Lagi, 2 PDP di Buleleng Terkonfirmasi Positif Covid-19
Jumlah PDP di Buleleng 20 orang, 14 di antaranya positif dan 6 negatif.
SINGARAJA, NusaBali
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkonfirmasi positif Covid-19 yang ditangani Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng bertambah dua orang. PDP berkode PDP 19 dan 20 ini bagian dari 24 PMI (pekerja migran Indonesia) yang sebelumnya hasil rapid test-nya positif. Sebaliknya ada dua PDP terkonfirmasi positif yang sebelumnya dirawat di RS Giri Emas, dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan tim medis.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, Selasa (28/4), mengatakan penambahan dua PPD terkonfirmasi positif yakni PDP 19 dan PDP 20 merupakan PMI. Begitu juga yang dinyatakan sembuh yakni PDP 15 dan 16, riwayatnya adalah seorang PMI. “Jumlah PDP di Buleleng 20 orang, 14 di antaranya positif dan 6 negatif. Ada penambahan dua dan ada sembuh dua orang, sehingga PDP terkonfirmasi positif yang masih di rawat di RS Pratama Giri Emas tetap berjumlah 4 orang, yang sembuh 10 orang,” ungkap Suyasa.
Suyasa yang juga Sekda Buleleng mengatakan PDP 15 dan 16 yang sudah dipulangkan kini menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit dengan masa penyembuhan 8 - 10 hari. Dari 20 PMI yang sebelumnya terjaring dari rapid test massal, 11 orang di antaranya hasil swabnya negatif, sehingga sudah dipulangkan. Namun Selasa (28/4), ada 3 PMI yang masuk ke ruang karantina RS Pratama Giri Emas, karena rapid test-nya positif. “Yang keluar masuk itu semuanya PMI, sehingga saat ini ada 17 OTG (Orang Tanpa Gejala, Red) yang rapid test-nya positif sedang menunggu hasil swab di RS Pratama Giri Emas,” ucap mantan Kadisdikpora Buleleng itu.
GTPP Covid-19 Buleleng juga masih memantau empat Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 890 pelaku perjalanan dari negara terjangkit dan transmisi lokal di Buleleng. Kasus transmisi lokal yang ditemukan pada dua orang PDP terkonfirmasi positif yakni PDP 13 (sudah sembuh) dan PDP 18 yang berasal dari satu desa, tim surveylance kembali melakukan tracing (pendeteksian). Bahkan GTPP Covid-19 merencanakan akan melakukan rapid test terhadap seluruh pedagang dan pengunjung pasar yang diduga menjadi tempat penularan transmisi lokal jika memang diperlukan.
“Saat ini sedang dilakukan tracing kembali, seberapa banyak yang melakukan kontak kepada yang bersangkutan secara detail. Pak Bupati juga tadi menegaskan seluruh isi pasar harus dilakukan rapid, kalau dianggap perlu, untuk antisipasi dan menekan penularan,” kata dia.
Gede Suyasa menjelaskan hingga Selasa (28/4) pukul 15.00 Wita, jumlah warga yang sudah dirapid test di Buleleng 2.675 orang, terdiri dari 1.186 orang dan non PMI sebanyak 1.489 orang. Proses rapid test masih tetap dilakukan setiap hari oleh 20 Puskesmas yang ada di Buleleng terhadap PMI yang karantina mandiri dan PMI yang dikarantina desa atau di hotel fasilitas Pemkab Buleleng. Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini menambahkan belum dapat memprediksi batas waktu seluruh PMI di-rapid test.
GTPP Covid-19 Buleleng menemukan banyak PMI yang menjalani karantina mandiri di rumahnya yang sebelumnya tak mendaftarkan diri ke Puskesmas. Saat diminta melakukan rapid test, mereka datang sendiri ke Puskesmas terdekat setelah karantina mandiri 14 hari.*k23
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkonfirmasi positif Covid-19 yang ditangani Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng bertambah dua orang. PDP berkode PDP 19 dan 20 ini bagian dari 24 PMI (pekerja migran Indonesia) yang sebelumnya hasil rapid test-nya positif. Sebaliknya ada dua PDP terkonfirmasi positif yang sebelumnya dirawat di RS Giri Emas, dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan tim medis.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, Selasa (28/4), mengatakan penambahan dua PPD terkonfirmasi positif yakni PDP 19 dan PDP 20 merupakan PMI. Begitu juga yang dinyatakan sembuh yakni PDP 15 dan 16, riwayatnya adalah seorang PMI. “Jumlah PDP di Buleleng 20 orang, 14 di antaranya positif dan 6 negatif. Ada penambahan dua dan ada sembuh dua orang, sehingga PDP terkonfirmasi positif yang masih di rawat di RS Pratama Giri Emas tetap berjumlah 4 orang, yang sembuh 10 orang,” ungkap Suyasa.
Suyasa yang juga Sekda Buleleng mengatakan PDP 15 dan 16 yang sudah dipulangkan kini menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit dengan masa penyembuhan 8 - 10 hari. Dari 20 PMI yang sebelumnya terjaring dari rapid test massal, 11 orang di antaranya hasil swabnya negatif, sehingga sudah dipulangkan. Namun Selasa (28/4), ada 3 PMI yang masuk ke ruang karantina RS Pratama Giri Emas, karena rapid test-nya positif. “Yang keluar masuk itu semuanya PMI, sehingga saat ini ada 17 OTG (Orang Tanpa Gejala, Red) yang rapid test-nya positif sedang menunggu hasil swab di RS Pratama Giri Emas,” ucap mantan Kadisdikpora Buleleng itu.
GTPP Covid-19 Buleleng juga masih memantau empat Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 890 pelaku perjalanan dari negara terjangkit dan transmisi lokal di Buleleng. Kasus transmisi lokal yang ditemukan pada dua orang PDP terkonfirmasi positif yakni PDP 13 (sudah sembuh) dan PDP 18 yang berasal dari satu desa, tim surveylance kembali melakukan tracing (pendeteksian). Bahkan GTPP Covid-19 merencanakan akan melakukan rapid test terhadap seluruh pedagang dan pengunjung pasar yang diduga menjadi tempat penularan transmisi lokal jika memang diperlukan.
“Saat ini sedang dilakukan tracing kembali, seberapa banyak yang melakukan kontak kepada yang bersangkutan secara detail. Pak Bupati juga tadi menegaskan seluruh isi pasar harus dilakukan rapid, kalau dianggap perlu, untuk antisipasi dan menekan penularan,” kata dia.
Gede Suyasa menjelaskan hingga Selasa (28/4) pukul 15.00 Wita, jumlah warga yang sudah dirapid test di Buleleng 2.675 orang, terdiri dari 1.186 orang dan non PMI sebanyak 1.489 orang. Proses rapid test masih tetap dilakukan setiap hari oleh 20 Puskesmas yang ada di Buleleng terhadap PMI yang karantina mandiri dan PMI yang dikarantina desa atau di hotel fasilitas Pemkab Buleleng. Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini menambahkan belum dapat memprediksi batas waktu seluruh PMI di-rapid test.
GTPP Covid-19 Buleleng menemukan banyak PMI yang menjalani karantina mandiri di rumahnya yang sebelumnya tak mendaftarkan diri ke Puskesmas. Saat diminta melakukan rapid test, mereka datang sendiri ke Puskesmas terdekat setelah karantina mandiri 14 hari.*k23
Komentar