nusabali

Sempat Dihadang, 21 PMI Tetap Isolasi di Hotel

29 PMI Asal Bangli Pindah Karantina ke Hotel Kawasan Badung

  • www.nusabali.com-sempat-dihadang-21-pmi-tetap-isolasi-di-hotel

AMLAPURA, NusaBali
Sempat dihadang warga, 21 pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri akhirnya tetap masuk Hotel Ramayana di Banjar Subagan, Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis (16/4) dinihari, untuk menjalani isolasi.

Jika dalam perkembangan situasi tidak kondusif, Pemkab Karangasem siapkan alternatif 3 hotel di kawasan wisata Kuta, Badung untuk karantina para PMI ini. Para PMI berjumlah 21 orang ini dibawa masuk ke Hotel Ramayana di Desa Sengkidu, tak jauh dari kawasan wisata Candidasa, dengan pengawalan ketat, Kamis dinihari pukul 00.30 Wita. Sebelum PMI dibawa masuk hotel, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri bersama Kapolres AKBP Ni Nyoman Suartini, Dandim Karangasem Letkol Inf Bima Santosa, Kasatpol PP Karangasem I Wayan Sutapa, Kadis Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama, dan Kadis Perhubungan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika, menggelar pertemuan negosiasi dengan perwakilan warga, di Lobi Hotel Ramayana, Rabu (15/4) malam mulai pukul 21.00 Wita.

Namun, dalam pertemuan yang dihadiri pula Perbekel Sengkidu, I Wayan Darpi, ini perwakilan tetap ngotot menolak PMI dikarantina di Hotel Ramayana. Alasannya, hotel untuk isolasi para PMI ini lokasinya berdampingan dengan pemukiman warga di Banjar Subagan, Desa Sengkidu.

Meski tidak ketemu solusi, 21 PMI tetap dibawa masuk ke Hotel Ramayana, dengan pengawalan ketat petugas Brimob Polda Bali dan Dalmas Polda Bali. Pasalnya, kasihan para PMI tersebut terkatung-katung dalam mobil yang terpaksa diparkir di Pantai Candidasa, sejak kedatangannya dihadang warga, Rabu petang pukul 18.00 Wita.

Dari 21 PMI tersebut, 2 orang di antaranya perempuan, sementara 19 orang lagi laki-laki. Mereka 17 orang sebelumnya bekerja di Miami (Amerika Serikat), 3 orang kerja di Jepang, dan 1 orang lagi kerja di Yaman. Mereka berasal dari 9 desa berbeda di Karangasem, yakni Desa Peringsari (Kecamatan Selat), Desa Duda (Kecamatan Selat), Desda Bebandem (Kecamatan Bebandem), Budakeling (Kecamatan Bebandem), Desa Bhuana Giri (Kecamatan Bebandem), Desa Tianyar Barat (Ke-camatan Kubu), Desa Culik (Kecamatan Abang), Desa Subagan (Kecamatan Karangasem), dan Desa Ulakan (Kecamatan Manggis).

Dalam menjalani isolasi di Hotel Ramayana, Desa Sengkidu, para PMI ini dijaga ketat full 24 jam oleh satu peleton Brimob Polda Bali dan satu pleton Dalmas Polda Bali, yang masing-masing berkekuatan 30 personel. Penjagaan hotel ini dipimpin Kasubag Min Ops Brimob Polda Bali, AKP Ketut Tomiyasa.

Belum diketahui, sampai kapan para PMI ini akan diisolasi di Hotel Ramayana, Desa Sengkidu. Menurut Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri, pihaknya masih melihat situasi. "Sedapat mungkin agar karantina ini bisa berjalan sampai tuntas di Hotel Ramayana,” ungkap Bupati Mas Sumatri, Kamis kemarin.

Kalau situasi ternyata tidak memungkinkan, menurut Mas Sumatri, pihaknya siapkan alternatif untuk pindahkan isolasi para PMI ini ke tiga hotel di kawasan Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Ketiga hotel di Tuban itu, masing-masing Hotel Eden, Hotel Gold Tulip, dan Swiss Belhotel, dengan kapasitas 500 kamar. Hotel-hotel tersebut disiapkan untuk menampung PMI asal Karangasem yang diperkirakan berjumlah total 1.000 orang. “Kita siapkan alternatif 3 hotel di Kuta, ka-rena saat dialog tadi malam (Rabu) belum ada kata sepakat dengan warga (sekitar Hotel Ramayana)," jelas Mas Sumatri.

Sementara itu, 29 PMI asal Bangli dipindahkan karantinanya ke hotel kawasan Badung, Kamis sore pukul 15.30 Wita. Mereka dipindahkan setelah sempat sehari diisolasi di Klinik Pratama Bangli Husada Sejahtera kawasan Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Made Gianyar, mengatakan pemindahan ke hotel ini dilakukan karena beberapa alasan. Salah satunya, sejumlah keluarga PMI justru minta agar dilakukan karantina mandiri di rumahnya. Selain itu, para PMI me-mpertanyakan kenapa daerah lain bisa memanfaatkan hotel untuk karantina mereka.

Menurut Gianyar, pertanyaan PMI ini bisa dimaklumi. “Tidak dipungkiri dengan masa karantina 14 hari, tentu akan menimbulkan rasa bosan jika berada di ruangan yang kurang representatif. Mereka mengharapkan ada fasilitas pendukung selama karantina. Makanya, kami upayakan mencari lokasi yang lebih representatif, yakni hotel di kawasan Badung,” ujar Gianyar yang juga Bupati Bangli dua kali periode, Kamis kemarin.

Gianyar menyebutkan, semula pihaknya merencanakan karantina PMI di beberapa hotel kawasan Kintamani, Bangli. Namun, karena posisi hotel kebanyakan berada di kawasan pemukiman penduduk, maka rencana itu diurungkan. “Hari ini (kemarin) rekan-rekan PMI sudah dipindahkan ke hotel di Badung. Saat ini ada 29 PMI yang sudah menjalani karantina. Besok (hari ini) diperkirakan akan datang lagi 30 PMI,” jelas Gianyar.

Menurut Gianyar, diperkirakan ada sekitar 1.500 PMI asal Bangli yang akan pulang dari luar negeri karena pandemi Covid-19. Untuk proses karantina mereka, diperlukan anggaran lumayan besar. “Estimasi, untuk karantina 1.500 orang PMI ini di hotel perlu dana sekitar Rp 5 miliar,” tandas politisi senior PDIP asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli ini. *k16,esa

Komentar