Giliran Perbekel Bontihing Diadukan ke Panwas Buleleng
Satu lagi kepala desa (Perbekel) yang diadukan ke Pantitia Pengawas (Panwas) Pemilihan Buleleng, terkait kisruh TKP dukungan untuk Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), pasangan calon ke Pilkada Buleleng 2018 melalui jalur Independen.
Setelah Akui Catut KTP Dukungan ke Paket Surya
SINGARAJA, NusaBali
Setelah Perbekel Celukan Bawang (Kecamatan Gerokgak, Buleleng) dilaporkan atas dugaan intimidasi, Senin (29/8) sore giliran Perbekel Bontihing (Kecamatan Kubutambahan, Buleleng) yang diadukan ke Panwas.
Perbekel Bontihing, I Gede Ardika, dilaporkan warga desanya ke Kantor Panwas Bule-leng di Jalan Pramuka Singaraja, Senin sore sekitar pukul 15.00 Wita. Warga menilai Perbekel Gede Ardika berada di balik penyerahan KTP dan KK dukungan ke Paket Surya, tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Hal ini dibuktikan setelah Perbekel Gede Ardika mengakui perbutannya yang dituangkan dalam surat pernyataan bermaterai Rp 6.000. Surat pernyataan itu dibuat Perbekel Ardika setelah dilakukan pertemuan di Kantor Desa Bontihing, Senin pagi, yang dihadiri jajaran Muspika Kubutambahan.
Dalam surat pernyataan bermaterai 6.000 itu, Perbekel Ardika mengaku telah mengu-mpulkan KTP dan KK warganya atas inisiatif sendiri, untuk dukungan pencalonan Paket Surya. Data KTP dan KK tersebut diambil dari file kependudukan yang ada di Kantor Desa Bontihing.
Poin lainnya dalam surat pernyataan itu, Perbekel Ardika juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang membuat ketidaknyamanan warganya. Perbekel Ardika sekaligus meminta maaf atas tindakannya itu. Meski ada surat pernyatan disertai minta maaf, warga Desa Bontihing tetap keberatan atas ulah Perbekel mereka.
“Kami tetap keberatan. Bagaimana pun, seorang pemipin sudah berani mengambil dokumen kependudukan untuk kepentingan politik. Dan, masalah ini akan kami teruskan ke polisi, karena sudah ada indikasi pemalsuan tandatangan. Semestinya, kepala desa netral, tapi ini dipakai kepentingan politik,” papar I Ketut Wandika, salah satu warga Desa Bontihing yang ikut melapor ke Panwas, kemarin sore.
Ketut Wandika mengaku sejak awal sudah curiga dengan tindakan Perbekel Ardika, yang ambil inisiatif kumpulkan dukungan KTP dan KK buat Paket Surya. Pasalnya, saat dilakukan verifikasi factual, banyak warga yang kaget ditanya soal dukungan terhadap Paket Surya. “Ini kan membuat warga resah. Bayangkan, warga yang tidak pernah merasa serahkan KTP atau KK, justru didatangi petugas dan ditanya soal dukungan calon. Apalagi, di antara petugas yang datang, ada juga anggota Polri,” sesal Wandika yang kemarin didampingi rekan sekampungnya, I Ketut Lencana.
Sayangnya, Perbekel Gede Ardika belum bisa dikonfirmasi NusaBali terkait kisruh TKP dan KK dukungan untuk Paket Surya, yang berujung laporan ke Panwas Buleleng. Dihubungi per telepon tadi malam, ponselnya tidak ada nada sambung.
Sementara itu, Ketua Panwas Buleleng, Ni Ketut Aryani, mengaku pihaknya telah meminta keterangan dari pelapor, warga Desa Bontihing. Rencananya, Panwas akan meminta keterangan saksi-saksi termasuk salah satu penyelenggara Pilkada Buleleng 2017, Selasa (30/8) ini. “Besok (hari ini) kita klarifikasi saksi-saksi. Intinya, para pelapor menyerahkan sepenuhnya kepada Panwas dalam mengambil keputusan,” jelas Aryani di Singaraja, Senin kemarin.
Sebelumnya, sejumlah warga Desa Bontihing ramai-ramai mendatangi Kantor Desa Bointihing, Kamis (25/8) lalu, untuk menyampaikan keberatan karena KTP-nya masuk daftar dukungan Paket Surya. Padahal, selama ini mereka tidak pernah memberi KTP dukungan kepada Paket Surya. Mereka menduga indentitasnya telah dipalsukan.
Pada saat bersamaan hari itu, Perbekel Celukan Bawang, Moh Azhari, juga dilaporkan ke Panwas Buleleng. Perbekel Celukan Bawang ini dilaporkan oleh Korlap Pengumpul KTP dukungan Paket Surya, I Made Widiasa, 42, atas dugaan intimidasi. Kesehariannya, Made Widiasa bekerja sebagai petugas security di PLTU Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang.
Dalam laporannya ke Panwas, Made Widiasa mengaku diintimidasi oleh Perbekel Celukan Bawang, Rabu (24/8) pagi. Kisahnya, kala itu Perbekel Moh Azhari bersama Kepala Dusun (Kadus) Celukan Bawang, Irawan, mendatangi Widiasa saat tugas jaga Kantor PLTU Celukan Bawang. Nah, di situ Perbekel Celukan Bawang disebutkan kmengeluarkan kata-kata bernada ancaman terhadap Widiasa. Dalam ancamannya, Widiasa akan dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai security PLTU Celukan Bawang. Ancaman tersebut berkaitan dengan upaya pengumpulan KTP dukungan untuk Paket Surya yang dilakukan Widiasa di Dusun Brombong, Desa Celukan Bawang. * k19
1
Komentar