk mencuci tangan. Padahal, di depan pintu GOR disediakan wastapel. Tak kalah mencolok, kerumunan petugas yang menunggu giliran mengambil paket sembako untuk dinaikkan ke kendaraan. Physical distancing juga terabaikan saat para petugas memindahkan beras dalam kaping isi 25 kg dengan sistem berantai. Beberapa pegawai ada yang tanggap hingga menjauh dari titik-titik kerumunan itu. ‘’Kami ngak ngerti juga, kok pengaturan jarak fisik ini terabaikan. Ini kan berlawanan dengan kampanye pencegahan wabah Corona,’’ bisik beberapa pegawai.
Pengabaian physical distancing juga terlihat saat pelepasan kendaraan pengangkut paket sembako. Kerumunan terjadi saat beberapa pejabat berdiri berjejer di kiri pintu GOR. Sadar dengan ada kerumunan , petugas protokol acara dari Pemkab Gianyar, Dewa Raka via pengeras suara, melarang ada pihak yang memvideokan acara pelepasan itu.
Usai kegiatan, Ketua Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya mengakui masih adanya pengabaian physical distancing dalam kegiatan tersebut. Kata dia, kondisi itu menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan serupa berikutnya. Dia pun mengaku mendengar langsung ada war-war (siaran pengingatan) melalui pengeras suara agar semua petugas mentaati protokol kesehatan. War-war ini disampaikan petugas di sisi timur gedung GOR. ‘’Saya setuju, dari sisi penerapan physical distancing ini perlu jadi bahan evaluasi,’’ jelas Sekda Gianyar asal Lingkungan Senguan, Kangin, Kelurahan Gianyar ini.
Kendaraan berikut petugas yang terlibat pengiriman sembako ini yakni mobil tahanan dan mobil jasa angkutan barang bukti milik Kejari, Kodim 1616/Gianyar, Polres Gianyar, Yonzipur Gianyar, Dinas Perhubungan, BPBD Gianyar, dan OPD lainnya. Pendistribusian sembako dilepas Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra, dengan tepuk tangan. Ikut mendampingi bupati, Wakil Bupati AA Gde Mayun, Sekda Made Wisnu Wijaya, Kajari Gianyar Agung Mardiwibowo, Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana, Dandim 1616/Gianyar Letkol Inf Frandi Sibo, Ketua PN Gianyar IA Sri Adriyanthi Astuti Widja, Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny Surya Adnyani Mahayastra, dan anggota DPRD Gianyar.
Paket sembako berisi beras 25 kg, mie instan satu dus dan telur satu krat. Kata Bupati Mahayastra, masyarakat kurang mampu menjadi prioritas menerima bantuan ini karena mereka tidak punya penghasilan tetap. Sedangkan pekerja harian, buruh, karyawan hotel dan lain-lainnya, baru satu bulan berhenti bekerja. ‘’Logikanya, mereka masih punya tabungan untuk bertahan hidup satu atau dua bulan ke depan. Jika sudah saatnya dan ada kalkulasi anggaran, mereka ini juga akan dibantu,” ujarnya.*lsa,nvi
Sembako bantuan Pemkab Gianyar ini menyusul kelesuan perekonomian masyarakat terutama KK miskin, akibat wabah Corona. Pantauan di lokasi, dari lantai tengah gedung GOR tersebut diambil, lanjut dinaikkan ke belasan kendaraan dinas dan didistribusikan ke desa-desa berpenduduk miskin.
Pengabaian protokol kesehatan mulai tampak dari minimnya petugas termasuk pimpinan instansi atau OPD (organisasi perangkat daerah) Pemkab untuk mencuci tangan. Padahal, di depan pintu GOR disediakan wastapel. Tak kalah mencolok, kerumunan petugas yang menunggu giliran mengambil paket sembako untuk dinaikkan ke kendaraan. Physical distancing juga terabaikan saat para petugas memindahkan beras dalam kaping isi 25 kg dengan sistem berantai. Beberapa pegawai ada yang tanggap hingga menjauh dari titik-titik kerumunan itu. ‘’Kami ngak ngerti juga, kok pengaturan jarak fisik ini terabaikan. Ini kan berlawanan dengan kampanye pencegahan wabah Corona,’’ bisik beberapa pegawai.
Pengabaian physical distancing juga terlihat saat pelepasan kendaraan pengangkut paket sembako. Kerumunan terjadi saat beberapa pejabat berdiri berjejer di kiri pintu GOR. Sadar dengan ada kerumunan , petugas protokol acara dari Pemkab Gianyar, Dewa Raka via pengeras suara, melarang ada pihak yang memvideokan acara pelepasan itu.
Usai kegiatan, Ketua Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya mengakui masih adanya pengabaian physical distancing dalam kegiatan tersebut. Kata dia, kondisi itu menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan serupa berikutnya. Dia pun mengaku mendengar langsung ada war-war (siaran pengingatan) melalui pengeras suara agar semua petugas mentaati protokol kesehatan. War-war ini disampaikan petugas di sisi timur gedung GOR. ‘’Saya setuju, dari sisi penerapan physical distancing ini perlu jadi bahan evaluasi,’’ jelas Sekda Gianyar asal Lingkungan Senguan, Kangin, Kelurahan Gianyar ini.
Kendaraan berikut petugas yang terlibat pengiriman sembako ini yakni mobil tahanan dan mobil jasa angkutan barang bukti milik Kejari, Kodim 1616/Gianyar, Polres Gianyar, Yonzipur Gianyar, Dinas Perhubungan, BPBD Gianyar, dan OPD lainnya. Pendistribusian sembako dilepas Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra, dengan tepuk tangan. Ikut mendampingi bupati, Wakil Bupati AA Gde Mayun, Sekda Made Wisnu Wijaya, Kajari Gianyar Agung Mardiwibowo, Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana, Dandim 1616/Gianyar Letkol Inf Frandi Sibo, Ketua PN Gianyar IA Sri Adriyanthi Astuti Widja, Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny Surya Adnyani Mahayastra, dan anggota DPRD Gianyar.
Paket sembako berisi beras 25 kg, mie instan satu dus dan telur satu krat. Kata Bupati Mahayastra, masyarakat kurang mampu menjadi prioritas menerima bantuan ini karena mereka tidak punya penghasilan tetap. Sedangkan pekerja harian, buruh, karyawan hotel dan lain-lainnya, baru satu bulan berhenti bekerja. ‘’Logikanya, mereka masih punya tabungan untuk bertahan hidup satu atau dua bulan ke depan. Jika sudah saatnya dan ada kalkulasi anggaran, mereka ini juga akan dibantu,” ujarnya.*lsa,nvi
Komentar