Perkembangan Covid-19 di Bali Masih Terkendali
Positif Corona Menjadi 271 Kasus, 159 di Antaranya Berhasil Sembuh
DENPASAR, NusaBali
Perkembangan pasien positif Covid-19 (virus Corona) di Bali hingga Senin (4/5) terus bertambah menjadi 271 kasus.
Sedangkan total jumlah pasien yang sembuh mencapai 159 orang atau 58,67 persen, sementara pasien meninggal 4 orang (1,48 persen). Gubernur Wayan Koster sebut pergerakan Covid-19 di Bali masih terkendali, meskipun ada penambahan kasus.
Gubernur Koster mengatakan, hingga saat ini jumlah kumulatif Pasien dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Bali mencapai 643 orang. Sedangkan kumulatif pasien positif Covid-19 sebanyak 271 orang, terdiri dari 8 WNA (3 persen), 146 PMI/ABK asal Bali (54 persen), 20 orang terjangkit di daerah luar Bali (7 persen) dan 97 orang terjangkit di Bali (36 persen.
“Sedangkan pasien Covid-19 di Bali yang berhasil sembuh mencapai 159 orang atau tingkat kesembuhan 58,67 persen,” ungkap Gubernur Koster yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dalam jumpa pers di Bale Gajah Komplek Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, Senin kemarin sore.
Menurut Koster, pasien yang berhasil sembuh ini terdiri dari 4 WNA dan 155 WNI. Sedangkan pasien Covid-19 di Bali yang meninggal tetap 4 orang, terdiri dari 2 WNA dan 2 WNI. Sementara jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat sebanyak 108 orang (40 persen).
Koster menjelaskan, berbagai kebijakan dan upaya dalam penanganan Covid-19, sampai saat ini telah menunjukkan hasil yang nyata dengan memakai 3 indikator penting. Pertama, rata-rata penambahan pasien positif Covid-19 per hari di Bali sebanyak 7 orang (peringkat terendah keempat se-Indonesia), lebih rendah daripada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Banten.
Data menunjukkan bahwa pasien positif Covid-19 di Bali sebagian besar bersumber dari PMI/ABK (54 persen), transmisi lokal Bali (36 persen), tertular di daerah luar Bali (7 persen), dan WNA (3 persen). "Sedangkan kasus di provinsi lain, pasien positif sebagian besar merupakan transmisi lokal," beber Koster.
Koster juga membeberkan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bali mencapai 58,67 persen, merupakan paling tinggi se-Indonesia. Bahkan, tingkat kesembuhan di Bali jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 16,86 persen dan dunia yang mencapai 32,10 persen. "Di Bali, rata-rata lama perawatan pasien positif Covid-19 sampai sembuh adalah 13 hari, masa perawatan paling cepat 3 hari, dan paling lama 39 hari (untuk kasus berat)," ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sedangkan prosentase pasien positif Covid-19 di Bali yang meninggal hanya 4 orang atau 1,48 persen. Ini paling rendah di antara 9 provinsi lainnya, bahkan jauh di bawah rata-rata nasional (7,46 persen) dan dunia (7,04 persen). Patut dicatat, dari 4 pasien meninggal di Bali, 2 orang merupakan WNA, 1 orang dari daerah luar Bali, dan 1 orang PMI/ABK warga Bali.
"Meskipun Bali tidak menerapkan PSBB, tetapi sejauh ini penanganan Covid-19 menunjukkan hasil yang lebih baik/terkendali. Padahal, sebelumnya berbagai pihak sangat mengkhawatirkan Bali akan terancam Covid-19 karena sebagai destinasi wisata dunia terbesar di Indonesia. Tetapi sejauh ini, fakta menunjukkan hal yang kontras berbeda," beber Koster yang kemarin didampingi Sekretaris GTPP Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin.
Koster juga dengan bangga mengungkapkan pemerintah pusat melalui Menko Maritim dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan, telah memonitor penanganan Covid-19 di Bali. Bahkan, sudah dibahas dalam rapat kabinet dan dilaporkan kepada Presiden Jokowi.
"Beliau (Luhut) menyampaikan bahwa penanganan Covid-19 di Bali sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu, beliau memberi arahan dan menugaskan saya sebagai Gubernur dan Ketua Gugus Tugas Provinsi Bali agar penanganan Covid-19 semakin baik dan terus ditingkatkan. Bali diharapkan akan menjadi provinsi pertama yang pandemi Covid-19 bisa berakhir. Dalam upaya tersebut, beliau sangat mengapresiasi peran desa adat dan desa di Bali yang mampu menjaga wilayahnya dengan sangat ketat sehingga bisa mencegah penyebaran Covid-19," tegas Koster.
