Prajuru Adat Rencanakan Pembangunan Pura Tunggul Besi

Matur piuning digelar sebelum melaksanakan upacara ngeruak (memulai pekerjaan membangun pura). Usai persembahyangan, digelar paruman membahas rencana pembangunan pura. Bendesa Adat Temukus, I Nengah Sindia, mengatakan Pura Tunggul Besi rusak akibat bencana Gunung Agung pada tahun 1963. Hanya menyisakan palinggih bebaturan dan tanah lapang. Pembangunan dan perbaikan Pura Tunggul Besi telah lama direncanakan, hanya saja belum ada anggaran. Rencananya, membangun palinggih tapasana, padmasaji, dyunmanik, gedong betel, maha kala, naga swara, bale panjang, bale pengaruman, asagan banten, dan bale pamujan.

Material batu rencananya didatangkan dari Sungai Kampek yang ada di dekat pemukiman Desa Adat Temukus, sejauh 1,5 kilometer dari Pura Tunggul Besi. “Saya berharap dalam waktu dekat ini bisa menggelar upacara ngeruak,” jelas I Nengah Sindia. Pembangunan Pura Tunggul Besi tanpa candi gelung, candi bentar, dan tembok panyengker. Pura Tunggul Besi konsepnya beda dengan pura yang lain. “Sesuai sejarahnya, Pura Tunggul Besi tanpa tembok panyengker, tanpa candi gelung, dan candi bentar,” tambahnya.

Turut hadir mendukung rencana pembangunan itu, dan siap mendatangkan alat berat yakni tokoh Karangasem, I Gusti Made Tusan. “Saya siap mendukung sesuai kemampuan. Mari kita sama-sama ngayah,” ungkap suami Bupati Karangasem itu memotivasi. Paruman dihadiri Bendesa Adat Tarib Jro Mangku Surita, Bendesa Adat Tukad Besi Made Gunaksa, sulinggih Ida Pandita Dukuh Mona Acarya Nanda dari Geria Agung Dukuh Tengaling Pada, Banjar Penusuan, Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Jro Mangku Parwata dari Lingkungan Belong, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Kadis Kebudayaan Karangasem I Putu Arnawa, Sekdis Kebudayaan I Made Rangkep, dan pangayah lainnya. *k16