nusabali

Pihak Adat Tak Restu Gelar Ngaskara di Rumah Duka

  • www.nusabali.com-pihak-adat-tak-restu-gelar-ngaskara-di-rumah-duka

Pihak keluarga tidak diizinkan menggelar upacara Ngaskara di rumah duka sebelum pengabenan jenaah Ni Luh Budiasih, karena Desa Pakraman Susuan tengah menyiapkan Karya Mamungkah lan Nubung Daging pasca ritual Ngempet

Dalam pertemuan itu, Wayan Berata menceritakan bahwa sebelum meninggal, almarhum istrinya sempat berpesan agar menggelar upacara ngaben secara sederhana, yang diawali dengan upacara Ngaskara di rumah duka. Almarhum menginginkan agar diabenkan di Setra Juuk Manis, Desa Pakraman Susuan, dengan prosesi berawal dari Ngaskara di rumah duka.

Apalagi, menurut Wayan Berata, ibu kandungnya yakni Ni Wayan Resi dulunya juga diabenkan di Setra Juuk Manis, 5 tahun silam, yang prosesinya dimulai dari Ngaskara di rumah duka. “Saya hanya menyampaikan permintaan almarhum yang ingin diabenkan di Setra Juuk Manis, dengan upacara diawali dari rumah duka,” jelas Wayan Berata, yang sehari-hari bertugas di Yayasan Yasa Kerti Amlapura.

Wabup Arta Dipa dan kepala Kesbangpolinmas Karangasem, IB Putu Suastika, belum bisa memberikan solusi atas permintaan keluarga almarhum Budiasih. Sepulang dari rumah duka, rombongan Wabup Arta Dipa langsung menemui Ida Pedanda Gede Ketut Abah dii Griya Jungutan, Banjar Beji, Desa Pakraman Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, untuk mohon petunjuk.

Ternyata, Ida Pedanda Gede Ketut Abah juga memberikan petunjuk agar pihak keluarga mengurungkan niatnya untuk menggelar upacara Ngaskara di rumah duka, sehubungan telah dilaksanakannya ritual Ngumpet jelang Karya Mamungkah lan Nubung Daging.

Menindaklanjuti petunjuk dari Pedanda Gede Ketut Abah, Bendesa Pakraman Susuan, I Ketut Tama, pun mendatangi keluarga duka, Jumat kemarin. Namun, dari pertemuan tersebut, tetap belum ditemukan solusi. “Kami tetap larang menggelar upacara Ngaskara di rumah duka yang masuk wewidangan Desa Pakraman Susuan. Kalau soal ngaben di Setra Juuk Manis, silakan saja,” tandas Ketut Tama.

Almarhum Luh Budiasih merupakan guru kelahiran Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, 31 Desember 1960, yang menikah ke Karangasem. Almarhum mengawali kariernya sebagai PNS yang diangkat tahun 1992. Begitu diangkat menjadi PNS, almarhum langsung bertugas di SMKN 1 Denpasar (1992-1998). Kemudian, Luh Budiasih pindah tugas ke SMKN 3 Sukawati, Gianyar (1998-2003), lanjut ke SMKN Abang, Karangasem (2003-2005).

Barulah sejak tahun 2005 almarhum bertugas sebagai guru BK di SMAN 2 Amlapura. “Kami merasa kehilangan atas meninggalnya salah satu guru BK kami itu (almarhum Budiasih, Red),” ungkap Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Amlapura, I Nengah Miyasa, Jumat kemarin. * k16

Komentar