Bangli Kaji Penerapan PKM
Positif Corona di Bangli 70 Kasus, Seluruh 17 Pasien dari Serokadan Berhasil Sembuh
BANGLI, NusaBali
Meski menjadi daerah di Bali dengan jumlah pasien Covid-19 (virus Corona) terbanyak yakni 70 kasus, Kabupaten Bangli belum putuskan untuk terapkan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Bupati Bangli I Made Gianyar menyatakan penerapan PKM di Gumi Sejuk masih perlu dikaji matang. Sementara, muncul berita gembira di mana seluruh 17 pasien Covid-19 asal Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli berhasil sembuh.
Bupati Made Gianyar menyebutkan, kebijakan PMK itu hampir sama dengan penerapan social distancing dan physical distancing, namun berbeda istilah. Sejauh ini, belum ada keputusan untuk terapkan PKM di Bangli. Menurut Gianyar, untuk penerapan PKM harus melalui kajian yang matang. Pihaknya akan melakukan rapat dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Bangli.
"Tentu kami akan rapatkan lebih dulu dengan tim. Kemudian, dari rapat tersebut ditarik kesimpulan apakah perlu atau tidak dilaksanakan penerapan PKM di Bangli,” terang Gianyar yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (11/5). Menurut Gianyar, pihaknya juga mencari masukan dari daerah lainnya, sehingga jika dilakukan penerapan PKM di Bangli, bisa termanage menjadi satu kesatuan.
Terkiat kasus positif Covid-19 di Bangli yang didominasi penyebaranya dari pekerja migran Indonesia (PMI), menurut Gianyar, yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran para PMI dan keluarganya serta masyarakat untuk mentaati segala imbauan soal protokol cegah penyebaran Corona. “Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tandas politisi PDIP asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.
Selaku Bupati dan sekaligus Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli, Gianyar berjanji akan akan berbuat maksimal untuk menekan kasus Corona di daerahnya. “Mudah-mudah bulan Mei 2020 ini menjadi puncak Covid-19 dan setelah itu angka kasus positif bisa menurun, bahkan zero,” harap Gianyar.
Sementara itu, Humas GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, menyatakan positif Corona di Gumi sejuk saat ini mencapai 70 kasus. Dari sisi sebaran, terbanyak terjadi di wiloayah Kecamatan Susut yakni mkencapai 40 kasus, disusul Kecamatan Bangli (17 kasus), Kecamatan Tembuki (8 kasus), dan Kecamatan Kintamani (5 kasus).
Dari jumlah itu, pasien Covid-19 di Bangli yang sudah berhasil sembuh saat ini mencapai 42 orang (60,00 persen). “Sedangkan pasien Covid-19 yang masih dirawat sebanyak 28 orang (40,00 persen),” jelas Dirgayusa yang juga Kadis Kominfo dan Sandi Kabupaten Bangli, Senin kemarin.
Perlu dicatat, jumlah pasien sembuh terbanyak juga berada di Kecamatan Susut, mencapai 27 orang. Termasuk di dalamnya seluruh 17 pasien Covid-19 asal Banjar Seroikadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut yang wilayahnya kini dikarantina. Per Senin kemarin, ada tambahan 2 pasien dari Banjar Serokadan yang dinyatakan sembuh.
Dari total 42 kasus positif Covid-19 di wilayah Kecamatan Susut, menurut Dirgayusa, 27 orang di antaranya asal Desa Abuan, yang tersebar di tiga banjar berbeda. Rinciannya, 17 kasus di Banjar Sero-kadan, 7 kasus di Banjar Abuan, dan 3 kasus di Bajjuar Sala. “Seluruh 17 kasus positif Banjar Serokadan sudah berhasil sembuh. Sedangkan dari 7 pasien dari Banjar Abuan, baru 4 orang sembuh. Demikian pula dari 3 pasien asal Banjar Sala, baru 1 dinyatakan sembuh,” tandas birokrat asal Desa Demulih, Kecamatan Susut ini.
Bangli sendiri merupakan daerah dengan kasus positif Covid terbanyak di Bali, yakni 70 kasus. Bangli mengungguli Kota Denpasar yang memiliki 57 kasus positif Covid-19, disusul Buleleng (56 kasus), Karangasem (28 kasus), Gianyar (24 kasus), Badung (24 kasus), Klungkung (19 kasus), Jembrana (12 kasus), dan Tabanan (11 kasus).