Meski demikian, kata Koster, penanganan Covid-19 harus dimantapkan dan terus ditingkatkan secara bersama-sama Gugus Tugas Provinsi, Gugus Tugas Kabupaten/Kota se-Bali, Desa Adat, Desa, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa, dan para pihak serta masyarakat agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Karena itu, Koster mengimbau dan menegaskan kembali berlakunya Instruksi Gubernur Nomor 8551 Tahun 2020. Pertama, agar masyarakat benar-benar berperilaku tertib dengan disiplin sosial yang tinggi, yaitu belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah, membatasi aktivitas dan interaksi dengan masyarakat di luar rumah. Kedua, memperkuat pembatasan kegiatan keramaian dan objek wisata.
Ketiga, memperkuat pembatasan kegiatan adat dan agama. Keempat, memperkuat pembatasan masyarakat melakukan perjalanan ke luar dan/atau masuk ke Bali, kecuali angkutan logistik, keperluan penanganan kesehatan, penanganan keamanan, dan tugas resmi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kelima, memperketat pengawasan dan seleksi terhadap perlintasan orang dan/atau penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Padangbai, dan lainnya.
Dengan memperhatikan penambahan pasien positif Covid-19 di Desa Abuan (Kecamatan Susut, Bangli), Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem), dan Desa Bondalem (Kecamatan Tejakula, Buleleng), Gubernur Koster telah memutuskan bersama Bupati agar tiga desa tersebut diisolasi secara ketat selama 14 hari. "Saya meminta agar Bupati bersama Dandim dan Kapolres mengawasi dengan ketat pelaksanaan isolasi di tiga wilayah tersebut. Kalau ada warga yang melanggar, agar ditindak tegas. Masyarakat harus bersedia disiplin demi keselamatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya. Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi telah menyiapkan sembako bagi warga yang membutuhkan," tegas Koster.
Koster mengingatkan, dari 9 kabupaten/kota di Bali, penambahan pasien positif Covid paling banyak terjadi di Bangli, Buleleng, Karangasem, dan Denpasar. Karena itu, Bupati/Walikota di wilayah tersebut agar berani bertindak tegas untuk memperketat pergerakan masyarakatnya. "Sampai saat ini, pencapaian penanganan Covid-19 di Bali sudah baik. Pencapaian ini adalah berkat kerja bersama/gotong-royong antara Gubernur Bali, Kapolda Bali, Pangdam IX/Udayana, Bupati/Walikota se-Bali, para tenaga medis, para bandesa adat, para kepala desa, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa, dan berbagai pihak,” katanya. *nat
Gubernur Koster mengatakan, hingga saat ini jumlah kumulatif Pasien dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Bali mencapai 643 orang. Sedangkan kumulatif pasien positif Covid-19 sebanyak 271 orang, terdiri dari 8 WNA (3 persen), 146 PMI/ABK asal Bali (54 persen), 20 orang terjangkit di daerah luar Bali (7 persen) dan 97 orang terjangkit di Bali (36 persen.
“Sedangkan pasien Covid-19 di Bali yang berhasil sembuh mencapai 159 orang atau tingkat kesembuhan 58,67 persen,” ungkap Gubernur Koster yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dalam jumpa pers di Bale Gajah Komplek Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, Senin kemarin sore.
Menurut Koster, pasien yang berhasil sembuh ini terdiri dari 4 WNA dan 155 WNI. Sedangkan pasien Covid-19 di Bali yang meninggal tetap 4 orang, terdiri dari 2 WNA dan 2 WNI. Sementara jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat sebanyak 108 orang (40 persen).
Koster menjelaskan, berbagai kebijakan dan upaya dalam penanganan Covid-19, sampai saat ini telah menunjukkan hasil yang nyata dengan memakai 3 indikator penting. Pertama, rata-rata penambahan pasien positif Covid-19 per hari di Bali sebanyak 7 orang (peringkat terendah keempat se-Indonesia), lebih rendah daripada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Banten.
Data menunjukkan bahwa pasien positif Covid-19 di Bali sebagian besar bersumber dari PMI/ABK (54 persen), transmisi lokal Bali (36 persen), tertular di daerah luar Bali (7 persen), dan WNA (3 persen). "Sedangkan kasus di provinsi lain, pasien positif sebagian besar merupakan transmisi lokal," beber Koster.
