Puluhan Bus Pariwisata Konvoi 'Panaskan Mesin’ Sambil ‘Unjuk Rasa'
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 61 bus pariwisata tampak berderet di jalan (pintu masuk) menuju Serangan, Denpasar Selatan, Kamis (23/4) pagi.
Puluhan bus tersebut tergabung di organisasi Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba). Bus yang biasa mengangkut wisatawan itu melaksanakan konvoi memanaskan mesin bus secara serentak dari Serangan menuju Bypass Ngurah Rai. Selain itu, mereka juga menyampaikan ‘unjuk rasa’ dengan memasang berbagai seruan lewat spanduk yang ditempel di badan bus. Salah satu spanduk yang terpaang di MaiBus itu berbunyi: 'Panasin Bus Dulu Ahh.. Ini Jeritan Hati Transportasi, Supaya Kemanusiaan Tidak Mati'
Ketua Pawiba Bali, Nyoman Sudiarta mengungkapkan, konvoi memanaskan mesin bus secara serentak ini merupakan aksi spontanitas keinginan bersama untuk menyuarakan keluhan mereka selama pandemi Covid-19.
Pria yang akrab dipanggil Gading ini menuturkan bahwa yang datang pada acara konvoi ini tidak hanya para sopir bus, tapi juga kernet, dan bos pemilik perusahaan bus itu sendiri.
Anggota Pawiba, kata dia, saat ini tengah 'menjerit' karena tidak bisa mencari penghasilan untuk membayar cicilan mereka setiap bulannya.
Diungkapkan, finance dan debt collector kini tidak bisa diajak kompromi untuk menunda pembayaran, sehingga pihaknya harus kewalahan membayar setiap bulannya. Sementara sudah tiga bulan bus pariwisata yang biasa mengantar wisatawan mancanegara ke tempat pariwisata di Bali ini ‘nongkrong’ tanpa pemasukan sama sekali. "Kami sudah tidak jalan selama tiga bulan dari Imlek. Sekarang kami harus dikejar debt collector, penghasilan kami tidak ada," ujarnya, sedih.
Dengan kondisi itu, pihaknya menginginkan pemerintah membantu dan memberikan perhatian kepada pemilik bus. Bukan hanya memikirkan ojek online (ojol) yang masih bisa bekerja. "Sedangkan kami sama sekali tidak memiliki penghasilan sekarang. Makanya dengan aksi ini (panaskan mesin bus serentak) sekaligus menyuarakan kondisi kami sekarang ini," ungkap Sudiarta.
Kebijakan yang selama ini diberikan pemerintah pusat menurut Sudiarta tidak sesuai dengan kenyataan di bawah.
"Harapan kami pemerintah mengimbau OJK, OJK bisa menurunkan kepada finance. Dan bulan depan dipastikan napas kami sudah habis," curhatnya sembari mengatakan, para pengusaha bus ini adalah termasuk ujung tombak pariwisata Pulau Dewata. *mis
Ketua Pawiba Bali, Nyoman Sudiarta mengungkapkan, konvoi memanaskan mesin bus secara serentak ini merupakan aksi spontanitas keinginan bersama untuk menyuarakan keluhan mereka selama pandemi Covid-19.
Pria yang akrab dipanggil Gading ini menuturkan bahwa yang datang pada acara konvoi ini tidak hanya para sopir bus, tapi juga kernet, dan bos pemilik perusahaan bus itu sendiri.
Anggota Pawiba, kata dia, saat ini tengah 'menjerit' karena tidak bisa mencari penghasilan untuk membayar cicilan mereka setiap bulannya.
Diungkapkan, finance dan debt collector kini tidak bisa diajak kompromi untuk menunda pembayaran, sehingga pihaknya harus kewalahan membayar setiap bulannya. Sementara sudah tiga bulan bus pariwisata yang biasa mengantar wisatawan mancanegara ke tempat pariwisata di Bali ini ‘nongkrong’ tanpa pemasukan sama sekali. "Kami sudah tidak jalan selama tiga bulan dari Imlek. Sekarang kami harus dikejar debt collector, penghasilan kami tidak ada," ujarnya, sedih.
Dengan kondisi itu, pihaknya menginginkan pemerintah membantu dan memberikan perhatian kepada pemilik bus. Bukan hanya memikirkan ojek online (ojol) yang masih bisa bekerja. "Sedangkan kami sama sekali tidak memiliki penghasilan sekarang. Makanya dengan aksi ini (panaskan mesin bus serentak) sekaligus menyuarakan kondisi kami sekarang ini," ungkap Sudiarta.
Kebijakan yang selama ini diberikan pemerintah pusat menurut Sudiarta tidak sesuai dengan kenyataan di bawah.
"Harapan kami pemerintah mengimbau OJK, OJK bisa menurunkan kepada finance. Dan bulan depan dipastikan napas kami sudah habis," curhatnya sembari mengatakan, para pengusaha bus ini adalah termasuk ujung tombak pariwisata Pulau Dewata. *mis
Komentar