nusabali

Koster Siapkan Skema Penanganan Maksimal

Antisipasi Kepulangan PMI/ABK, Bupati/Walikota Dikumpulkan

  • www.nusabali.com-koster-siapkan-skema-penanganan-maksimal

Tak mau kecolongan, GTPP Covid-19 Bali akan langsung uji swab sebanyak dua kali PMI/ABK yang baru pulang, tanpa harus di-rapid test dulu

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster kumpulkan para Bupati/Walikota se-Bali di Bale Gajah Rumah Jabatan Kompleks Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, Senin (11/5) siang, untuk antisipasi rencana kepulangan susulan pekerja migran Indonesia (PMI)/anak buah kapal (ABK) dari luar negeri. Gubernur Koster siapkan skema penanganan maksimal untuk PMI/ABK.

Rapat koordinasi Gubernur Koster dengan para Bupati/Walikota se-Bali, Senin kemarin, digelar selama 3 jam sejak siang pukul 14.00 Wita hingga sore pukul 17.00 Wita. Dalam pertemuan itu, Gubernur Koster didampingi Wagub Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati alias Cok Ace dan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr I Ketut Suarjaya, dan Kepala BPBD Provinsi Bali I Made Rentin.

Sedangkan kepala daerah yang hadir adalah Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Bupati Buleleng I Putu Agus Suradnyana, Bupati Bangli I Made Gianyar, dan Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra. Sementara yang hadir mewakili kepala daerah adalah Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawam.

Rapat tersebut tertutup untuk awak media. Keterangan pers dilakukan satu pintu melalui Gubernur Koster, yang sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Dalam keterangan persnya usai pertemuan kemarin sore, Gubernur Koster menyebutkan rapat tersebut digelar untuk menyiapkan penanganan PMI/ABK, baik yang sudah dikarantina maupun yang segera akan pulang ke Bali.

Gubernur Koster menegaskan tidak mau lagi kecolongan seperti kasus di Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli dan beberapa desa lainnyai, di mana terjadi kasus transmisi lokal Covid-19 yang disebabkan PMI/ABK tidak disiplin karantina. "Jadi, kita siapkan lebih awal, terutama penanganan PMI yang dikarantina dan yang akan datang ke Bali. Kita tidak ingin kasus di Bangli terulang. Angka penyebaran Covid-19 harus ditekan semaksimal mungkin, terutama dari PMI/ABK ini," tandas Koster.

Menurut Koster, saat ini ada PMI/ABK yang sedang dikarantina di beberapa tempat yang disiapkan pemerintah. Mereka harus diuji swab 2 kali, dengan hasil negatif berturut-turut, sebelum dibolehkan pulang ke rumah masing-masing. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan para Bupati/Walikota se-Bali terkait masalah ini.

Sementara, PMI/ABK yang rencananya pulang ke Bali akan ditangani Gugus Tugas Nasional, tapi difasilitasi oleh Pemprov Bali. Ada yang akan pulang naik kapal pesiar melalui Pelabuhan Benoa (Denpasar Selatan), ada pulang lewat udara melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung).

"Prinsipnya sama, PMI/ABK yang baru datang itu akan dikarantina. Mereka akan diuji swab, tidak lagi dilakukan rapid test karena tidak menentukan itu,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.

Kemudian, bagi PMI/ABK yang negatif berdasar hasil uji swab pertama, akan dibawa ke karantina di kabupaten/kota. Sepekan pasca uji swab pertama, kata Koster, mereka akan kembali diuji swab kedua. “Kalau hasil uji swab kedua negatif, baru dipulangkan. Sebaliknya, kalau hasilnya positif, akan dirawat," tegas Koster.

Sementara itu, penanganan terhadap warga di desa adat atau desa/kelurahan yang keluarganya terpapar Covid-19 dari tranmisi lokal, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten/Kota akan menangani secara khusus. Termasuk dipetakan desa adat dan desa/kelurahannya.

Saat ini, kata Koster, sudah dilakukan isolasi atau karantina di Desa Abuan (Kecamatan Susut, Bangli), Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem), dan Desa Bondalem (Kecamatan Tejakula, Buleleng). Sekarang akan dipetakan lagi desa mana saja yang bakal menerima kepulangan PMI/ABK dan potensial terjadi penularan Covid-19.

“Untuk itu, harus dilakukan rapid test kepada PMI/ABK yang pulang ke Bali periode 1 Februari sampai 22 Maret 2020 di semua desa adat dan desa/kelurahan. Ada data itu by name, by address, dengan total 4.800 orang yang dilakukan Gugus Tugas Provinsi dan Kabupaten/Kota," papar Koster. "Pekan ini mereka sudah bisa diketahui, apakah hasilnya positif atau negatif."

Sedangkan untuk percepatan penanganan Covid-19 di kabupaten/kota, menurut Koster, targetnya dinaikkan. Tingkat kesembuhan mencapai 65,50 persen. Per Senin kemarin, pasien Covid-19 di Bali yang sudah sembuh mencapai 210 orang atau 66,88 persen dari total 314 kasus positif.

"Kalau saya pantau dari pasien yang dirawat di rumah sakit, yang menjalani perawatan sekitar 12 hari, kira -kira yang akan sembuh itu bertambah terus. Dalam waktu 2-3 hari ini akan bertambah banyak yang sembuh. Maka penanganan harus makin ditingkatkan. Saat ini ada 100 orang yang dalam perawatan. Kita harus rem supaya tidak ada kasus baru lagi. Kalau pun ada penambahan angka yang positif jangan sampai lebih banyak dari yang sembuh," harap Koster.

Koster juga meminta semangat dan kebersamaan untuk penanganan Covid-19 harus tetap terjaga. Itu sebabnya, kemarin para Bupati/Walikota dikumpulkan untuk menyamakan persepsi. "Apalagi sekarang akan datang lagi PMI/ABK. Kita kan nggak tahu nih berapa yang akan datang lagi ke Bali," terang mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali dua kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Menurut Koster, ke depan diperkirakan akan datang 16 kapal pesiar mengangkut PMI dari luar negeri. Namun, belum diketahui berapa orang asal Bali. “Totalnya sekitar 2.000 orang, ini akan dihandle Gugus Tugas Nasional. Mereka akan tetap diuji swab. Yang negatif dibalikin (ke daerah kabupaten/kota di Bali), yang positif dirawat. Kalau PMI/ABK asal Bali saat ditangani di Jakarta ternyata positif, ya mereka dirawat. Kalau negatif, dipulangkan ke Bali," katanya.  *nat

Komentar