Uang Saku Atlet Bali Merosot 20 Persen
Peningkatan jumlah atlet hingga 100 persen tak diikuti dengan peningkatan uang saku. Bahkan uang saku atlet yang di PON 2012 sebelumnya Rp 10 juta dipangkas menjadi Rp 8 juta.
DENPASAR, NusaBali
Atlet PON Bali yang bakal berlaga di PON Jabar XIX 17-29 September harus pandai berhemat. Pasalnya, para patriot olahraga Bali itu akan menerima uang saku yang jumlahnya menurun, dibandingkan dengan uang saku diterima atlet yang berlaga di PON XVIII Riau 2012 silam. Penurunan uang saku yang bakal diterima atlet itu berjumlah Rp 8 juta bakal dibagikan mulai Selasa (6/9) ini. Jumlah itu menurun dibanding uang saku saat di PON Riau karena saat PON Riau uang saku atlet berjumlah Rp 10 juta.
Menurut pelatih cabang olahraga panjat tebing PON Bali, Suhardi Eka Prasetya, itu tidak realistis dengan kondisi sekarang ini. "Kami sangat sayangkan dengan penurunan uang saku itu, meski di sisi lain kami menyadari dan memaklumi karena jumlah atlet PON sekarang ini jauh membengkak dari sebelumnya,” kata Suhardi, Senin (5/9).
Sebenarnya kata dia, hak atlet jangan sampai kurang seperti itu lantaran bisa berdampak terhadap motivasi atlet. Apalagi banyak atlet yang turun di PON Jabar ini juga pernah turun di PON Riau silam. Dampak paling parah, jangan sampai berdampak kurang bagus terhadap psikologis atlet, meski tak bisa dipungkiri dampak itu dirasakan atlet. "Saya tetap berpikir positif saja, tapi penurunan itu tidak terjadi mestinya," keluh Suhardi.
Sementara itu pelatih taekwondo PON Bali, Eko Saputro juga menyayangkan penurunan uang saku atlet. Menurutnya jelas hal itu membuat semangat atletnya berkurang. Sejatinya KONI Bali harus bijak dengan persoalan itu. “Kami sangat sayangkan juga dengan penurunan uang saku itu. Tapi kami tetap konsisten sebagai taekwondoin yang berjiwa profesional, akan terus mengejar prestasi dan medali yang menjadi tekad bersama di PON Jabar," terang Eko Saputro.
Perlu diketahu, pada PON Riau atlet yang berlaga total berjumlah 187, dengan posisi bertahan di peringkat 9. Sementara di PON Jabar nanti, jumlah atlet yang berlaga 362 atlet diluar pelatih dan ofisial, dengan target yang diberikan Gubernur Bali yakni tembus di posisi 5 besar. Hanya saja dari sisi anggaran untuk PON Jabar bertambah dua kali lipat lebih. Kini tembus di angka Rp 40 miliar.
Sementara itu kirab Api PON XIX sudah mulai dilakukan sejak Senin (5/9). Kirab akan menempuh jarak 1005,6 Km yang menyinggahi semua Kabupaten/Kota di Jabar dan diharapkan bisa jadi rekor Muri Indonesia.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan untuk kirab Api PON XIX menempuh jarak 1005,6 KM dan dimulai dari Kabupaten Indramayu sampai akhir di Bandung. "Kami harapkan kirab Api PON ini dicatat di rekor MURI, karena ini yang terpanjang di Indonesia selama diadakannya PON, yaitu 1005,6 KM," Kata Gubernur yang akrab disapa Aher.
Aher menuturkan kirab Api PON XIX ini akan menyinggahi semua daerah yang berada di Jawa Barat dan disambut oleh Pemerintah Daerah dan juga para atlet legendaris. "Ajang PON ini semoga bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia dengan olahraga, " ujarnya. Api PON diambil dari Desa Majakerta Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu.
