nusabali

Pihak Adat Tak Restu Gelar Ngaskara di Rumah Duka

  • www.nusabali.com-pihak-adat-tak-restu-gelar-ngaskara-di-rumah-duka

Pihak keluarga tidak diizinkan menggelar upacara Ngaskara di rumah duka sebelum pengabenan jenaah Ni Luh Budiasih, karena Desa Pakraman Susuan tengah menyiapkan Karya Mamungkah lan Nubung Daging pasca ritual Ngempet

Guru BK SMAN 2 Amlapura Meninggal Akibat Penyakit Kanker Usus


AMLAPURA, NusaBali
Seorang guru SMA Negeri 2 Amlapura, Karangasem, Ni Luh Budiasih, 56, meninggal dalam perawatan di RS Sanglah, Denpasar, Rabu (31/8) siang, akibat digerogoti penyakit kanker usus. Persoalan muncul, karena pihak keluarga ngotot minta menggelar upacara Ngaskara di rumah duka di Desa Pakraman Susuan, Kecamatan Karangasem dalam situasi pihak adat sudah memberlakukan ngempet. Bahkan, Wakil Bupati Karangasem, Wayan Arta Dipa, sampat turun tangan ke rumah duka untuk bantu carikan solusi.

Almarhum Luh Budiasih, yang kesehariannya sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMAN 2 Amlapura, menghembuskan napas terakhir di RS Sanglah, Rabu siang sekitar pukul 11.00 Wita. Sebeleum meninggal, Luh Budiasih sempat keluar masuk RS Sanglah selama sebulan terakhir akibat kanker usus yang dideritanya. Almarhum berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami tercinta, I Wayan Berata, 59, dan seorang anak perempuan, Putu Titin Priyantini, serta satu cucu.

Pasangan Wayan Berata dan almarhum Luh Budiasih sebetulnya berasal dari Lingkungan Belong, Kelurahan Karangasem, namun selama ini tinggal di Desa Pakraman Susuan. Terungkap, pihak keluarga duka meninginkan jenazah almarhum diabenkan di Setra Juuk Manis, Desa Pakraman Susuan. Nah, sebelum upacara pengabenan, pihak keluarga inin menggelar upacara Ngaskara (ritual penyucian atma pitra menjadi pitara) di rumah duka, Desa Pakraman Susuan.

Ternyata, keinginan menggelar upacara Ngaskara tersebut tidak mendapat restu dari pihak adat, karena Desa Pakraman Susuan tengah melakukan persiapan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Kahyangan Tiga yang puncaknya berlangsung pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu, 15 Oktober 2016 depan. Sebelumnya, Desa Pakraman Susuan juga telah menggelar upacara Ngempet (tertutup jalan untuk menggelar pengabenan) pada Sukra Pon Kulantir, Jumat, 25 Desember 2015 lalu. Pihak adat mempersilakan digelarnya ngaben di Setra Juuk Manis, namun tidak mengizinkan dilakukan upacara Ngaskara di rumah duka.

Karena persoalan ini, Kapolsek Karangasem, Kompol Anwar Sasmito, melaporkan situasi yang terjadi kepada Wakil Bupati Karangasem Wayan Arta Dipa. Akhirnya, Wabup Artha Dipa pun terjun ke rumah duka di Desa Pakraman Susuan, Jumat (2/9) pagi pukul 08.00 Wita. Wabup Arta Dipa turun bersama Kapolsek Anwar Sasmito dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Karangasem, Ida Bagus Putu Suastika, menemui suami korban, Wayan Berata dan keluarganya.


SELANJUTNYA . . .

Komentar