Berdasarkan data yang diperoleh NusaBali dari tim kesehatan Pemprov Bali, kasus positif Corona di Bangli didominasi PMI/ABK (38 kasus). Sisanya, 30 orang kasus transmisi lokal (tertular di daerah) dan 2 orang punya riwayat perjalanan ke daerah lain di luar Bali. *esa
Bupati Made Gianyar menyebutkan, kebijakan PMK itu hampir sama dengan penerapan social distancing dan physical distancing, namun berbeda istilah. Sejauh ini, belum ada keputusan untuk terapkan PKM di Bangli. Menurut Gianyar, untuk penerapan PKM harus melalui kajian yang matang. Pihaknya akan melakukan rapat dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Bangli.
"Tentu kami akan rapatkan lebih dulu dengan tim. Kemudian, dari rapat tersebut ditarik kesimpulan apakah perlu atau tidak dilaksanakan penerapan PKM di Bangli,” terang Gianyar yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (11/5). Menurut Gianyar, pihaknya juga mencari masukan dari daerah lainnya, sehingga jika dilakukan penerapan PKM di Bangli, bisa termanage menjadi satu kesatuan.
Terkiat kasus positif Covid-19 di Bangli yang didominasi penyebaranya dari pekerja migran Indonesia (PMI), menurut Gianyar, yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran para PMI dan keluarganya serta masyarakat untuk mentaati segala imbauan soal protokol cegah penyebaran Corona. “Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tandas politisi PDIP asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.
Selaku Bupati dan sekaligus Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli, Gianyar berjanji akan akan berbuat maksimal untuk menekan kasus Corona di daerahnya. “Mudah-mudah bulan Mei 2020 ini menjadi puncak Covid-19 dan setelah itu angka kasus positif bisa menurun, bahkan zero,” harap Gianyar.
Sementara itu, Humas GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, menyatakan positif Corona di Gumi sejuk saat ini mencapai 70 kasus. Dari sisi sebaran, terbanyak terjadi di wiloayah Kecamatan Susut yakni mkencapai 40 kasus, disusul Kecamatan Bangli (17 kasus), Kecamatan Tembuki (8 kasus), dan Kecamatan Kintamani (5 kasus).
Dari jumlah itu, pasien Covid-19 di Bangli yang sudah berhasil sembuh saat ini mencapai 42 orang (60,00 persen). “Sedangkan pasien Covid-19 yang masih dirawat sebanyak 28 orang (40,00 persen),” jelas Dirgayusa yang juga Kadis Kominfo dan Sandi Kabupaten Bangli, Senin kemarin.
Perlu dicatat, jumlah pasien sembuh terbanyak juga berada di Kecamatan Susut, mencapai 27 orang. Termasuk di dalamnya seluruh 17 pasien Covid-19 asal Banjar Seroikadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut yang wilayahnya kini dikarantina. Per Senin kemarin, ada tambahan 2 pasien dari Banjar Serokadan yang dinyatakan sembuh.
Dari total 42 kasus positif Covid-19 di wilayah Kecamatan Susut, menurut Dirgayusa, 27 orang di antaranya asal Desa Abuan, yang tersebar di tiga banjar berbeda. Rinciannya, 17 kasus di Banjar Sero-kadan, 7 kasus di Banjar Abuan, dan 3 kasus di Bajjuar Sala. “Seluruh 17 kasus positif Banjar Serokadan sudah berhasil sembuh. Sedangkan dari 7 pasien dari Banjar Abuan, baru 4 orang sembuh. Demikian pula dari 3 pasien asal Banjar Sala, baru 1 dinyatakan sembuh,” tandas birokrat asal Desa Demulih, Kecamatan Susut ini.
Bangli sendiri merupakan daerah dengan kasus positif Covid terbanyak di Bali, yakni 70 kasus. Bangli mengungguli Kota Denpasar yang memiliki 57 kasus positif Covid-19, disusul Buleleng (56 kasus), Karangasem (28 kasus), Gianyar (24 kasus), Badung (24 kasus), Klungkung (19 kasus), Jembrana (12 kasus), dan Tabanan (11 kasus).
Berdasarkan data yang diperoleh NusaBali dari tim kesehatan Pemprov Bali, kasus positif Corona di Bangli didominasi PMI/ABK (38 kasus). Sisanya, 30 orang kasus transmisi lokal (tertular di daerah) dan 2 orang punya riwayat perjalanan ke daerah lain di luar Bali. *esa
Komentar