Koster juga membeberkan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bali mencapai 58,67 persen, merupakan paling tinggi se-Indonesia. Bahkan, tingkat kesembuhan di Bali jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 16,86 persen dan dunia yang mencapai 32,10 persen. "Di Bali, rata-rata lama perawatan pasien positif Covid-19 sampai sembuh adalah 13 hari, masa perawatan paling cepat 3 hari, dan paling lama 39 hari (untuk kasus berat)," ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sedangkan prosentase pasien positif Covid-19 di Bali yang meninggal hanya 4 orang atau 1,48 persen. Ini paling rendah di antara 9 provinsi lainnya, bahkan jauh di bawah rata-rata nasional (7,46 persen) dan dunia (7,04 persen). Patut dicatat, dari 4 pasien meninggal di Bali, 2 orang merupakan WNA, 1 orang dari daerah luar Bali, dan 1 orang PMI/ABK warga Bali.
"Meskipun Bali tidak menerapkan PSBB, tetapi sejauh ini penanganan Covid-19 menunjukkan hasil yang lebih baik/terkendali. Padahal, sebelumnya berbagai pihak sangat mengkhawatirkan Bali akan terancam Covid-19 karena sebagai destinasi wisata dunia terbesar di Indonesia. Tetapi sejauh ini, fakta menunjukkan hal yang kontras berbeda," beber Koster yang kemarin didampingi Sekretaris GTPP Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin.
Koster juga dengan bangga mengungkapkan pemerintah pusat melalui Menko Maritim dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan, telah memonitor penanganan Covid-19 di Bali. Bahkan, sudah dibahas dalam rapat kabinet dan dilaporkan kepada Presiden Jokowi.
"Beliau (Luhut) menyampaikan bahwa penanganan Covid-19 di Bali sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu, beliau memberi arahan dan menugaskan saya sebagai Gubernur dan Ketua Gugus Tugas Provinsi Bali agar penanganan Covid-19 semakin baik dan terus ditingkatkan. Bali diharapkan akan menjadi provinsi pertama yang pandemi Covid-19 bisa berakhir. Dalam upaya tersebut, beliau sangat mengapresiasi peran desa adat dan desa di Bali yang mampu menjaga wilayahnya dengan sangat ketat sehingga bisa mencegah penyebaran Covid-19," tegas Koster.
Meski demikian, kata Koster, penanganan Covid-19 harus dimantapkan dan terus ditingkatkan secara bersama-sama Gugus Tugas Provinsi, Gugus Tugas Kabupaten/Kota se-Bali, Desa Adat, Desa, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa, dan para pihak serta masyarakat agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Karena itu, Koster mengimbau dan menegaskan kembali berlakunya Instruksi Gubernur Nomor 8551 Tahun 2020. Pertama, agar masyarakat benar-benar berperilaku tertib dengan disiplin sosial yang tinggi, yaitu belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah, membatasi aktivitas dan interaksi dengan masyarakat di luar rumah. Kedua, memperkuat pembatasan kegiatan keramaian dan objek wisata.
Ketiga, memperkuat pembatasan kegiatan adat dan agama. Keempat, memperkuat pembatasan masyarakat melakukan perjalanan ke luar dan/atau masuk ke Bali, kecuali angkutan logistik, keperluan penanganan kesehatan, penanganan keamanan, dan tugas resmi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kelima, memperketat pengawasan dan seleksi terhadap perlintasan orang dan/atau penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Padangbai, dan lainnya.
Dengan memperhatikan penambahan pasien positif Covid-19 di Desa Abuan (Kecamatan Susut, Bangli), Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem), dan Desa Bondalem (Kecamatan Tejakula, Buleleng), Gubernur Koster telah memutuskan bersama Bupati agar tiga desa tersebut diisolasi secara ketat selama 14 hari. "Saya meminta agar Bupati bersama Dandim dan Kapolres mengawasi dengan ketat pelaksanaan isolasi di tiga wilayah tersebut. Kalau ada warga yang melanggar, agar ditindak tegas. Masyarakat harus bersedia disiplin demi keselamatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya. Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi telah menyiapkan sembako bagi warga yang membutuhkan," tegas Koster.
Koster mengingatkan, dari 9 kabupaten/kota di Bali, penambahan pasien positif Covid paling banyak terjadi di Bangli, Buleleng, Karangasem, dan Denpasar. Karena itu, Bupati/Walikota di wilayah tersebut agar berani bertindak tegas untuk memperketat pergerakan masyarakatnya. "Sampai saat ini, pencapaian penanganan Covid-19 di Bali sudah baik. Pencapaian ini adalah berkat kerja bersama/gotong-royong antara Gubernur Bali, Kapolda Bali, Pangdam IX/Udayana, Bupati/Walikota se-Bali, para tenaga medis, para bandesa adat, para kepala desa, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa, dan berbagai pihak,” katanya. *nat
Komentar