Jelang Penampahan, Bonggol Pisang Batu Laris Manis
Para penikmat kuliner khas Galungan mulai memburu bonggol pisang untuk diolah menjadi tum atau pepes.
BANGLI, NusaBali
Bonggol pisang ini ada dijual sudah dalam bentuk halus maupun bongkahan. Harganya bervariasi mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 8.000 per bungkus. Para pedagang bungkil gedebong (bonggol pisang) pun sumringah kecipratan rezeki Galungan.
Salah seorang penjual bonggol pisang di Pasar Kidul Bangli, Ni Wayan Sriati, mengaku bawa 80 bungkus bonggol pisang. Tak sampai empat jam, dagangannya itu habis terjual. Ia mengaku sering jualan bonggol pisang baik yang sudah diparut maupun bongkahan jelang H-2 Galungan atau saat Pangejukan Galungan. Menurutnya, bonggol pisang laris manis karena menjadi bahan favorit dicampur daging babi dicincang untuk bahan tum. “Bawa 80 bungkus sudah habis terjual,” ungkap Sriati, Senin (5/9).
Pantauan di Pasar Kidul Bangli, bungkil pisang yang diparut halus, harganya Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per bungkus. Masih bentuk bongkahan harganya Rp 1.000 per potong. Bonggol pisang yang baik untuk tum babi adalah jenis pisang batu. Serat bonggol pisang batu ini halus, rasanya tawar, tidak kecut. Bungkil pisang batu tahan lama, tidak cepat basi. Di Bangli, bungkil pisang batu gampang didapat karena banyak warga membudidayakannya.
Selain bungkil pisang batu, keperluan Galungan yang ramai dicari warga adalah daun pakis. Daun pakis umumnya digunakan untuk pelawa pada palinggih di sanggah atau merajan, dan tempat suci lainnya. Biasanya daun pakis ini dipasangkan dengan padang kasna dan bunga ratna. Tak hanya orang dewasa, daun pakis banyak dijajakan anak sekolahan. Harganya cukup murah, 4 ikat dijual Rp 1000. Satu ikat daun pakis terdiri 5-6 helai. “Saya cari di Pucangan bersama ibu,” ujar Ni Nyoman Supriati, seorang anak penjual pakis. Dikatakan, selain jual pakis, Supriati juga membantu orangtuanya jualan aneka keperluan Galungan.
Sementara H-2 Galungan, Pasar Kidul dan sekitarnya dipadati pengunjung. Pedagang meluber sampai sebelah selatan catuspata Bangli. Pedagang meluber mulai pukul 03.00 Wita. Membeludaknya pedagang dan pembeli di Pasar Kidul Bangli, Polsek Bangli pun turun tangan mengatur lalu lintas. Anggota Polsek Bali dibantu petugas Dinas Perhubungan dan Komunikasi Pemkab Bangli. “Sejak dini hari kita standby di sini,” ujar Kapolsek Bangli Kompol I Dewa Gede Mahaputra. Penjagaan dan pengamanan, kata Kompol Mahaputra, sesuai keputusan rapat bersama di Kantor Dishubkominfo Bangli. * k17
Bonggol pisang ini ada dijual sudah dalam bentuk halus maupun bongkahan. Harganya bervariasi mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 8.000 per bungkus. Para pedagang bungkil gedebong (bonggol pisang) pun sumringah kecipratan rezeki Galungan.
Salah seorang penjual bonggol pisang di Pasar Kidul Bangli, Ni Wayan Sriati, mengaku bawa 80 bungkus bonggol pisang. Tak sampai empat jam, dagangannya itu habis terjual. Ia mengaku sering jualan bonggol pisang baik yang sudah diparut maupun bongkahan jelang H-2 Galungan atau saat Pangejukan Galungan. Menurutnya, bonggol pisang laris manis karena menjadi bahan favorit dicampur daging babi dicincang untuk bahan tum. “Bawa 80 bungkus sudah habis terjual,” ungkap Sriati, Senin (5/9).
Pantauan di Pasar Kidul Bangli, bungkil pisang yang diparut halus, harganya Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per bungkus. Masih bentuk bongkahan harganya Rp 1.000 per potong. Bonggol pisang yang baik untuk tum babi adalah jenis pisang batu. Serat bonggol pisang batu ini halus, rasanya tawar, tidak kecut. Bungkil pisang batu tahan lama, tidak cepat basi. Di Bangli, bungkil pisang batu gampang didapat karena banyak warga membudidayakannya.
Selain bungkil pisang batu, keperluan Galungan yang ramai dicari warga adalah daun pakis. Daun pakis umumnya digunakan untuk pelawa pada palinggih di sanggah atau merajan, dan tempat suci lainnya. Biasanya daun pakis ini dipasangkan dengan padang kasna dan bunga ratna. Tak hanya orang dewasa, daun pakis banyak dijajakan anak sekolahan. Harganya cukup murah, 4 ikat dijual Rp 1000. Satu ikat daun pakis terdiri 5-6 helai. “Saya cari di Pucangan bersama ibu,” ujar Ni Nyoman Supriati, seorang anak penjual pakis. Dikatakan, selain jual pakis, Supriati juga membantu orangtuanya jualan aneka keperluan Galungan.
Sementara H-2 Galungan, Pasar Kidul dan sekitarnya dipadati pengunjung. Pedagang meluber sampai sebelah selatan catuspata Bangli. Pedagang meluber mulai pukul 03.00 Wita. Membeludaknya pedagang dan pembeli di Pasar Kidul Bangli, Polsek Bangli pun turun tangan mengatur lalu lintas. Anggota Polsek Bali dibantu petugas Dinas Perhubungan dan Komunikasi Pemkab Bangli. “Sejak dini hari kita standby di sini,” ujar Kapolsek Bangli Kompol I Dewa Gede Mahaputra. Penjagaan dan pengamanan, kata Kompol Mahaputra, sesuai keputusan rapat bersama di Kantor Dishubkominfo Bangli. * k17
1
Komentar