Kasus Kematian Babi Turun, Rencana Buat Kuburan Massal Batal Dilakukan
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung akhirnya bisa bernafas lega. Pasalnya, kasus kematian babi secara mendadak berangsur-angsur turun.
Bahkan, pada April 2020 belum ada laporan kasus kematian babi lagi. Penurunan angka kematian babi ini diakui oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana. Menurut dia, kasus kematian babi tertinggi terjadi pada Januari 2020, saat pertama kali muncul kasus kematian babi secara mendadak. Bahkan, pada Januari 2020 tercatat angka kematian babi mencapai 902 kasus.
“Januari 2020 yang paling banyak yakni 902 kasus, kami terima laporan dari masyarakat. Namun, setelah itu pada Februari 2020, mulai berkurang menjadi hanya 138 kasus. Dan pada Maret 2020 kembali turun menjadi 38 kasus. Sehingga totalnya kasus kematian babi di Badung mencapai 1.140 kasus,” tutur Wijana, Senin (27/4).
Pada April 2020 ini nyaris belum ada laporan kasus kematian babi lagi. “Sejak Maret 2020 kasusnya mulai turun, malah ini tidak ada lagi laporan kematian ternak babi yang kami terima,” imbuh Wijana.
Dia mengatakan, gencarnya penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19 mempengaruhi perkembangbiakan virus yang mengakibatkan kematian ternak babi. “Iya, gencarnya penyemprotan disinfektan mengakibatkan virus penyebab kematian babi juga semakin berkurang,” ucap mantan Kabag Organisasi Setda Badung itu.
Walau begitu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan kandang, termasuk petunjuk penanganan bangkai babi agar tidak mencemari lingkungan masih dilakukan. Sosialisasi dan edukasi dilakukan terutama di daerah yang paling banyak kasus kematian babi seperti di Kecamatan Abiansemal dan Mengwi.
Mengingat tak ada lagi kasus kematian babi hingga April 2020 ini, rencana penyediaan kuburan massal pun batal dilaksanakan. “Awalnya kami berencana menyiapkan tempat kuburan massal untuk mengantisipasi ketika kasus kematian babi masih terjadi secara sporadis. Tapi berhubung sudah semakin berkurang, maka tidak kami fungsikan,” kata Wijana.
Sebelumnya, tim dari Dinas Pertanian dan Pangan sudah melakukan peninjauan sejumlah lokasi yang dipersiapkan sebagai tempat penguburan bangkai babi jika sewaktu-waktu diperlukan dalam situasi mendesak. Luas tanah yang disiapkan sekitar 50 are. Sayangnya Wijana tak menyebut lokasi yang dipersiapkan sebagai tempat penguburan bangkai babi dimaksud. “Yang jelas lokasinya jauh dari pemukiman,” tandas Wijana. *asa
1
Komentar