907 PMI di Buleleng Rapid Test, 24 Terindikasi Positif
Rapid Test di Hotel-hotel Dipantau Langsung Bupati Agus Suradnyana
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 907 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Buleleng yang baru pulang dari luar negeri dalam kurun waktu sebelum 30 hari, di-rapid test secara marathon oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, sejak Jumat (24/4) hingga Sabtu (26/4).
Berdasarkan hasil rapid test, 24 PMI dinyatakan terindikasi positif. Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, menyatakan rapid test terhadap 907 PMI ini dilakukan tim medis di 20 Puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan se-Buleleng. Para PMI tersebut selama ini menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing, kemudian didatangkan ke Puskesmas untuk di-rapid test.
Menurut Gede Suyasa, hingga Minggu (26/7) tim medis masih berkeliling melakukan rapid test terhadap para PMI. Khusus rapid test Minggu kemarin, dilakukan terhadap para PMI yang dikarantina di hotel-hotel kawasan Kota Singaraja. Rapid test di hotel tersebut dipantau langsung oleh Bupati Putu Agus Suradnyana, yang sekaligus Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng.
Hanya saja, berapa jumlah PMI yang dirapid test per 26 April 2020 kemarin, belum terdata. Namun, kata Gede Suyasa, kalau jumlah PMI yang menjalani rapod test secara marathon Jumat hingga Sabtu mencapai 907 orang. “Dari 907 PMI yang di-rapid test tersebut, 24 orang hasilnya positif,” ungkap Gede Suyasa dalam keterangan persnya di Singaraja, Minggu kemarin.
Suyasa menyebutkan, bagi 24 PMI yang dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test, mereka langsung dibawa ke RS Pratama di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng untuk menjalani tes swab. Sedangkan ratusan PMI lainnya yang negatif berdasarkan rapid test, tetap karantina mandiri di rumahnya.
Jika hasil tes swab-nya negatif, 24 PMI yang dibawa ke RS Pratama Giri Emas tersebut nantinya dapat langsung dipulangkan. Sebaliknya, jika hasil tes swabnya dinyatakan positif, mereka akan lanjut menjalani isolasi di RS Pratama Giri Emas.
“Untuk meyakinkan hasil rapid test-nya, harus dilakukan tes swab kembali. Sebab, hasil rapid test positif tidak selalui diikuti dengan hasil swab positif. Tapi, ada juga yang hasil tes swabnya justru negatif,” tandas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Menurut Suyasa, rapid test akan terus dilakukan terhadap para PMI yang dijadwalkan pulang dari luar negeri. Rapid test dapat membantu deteksi dini kondisi PMI, sebelum akhirnya dinyatakan bebas dan dilepas dari karantina selama 14 hari.
Sementara itu, Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng, Putu Agus Suradnyana, terjun untuk memantau langsung rapid test terhadap PMI yang dilakukan di sejumlah hotel di Singaraja, Minggu kemarin. Para PMI dites menggunakan rapid test antigen, yang disebut memiliki akurasi lebih tinggi daripada rapid test biasa.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, rapid jenis antigen ini secara langsung akan mendeteksi ada atau tidaknya antigen, termasuk protein yang terkandung pada Covid-19. Rapid test antigen ini bakal dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan masa karantina masing-masing PMI, baik yang ditangani GTPP Covid-19 Buleleng maupun Satgas Desa.
Agus Suradnyana mengajak seluruh PMI yang hasil rapid test-nya negatif dan dibolehkan pulang ke rumah masing-masing, untuk mengikuti segala anjuran pemerintah tentang Covid-19. Selain itu, Agus Suradnyana juga berharap seluruh masyarakat dapat menerima kedatangan PMI.
Manerut Agus Suradnyana, para pekerja migran yang selesai masa karantina dan dengan hasil rapid test negatif ini, semuanya sudah bebas dari Covid-19. “Kita harapkan PMI yang hasil rapid test-nya negatif dan dipulangkan dari tempat karantina, dapat diterima kembali di masyarakat. Jangan ada penolakan dan diskriminasi yang dilakukan karena riwayat sebelumnya yang sempat mengidap Covid-19,” tandas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Paparan senada juga disampaikan Sekda Buleleng, Gede Suyasa, yang berharap rapid test yang dilakukan GTPP Covid-19 Buleleng dapat mendeteksi lebih awal potensi penularan virus Corona, sehingga bisa dilakukan antisipasi lebih cepat. Suyasa juga berharap pasien dalam pengawasan (PDP) yang sebelumnya terkonfirmasi positif, setelah dinyatakan sembuh dan dipulangkan, agar tetap menjalani protap Covid-19 dan kembali karantina mandiri setelah tiba di rumah. *k23
Komentar