Survei SMRC: Covid-19 Ancam Perekonomian Warga
Sebagian responden menyatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman. Bahkan ada yang menyatakan tabungan hanya cukup untuk seminggu ke depan.
JAKARTA, NusaBali
Lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait wabah Covid-19 pada Jumat (17/4/2020). Survei dilakukan pada 9-12 April 2020 terhadap 1.200 responden yang diwawancarai melalui telepon secara acak dengan jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional.
Hasil rilis yang diterima NusaBali tersebut, sebanyak 77% warga Indonesia menyatakan Covid-19 dalam sebulan terakhir mengancam perekonomian mereka. Dari angka tersebut sebanyak 33% persen (atau sekitar 25% dari total populasi) menyatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.
Selanjutnya 20% dari angka tersebut (atau 15% dari total populasi) menyatakan tabungan semakin berkurang dan hanya cukup untuk 1 minggu, dan 20% (atau 15% dari total populasi) menyatakan tabungan semakin berkurang dan hanya cukup untuk beberapa minggu atau kurang dari 1 bulan.
Hasil survei tersebut menyatakan yang paling terdampak perekonomiannya adalah kelompok warga yang berpendapatan rendah, khususnya pekerja harian. "Maka social distancing dan PSBB bakal cenderung dilanggar oleh banyak warga yang rentan secara ekonomi," tulis SMRC
SMRC menyarankan bantuan pemerintah terhadap kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi tersebut harus segera dilakukan dan diawasi pelaksanaannya agar tepat sasaran serta menghindari penyimpangan.
Survei ini juga menunjukkan 67% warga Indonesia menyatakan kondisi ekonominya semakin memburuk saat ini dibandingkan sebelum wabah Covid-19. Jumlah ini membesar hampir dua kali lipat dibanding temuan survei dua minggu sebelumnya, yakni 38%. "Yang merasakan kondisi ekonomi saat wabah Covid-19 lebih buruk paling tinggi yakni di Jawa Tengah sebanyak 75%, diikuti Sulawesi Selatan di angka 73%, dan kemudian DKI Jakarta dengan 71%," lanjut SMRC. Hasil ini konsisten dengan temuan bahwa sekitar 70% warga merasakan penurunan pendapatan dibanding sebelum wabah, yang proporsinya juga membesar hampir dua kali lipat dibanding temuan survei dua minggu sebelumnya, yakni 41%.
Penurunan pendapatan paling banyak dirasakan oleh warga DKI sebanyak 78%, Jawa Barat sejumlah 73%, Jawa Timur yakni 72%, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan di angka 71%, dan yang paling sedikit di Banten yakni 55%.
Terkait bahaya Covid-19, 92% warga Indonesia merasa wabah ini mengancam nyawa manusia. Ada dua provinsi yang persentase warganya yang menganggap Covid-19 mengancam nyawa sangat tinggi, yakni Sulawesi Selatan sebanyak 99% dan DKI Jakarta 98%. Sedangkan warga Jawa Barat hanya 77%.*cr75
Komentar