Api itu ditemukan sekitar tahun 1820 saat dieksplorasi migas dan itu bermula dari gas alam yang sekarang menjadi salah satu penyumbang bagi bangsa yaitu adanya Pertamina. "Untuk itu api abadi ini sangat penting dan bersejarah bagi bangsa ini," kata Aher. *dek, ant
Atlet PON Bali yang bakal berlaga di PON Jabar XIX 17-29 September harus pandai berhemat. Pasalnya, para patriot olahraga Bali itu akan menerima uang saku yang jumlahnya menurun, dibandingkan dengan uang saku diterima atlet yang berlaga di PON XVIII Riau 2012 silam. Penurunan uang saku yang bakal diterima atlet itu berjumlah Rp 8 juta bakal dibagikan mulai Selasa (6/9) ini. Jumlah itu menurun dibanding uang saku saat di PON Riau karena saat PON Riau uang saku atlet berjumlah Rp 10 juta.
Menurut pelatih cabang olahraga panjat tebing PON Bali, Suhardi Eka Prasetya, itu tidak realistis dengan kondisi sekarang ini. "Kami sangat sayangkan dengan penurunan uang saku itu, meski di sisi lain kami menyadari dan memaklumi karena jumlah atlet PON sekarang ini jauh membengkak dari sebelumnya,” kata Suhardi, Senin (5/9).
Sebenarnya kata dia, hak atlet jangan sampai kurang seperti itu lantaran bisa berdampak terhadap motivasi atlet. Apalagi banyak atlet yang turun di PON Jabar ini juga pernah turun di PON Riau silam. Dampak paling parah, jangan sampai berdampak kurang bagus terhadap psikologis atlet, meski tak bisa dipungkiri dampak itu dirasakan atlet. "Saya tetap berpikir positif saja, tapi penurunan itu tidak terjadi mestinya," keluh Suhardi.
Sementara itu pelatih taekwondo PON Bali, Eko Saputro juga menyayangkan penurunan uang saku atlet. Menurutnya jelas hal itu membuat semangat atletnya berkurang. Sejatinya KONI Bali harus bijak dengan persoalan itu. “Kami sangat sayangkan juga dengan penurunan uang saku itu. Tapi kami tetap konsisten sebagai taekwondoin yang berjiwa profesional, akan terus mengejar prestasi dan medali yang menjadi tekad bersama di PON Jabar," terang Eko Saputro.
Perlu diketahu, pada PON Riau atlet yang berlaga total berjumlah 187, dengan posisi bertahan di peringkat 9. Sementara di PON Jabar nanti, jumlah atlet yang berlaga 362 atlet diluar pelatih dan ofisial, dengan target yang diberikan Gubernur Bali yakni tembus di posisi 5 besar. Hanya saja dari sisi anggaran untuk PON Jabar bertambah dua kali lipat lebih. Kini tembus di angka Rp 40 miliar.
Sementara itu kirab Api PON XIX sudah mulai dilakukan sejak Senin (5/9). Kirab akan menempuh jarak 1005,6 Km yang menyinggahi semua Kabupaten/Kota di Jabar dan diharapkan bisa jadi rekor Muri Indonesia.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan untuk kirab Api PON XIX menempuh jarak 1005,6 KM dan dimulai dari Kabupaten Indramayu sampai akhir di Bandung. "Kami harapkan kirab Api PON ini dicatat di rekor MURI, karena ini yang terpanjang di Indonesia selama diadakannya PON, yaitu 1005,6 KM," Kata Gubernur yang akrab disapa Aher.
Aher menuturkan kirab Api PON XIX ini akan menyinggahi semua daerah yang berada di Jawa Barat dan disambut oleh Pemerintah Daerah dan juga para atlet legendaris. "Ajang PON ini semoga bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia dengan olahraga, " ujarnya. Api PON diambil dari Desa Majakerta Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu.
Api itu ditemukan sekitar tahun 1820 saat dieksplorasi migas dan itu bermula dari gas alam yang sekarang menjadi salah satu penyumbang bagi bangsa yaitu adanya Pertamina. "Untuk itu api abadi ini sangat penting dan bersejarah bagi bangsa ini," kata Aher. *dek, ant
Komentar